Bongkar Mafia Solar Ilegal di Kaltim, Mabes Polri Ikut Turun Tangan, Sudah Amankan 4 Orang
Akurasi.id, Samarinda – Masih ingat dengan kasus pengolahan minyak ilegal yang telah diungkap oleh aparat kepolisian di 8 lokasi di wilayah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar)? Dalam perkara itu, polisi menetapkan 4 orang tersangka menjalang penghujung 2019 silam.
baca juga: Satu Lagi Lokasi Penyulingan Minyak Ilegal Ditemukan, Mafia hingga Kini Masih Melenggang Bebas?
Teranyar, diduga masih berkaitan dengan kasus serupa, Korps Bhayangkara menurunkan langsung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang dibantu jajaran Unit Polda Kaltim dan Satgas Pertamina melakukan penggeledahan di sebuah Kapal Landing Craft Tank (LCT) pada Kamis lalu (9/1/20) di Jalan Sungai Kapih, RT 03, Kelurahan Sungai Kapih, Kecamatan Sambutan.
Pada penggeledahan ini, dikabarkan bahwa kapal LCT tersebut tengah memuat ratusan ton solar ilegal. Polisi pun diketahui mengamankan 4 orang, dua di antaranya merupakan pemilik dermaga dan pemilik kapal. Namun identitas belum diketahui secara pasti.
Dari kapal tersebut sempat beredar kabar bahwa, pengungkapan ini masih berkaitan dengan salah satu perusahaan yang menjadi distribusi bahan bakar minyak di Kota Tepian –sebutan Samarinda- dan daerah sekitarnya.
Coba menelusuri informasi tersebut, sejumlah awak media pada Sabtu (11/1/20) sore, langsung menyambangi lokasi di mana kapal LCT itu diamankan. Saat itu terpantau, jika pintu menuju dermaga tempat LCT bernama Hamka Nusantara itu bertambat dalam keadaan tergembok rapat.
Kondisi kapal pun terpantau sepi tanpa aktivitas. Bahkan bentangan garis kuning bertuliskan ‘police line’ terlihat mengitari kapal tersebut. Karena lokasinya yang berada dekat dengam pemukiman warga, akhrinya awak media berhasil menghimpun keterangan.
Kepada awak media, narasumber yang tak ingin disebutkan namanya ini mengatakan, kalau LCT tersebut sudah ada dan berlabuh sejak sebulan silam. Beberapa hari sebelum aparat kepolisian tiba melakukan penggeledahan, diketahui kalau ada dua kapal lain yang bertambat mengitari LCT itu. Kapal ini bernama Mandiri VI dan Mutiara Sam.
“Setelah polisi datang, kapal itu sudah menghilang,” ucap perempuan berjilbab itu.
Lebih jauh diceritakan narasumber itu, bahkan sejak berlabuhnya LCT itu, tepatnya di depan pintu dermaga terpantau selalu ramai dengan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Dengan gamblang, narasumber itu mengatakan kalau beberapa bagian mobil yang terlihat memadati pintu dermaga, terdapat sebuah stiker bertuliskan IBS alias Indo Bahari Sukses.
Nama IBS sendiri diketahui sebagai perusahaan distribusi bahan bakar minyak. Sejumlah orang pun dikatakan kerap berkumpul di LCT itu, jauh sebelum bentang garis polisi terpasang. “Sampai larut malam kadang. Di mobil itu ada stiker IBS,” sebut sumber itu kepada awak media.
Ketika ditanya mengenai arti dan kepanjang dari tulisan IBS itu, narasumber ini dengan lantang menyebutkan kalau itu merupakan singkatan dari Indo Bahari Sukses. Nama salah satu perusahan. Meski sejatinya, ia tak mengetahui pasti ada kegiatan apa yang tengah dilakukan mereka di dalam dermaga tersebut.
“Orangnya kelihatan sombong, jadi kami tidak pernah berteguran,” imbuhnya.
