Menerabas Keterisolasian Jalan Kampung Timur Kanaan Dalam Semangat Gotong Royong TMMD Ke-120
Keputusan Satgas TMMD ke-120 Kodim 0908/Bontang Membangun Jalan di Kampung Timur, Kanaan, Layaknya Investasi Masa Depan
Saat anak-anak bertaruh pada mimpi. Dayung pembangunan jalan di Kampung Timur, Kanaan, Bontang, merupakan eskalator yang mengangkutnya. Isolasi puluhan kepala keluarga di desa tersebut, hanya dalam hitungan hari, dibuka lebar seiring dengan pembangunan infrastruktur TMMD ke-120 Kodim 0908/Bontang.
Akurasi.id, Bontang – Suara kokok ayam terdengar semakin nyaring. Rubah terbang dan kelelawar mencari tempat untuk bersembunyi. Langit di timur memerah. Menandakan pagi sudah menjelang. Induk ayam mulai keluar dan membimbing anak-anaknya mengais serangga di belakang rumah. Burung itu tampak tak peduli dengan pria yang duduk di beranda salah satu rumah di balik bukit kawasan Kampung Timur, RT 01, Kanaan, Bontang Barat.
Yermeas Tuke (49) yang baru terbangun dari tidurnya memilih keluar rumah untuk mencari udara segar. Ia kemudian duduk di atas lincak bambu di bawah pohon nangka. Kulitnya langsung merasakan hangatnya udara saat napasnya semakin dalam. Menikmati pertunjukan alam yang damai dan indah adalah kebiasaannya setiap pagi.
Tidak lama setelah Yermeas duduk, istrinya Maria membawakannya secangkir minuman panas untuk dinikmati. Setelah menawarinya secangkir kopi, Maria kembali berkutat dengan asap dapur. Wanita berusia 33 tahun itu harus menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya sebelum mereka berangkat sekolah.
Saat memasak, suara melengking Maria memecah kesunyian. “Nak, bangun,” teriak perempuan berkulit sawo matang itu. Mendengar teriakan ibunya, Yohanes (13) langsung terbangun. Jawabnya singkat, matanya masih enggan terbuka. “Bangunkan adik-adikmu dan berangkat ke sekolah,” kata Maria memberi perintah pada anak sulungnya.
Yohanes melirik ke samping, ketiga adiknya masih tampak nyaman dengan posisi tidur masing-masing, mata mereka masih terpejam. Tak sedikit pun terganggu dengan suara teriakan ibunya. Yon – panggilan akrab Yohanes – kemudian membangunkan adik kedua dan ketiganya, Yulianti (11) dan Agnes (8). Sementara itu, Cristine (3), adik bungsunya, ia biarkan tidur dan menikmati tempat tidur.
Setelah itu, ketiga kakak beradik itu bergantian masuk ke kamar mandi. Agnes masuk lebih dulu, mengambil air dengan ember lalu menyiramkan ke sekujur tubuhnya. Kemudian disusul Yulianti dan Yon. Usai mandi, mereka bertiga langsung bergegas berganti pakaian sekolah. Agnes dan Yulianti mengenakan pakaian putih yang dipadukan dengan rok merah. Sementara Yon yang sudah duduk di bangku kelas 2 SMP mengenakan celana panjang biru tua dan kemeja putih yang agak lusuh.
“Sarapan dulu, baru berangkat sekolah,” kata Maria.
Jarum jam menunjuk pada pukul 06.30 WITA. Embun pagi masih menempel di jendela kayu rumah mereka, saat Yohanes dan kedua adiknya berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Ketiga anaknya kemudian diantar ayahnya menuju jalan utama Kampung Timur. Mereka tampak bergegas menuruni bukit dengan kepala setengah miring ke langit.
Jalan Harapan Masa Depan
Yermeas bercerita kepada Akurasi.id, belasan tahun lamanya keterisolasian membelenggu Kampung Timur, sejak ia pertama kali datang dan tinggal di kawasan itu, 2011 lalu. Warga baru menikmati akses jalan memadai setelah masuk program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-120 Kodim 0908/Bontang 2024. Jalan itu pun, selain meretas keterisolasian warga juga menjadi jalan harapan masa depan anak-anak Yermeas.
Sebelumnya, jalan penghubung antara Kampung Timur ke Jalan Gereja Pantai Kosta Kanaan belum memadai karena hanya berupa ”jalan setapak” di tengah hutan, semak-semak, dan perkebunan sawit. Jalannya becek dan licin kalau sudah hujan. Tak heran bila anak-anak Yermeas sering terlambat sampai di sekolah.
“Dulu, sebelum ada TMMD ke-120 Bontang, jalan penghubung ke Kanaan tidak bisa dilewati kalau sudah hujan. Karena pasti banjir. Gerimis sedikit saja jalan sudah becek dan berlumpur,” ujar pria kelahiran Kupang, NTT itu, Kamis pagi, 6 Juni 2024.
Menurut Yermeas, dari rumahnya ke sekolah anaknya berjarak 1,4 kilometer. Dua putrinya Agnes dan Yulianti duduk di bangku SD 002 Kanaan, sedangkan putra sulungnya Yohanes menimba ilmu di SMP Galilea. Waktu yang mereka butuhkan ke sekolah tak sampai 30 menit jika melewati jalan utama Kampung Timur.
“Tapi, kalau jalan becek atau bahkan banjir, mereka harus memutar ke Jalan Soekarno Hatta, lalu tembus ke Jalan Gereja Pantai Kosta. Itu memakan waktu tambahan, karena jaraknya cukup jauh. Sekitar 2,4 kilometer. Makanya anak-anak saya sering terlambat sampai di sekolah,” ceritanya.
Namun, sejak masuk program TMMD ke-120 tahun 2024 pada 8 Mei 2024, jalan setapak sepanjang 650 meter dibuka hingga selebar 9 meter. Selanjutnya pada badan jalan selebar 6 meter dilakukan pengerasan. Menurutnya, jalan penghubung di Kampung Timur sangat memudahkan mobilitas warga dan anak-anak sekolah.
”Kalau mau ke Kanaan, jalannya sekarang juga sudah enak. Anak-anak juga sudah tidak terlambat lagi sampai di sekolah,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Kini, setiap kali Yermeas mengantar anaknya berangkat sekolah, senyum acap kali mekar di sudut bibirnya. Gambaran akan masa depan yang cerah sangat tebal dan abadi membayang di rongga matanya. Semakin lama ia memperhatikan anak-anaknya berjalan, gambaran itu makin nyata membayang.
Pria berambut ikal itu mengaku senang dan bangga atas kehadiran TNI di kampungnya. Sebulan belakangan, dia dan warga lainnya ikut ambil bagian bergotong royong bersama personel TNI saat pengerasan jalan dan pembuatan drainase. Banyak bapak-bapak ikut membantu membawakan adukan semen dan pasir. Sementara tentara menata batu-batu kali dan menyusunnya menjadi pondasi yang kokoh.
“Kami sangat berterima kasih kepada bapak TNI. Kami merasa sangat bahagia karena jalan yang sekarang sudah lebar dan bagus,” tukasnya.
Desa Timur yang Terbengkalai
Ketua RT 01, Sinaeng Tina membenarkan kondisi jalan di wilayah itu sangat jelek, terlebih pada musim hujan. Ada sekitar 40 keluarga yang tinggal di sana. Jalan yang ada sebelumnya sangat menyulitkan warga setempat, terutama anak-anak sekolah. Karena itu, jalan yang layak sangat dibutuhkan masyarakat menunjang kegiatan sehari-hari.
”Kegiatan TMMD sangat membantu masyarakat kami. Dulu, warga kampung sangat kesulitan kalau mau ke kota. Apalagi anak sekolah, banyak dari mereka yang sering terlambat. Tidak jarang juga anak-anak itu sampai di sekolah bajunya penuh lumpur gegara jalan becek,” ujarnya.
Sinaeng juga mengatakan, jalan yang ada di Kampung Timur sejatinya adalah jalan penghubung satu-satunya. Jalan itu sudah lama tidak tersentuh perbaikan. Namun, sejak kegiatan TMMD dimulai, jalan yang rusak parah dilakukan pengerasan sehingga jalannya lebih nyaman dilewati. Prajurit TNI bersama warga bergotong-royong memperbaikinya.
Kini, lanjut Sinaeng, jalan sudah bagus dan nyaman dilewati. Warga bisa berangkat kapan saja dengan menggunakan sepeda motor kalau mau ke kota. Pedagang keliling bersepeda motor yang menjajakan sayur atau bakso juga sudah kerap masuk ke Kampung Timur.
”Kami sangat berharap agar jalan yang sudah diperbaiki ini dapat ditingkatkan lagi. Tidak hanya pengerasan seperti ini, tetapi bisa diaspal seperti jalan di kota,” tuturnya.
Bintara Pembina Desa atau Babinsa Kanaan, Pembantu Letnan Satu (Peltu) Muhammad Irsan menyampaikan, banyak keluhan dari warga Kampung Timur soal kondisi jalan selama dua tahun ia bertugas di daerah itu. Ia bahkan merasakan sendiri betapa sulitnya menembus kampung tersebut saat musim hujan.
“Jalannya sangat becek. Saya yang pakai sepeda motor trail saja kesulitan lewat, apalagi warga,” katanya.