Meski tidak mengetahui pasti kegiatan yang tengah dilakukan di dermaga tersebut. Namun ia dengan pasti mengatakan jika sejak kapal bertambat, ada sejumlah tumpahan minyak yang menodai aliran Sungai Mahakam. “Kalau mandi itu biasa gatal-gatal,” sambungnya.
PT IBS Tepis Bermain Solar Ilegal, Pertamina Asset V Hemat Berbicara
Dalam pengungkapan sebelumnya, nama perusahan PT IBS sendiri juga pernah disebutkan oleh warga sekitar, ketika petugas melakukan pengungkapan di salah satu lokasi pengolahan minyak ilegal di Kecamatan Palaran. Setidaknya tiga hari sekali mobil PT IBS kerap terpantau melintas.
Coba melakukan konfirmasi, awak media langsung menghubungi ke Legal PT IBS, Tomik Minzathu. Pria berperawakan tinggi itu menuturkan, pengungkapan adanya minyak yang diduga solar ilegal dalam LCT Hamka Nusantara, tidak ada kaitannya dengan PT IBS. Terlebih LCT yang dibentang garis polisi bukanlah milik PT IBS.
“Kami enggak punya kapal dengan nama itu,” sebutnya.
Sementara itu, saat disinggung mengenai kabar dari warga sekitar, yang kerap melihat seragam kerja dan mobil berstiker PT IBS, Tomik pun menutrukan kalau hal tersebut bisa dikarenakan adanya dermaga milik perusahaannya bekerja, yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Namun, saat ditanya kapal LCT yang dimiliki PT IBS. Tomik, mengatakan ada empat, yakni, Mutiara Mandiri VI, Mutiara Sam, Denis 45, dan Mandiri VII. “Saya pastikan tidak ada kaitannya. Itu hanya kebetulan dermaga milik kami juga berada di dekat sana,” tegasnya.
Terpisah, awak media kembali melakukan konfirmasi terhadap Andi Njo selaku Government and Public Relations Analyst Pertamina Asset V, namun ia masih enggan berkomentar lebih jauh.
“Kami belum bisa memberikan tanggapan. Kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Untuk lebih jelasnya bisa langsung ditanyakan ke sana,” balasnya melalui pesan singkat WhatsApp.
Perihal ada tidaknya pemanggilan yang dilakukan oleh kepolisian, Andi menjawab singkat jika sampai saat ini belum ada terkait hal tersebut. “Sejauh ini belum ada,” singkatnya.
Polda Kaltim Benarkan Adanya Penggeledahan
Coba menelusuri lebih jauh melalui Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Ade Yaya Suryana menuturkan, jika penggeledahan tersebut benar terjadi. Saat ini jajarannya pun telah mengamankan empat orang. Mereka masih dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mendalami perannya.
“Empat orang itu ya termasuk pemilik kapal dan dermaga. Semua yang terlibat dilapangan kami periksa. Kami akan lakukan secepatnya, Insyaallah Senin (13/1/20) nanti sudah bisa kami umumkan hasilnya ke publik,” beber Ade saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Sabtu (11/1/20) sore.
Bahkan untuk asal muasal dan tujuan kapal tersebut, sambung Ade, pihaknya juga masih melakukan pendalaman keterangan. “Setelah pemeriksaan selesai baru bisa kami ketahui akan ada berapa tersangka nantinya,” timpalnya.
Ketika disingung soal keterlibatan atau keterkaitan PT IBS yang telah disebutkan warga sekitar, Ade pun mengaku belum bisa memberikan komentarnya lebih jauh. Karena semua hal masih dalam pemeriksaan intens kepolisian.
“Belum bisa dipastikan. Ini kan masih ditelusuri dulu semuanya. Terlibat atau tidak nanti bisa kami ketahui dari keterangan empat orang yang sedang diperiksa saat ini,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Upi
Editor: Dirhanuddin