Irsan turut senang karena Kampung Timur diprioritaskan dalam program TMMD ke-120. Program itu menjadi jawaban atas keluhan serta harapan warga selama beberapa tahun terakhir. ”Pengerasan jalan ini setidaknya membuat warga dan anak sekolah tidak lagi melewati jalan becek dan berlumpur saat musim hujan,” ujarnya.
Membangun Semangat Kemanunggalan
Komandan Kodim 0908/Bontang Letnan Kolonel (Inf) Aryo Bagus Daryanto selaku Komandan Satuan Tugas TMMD ke-120 menyampaikan, TMMD dilaksanakan selama 30 hari, dari 8 Mei sampai 6 Juni 2024. ”Kami didukung Pemerintah Kota Bontang berupaya meretas keterisolasian di Kampung Timur. Kami menyadari bahwa jalanan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat, kita berharap pembangunan jalan ini memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat,” katanya.
Program TMMD tahun ini mengusung tema ”Darma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah”. Sasaran fisik TMMD ke-120 Kodim 0908/Bontang adalah pengerasan jalan sepanjang 650 meter x 9 meter, penimbunan jalan 400 meter, pembuatan parit sepanjang 442 meter, renovasi rumah tidak layak huni, pembuatan sumur bor, pembangunan tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK), pengecatan rumah ibadah gereja, dan pembersihan sungai.
Untuk sasaran nonfisik yakni penyuluhan bahaya narkoba, penyuluhan KB kesehatan, sosialisasi pertanian dan peternakan, penyuluhan pencegahan stunting, sosialisasi perekrutan TNI, sosialisasi wawasan kebangsaan dan penyuluhan cegah tangkal radikalisme.
“Kegiatan TMMD ini melibatkan 150 personel. Dalam setiap pekerjaan, kami juga dibantu warga desa. Mereka selalu antusias membantu dan ikut bekerja tanpa pamrih bersama anggota satgas,” katanya.
Sementara Ketua Tim Wasev PJO TMMD Ke-120 Brigjen TNI Terry Tresna Purnama mengatakan, kegiatan TMMD menjadi momentum menumbuhkan semangat kebersamaan dan gotong royong dalam kemanunggalan TNI dengan rakyat.
”Dengan selesainya kegiatan TMMD ini harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih maju dan menciptakan perekonomian, serta pemerataan penduduk yang seimbang dengan daerah perkotaan, sehingga Kampung Timur tidak menjadi daerah tertinggal,” katanya.
Menurutnya, kegiatan TMMD merupakan wujud dari kemanunggalan TNI dan rakyat dalam bentuk operasi bakti yang dilaksanakan bersama-sama seluruh komponen masyarakat, termasuk pemerintah daerah. TMMD memiliki sasaran fisik dan sasaran nonfisik yang sangat memengaruhi hajat hidup orang banyak.
”Hasil dari sasaran fisik TMMD bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Sementara, sasaran nonfisik (penyuluhan dan sosialisasi) bertujuan membangun karakter masyarakat yang Pancasilais dan mau bergotong royong antara TNI dengan masyarakat yang saling melengkapi,” kata Terry.
Wali Kota Bontang, Basri Rase mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran TNI, khususnya Kodim 0908/Bontang yang telah membantu masyarakat Kampung Timur melalui program TMMD ke-120 tahun 2024.
”TMMD sangat membantu dalam percepatan pembangunan desa sebagai upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TNI berkarya, rakyat sejahtera,” katanya.
Basri yakin seluruh sasaran yang direncanakan baik fisik dan nonfisik selalu bisa terselesaikan apabila TNI yang turun tangan. “Jangankan di darat, di tempat yang sulit sekalipun TNI pasti mampu menuntaskannya,” kata Basri.
Kata Basri, Pemkot Bontang akan melanjutkan pembangunan yang telah diawali oleh TMMD. Usai pelaksanaan TMMD, pemkot bakal menerjunkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk meninjau langsung guna merencanakan program berkelanjutannya.
Sebagai informasi, pelaksanaan TMMD ke-120 di Kota Taman mendapat dukungan dana dari APBD Bontang sebesar Rp2 miliar. Dengan alokasi Rp1,8 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp200 juta untuk kegiatan non fisik.
Program TMMD ke-120 Kodim 0908/Bontang tahun 2024 akhirnya akan membebaskan Desa Timur dari belenggu keterbatasan akses jalan. Cahaya harapan pun bersemi di sana. Rumah-rumah sudah tidak layak huni dan gereja pun sudah dibalut warna hijau, seperti hamparan pohon jati dan kelapa sawit yang hijau di desa tersebut. (*)
Writer: Nuraini
Editor: Fajri Sunaryo