Rusmadi, Menyisir Pembangunan dari Akademisi ke Politik (1)
Akurasi.id – Komitmen Rusmadi dalam memajukan pembangunan di Kaltim memang tidak perlu diragukan. Walau gagal melangkah sebagai gubernur pada perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim pada 27 Juli 2018 lalu, namun komitmen Rusmadi untuk Kaltim tak pernah pudar.
Dimulai dari merintis karir sebagai seorang akademis, ditunjuk sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim hingga diamanahkan sebagai Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim sudah pernah dilalui Rusmadi.
Di balik semua itu, hanya ada satu yang diimpikan pria kelahiran Samarinda 30 Oktober 1962 silam itu, yakni membawa tanah Kaltim menjadi provinsi yang mandiri dan berperadaban di semua sisi pembangunan. Terlebih dengan segudang kekayaan alam yang dimiliki Bumi Etam.
Keinginan itu masih tertanam kuat di batin Rusmadi. Pentas Pilgub Kaltim lalu hanya satu pintu yang coba digapai seorang Rusmadi untuk mewujudkan mimpi besarnya itu. Hanya saja, ketika itu garis nasib belum berjalan seirama untuk menitikan mimpi besar itu.
Selepas dari hiruk pikuk pilgub dan menanggalkan jabatan Sekprov Kaltim, Rusmadi kini kembali ke dunia akademis yang telah membesarkan namanya. Dalam enam bulan terakhir, Rusmadi bergelut menjadi seorang pengajar di Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus (Untang) Samarinda.
“Sekarang masih ngajar di Untang di Fakultas Pertanian. Juga di Pasca Sarjana Pertanian. Namanya guru ya kembali ke kampus,” ujar Rusmadi ditemui Akurasi.id di Sekretariat Ikatan Paguyuban Keluarga Tanah Jawi (Ikapakarti) Kaltim belum lama ini.
Dengan segudang keilmuan yang dimilikinya, dunia kampus ternyata tak mampu membendung panggilan jiwa Rusmadi untuk berbuat yang lebih besar lagi bagi Kaltim. Terlebih lagi, Pilgub Kaltim lalu telah mengantarkan keputusan besarnya terjun di dunia politik.
Seiring dengan itu, suara masyarakat yang menginginkannya untuk terus berkarya bagi Kaltim juga ikut menderu di berbagai daerah. Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 dirasa menjadi pentas yang layak bagi alumni Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda untuk mengukir pembangunan.
“Terkait keputusan saya terjun ke politik, memang nggak bisa dihindari. Begitu saya memutuskan maju pilgub, berarti saya sudah memutuskan untuk terjun ke dunia politik,” tutur pria yang karib disapa Cak Rus ini.
Atas dasar itu, Rusmadi lantas berikhtiar untuk maju sebagai salah satu calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI daerah pemilihan (dapil) Kaltim. Partai PDI Perjuangan yang mengantarkannya sebagai calon gubernur juga menjadi perahu yang dipilih bapak dua anak ini untuk melangkah ke Senayan –sebutan DPR RI–.
Sebagai seorang akademisi dan mantan Sekretaris Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah Unmul Samarinda, Rusmadi menyadari benar pentingnya peran politik dalam pembangunan. Terutama dalam mendorong upaya percepatan dan pemerataan pembangunan di Kaltim sebagaimana yang ia mimpikan.
“Aspek politik dalam sistem ketatanegaraan menjadi faktor penting yang ikut memberikan manfaat kepada masyarakat. Tujuan saya nggak pernah berubah. Apa yang bisa saya lakukan, maka akan saya lakukan untuk membangun masyarakat Kaltim,” tuturnya.
Pantang Menyalahgunakan Amanah
Tidak lagi menjabat Sekprov Kaltim, kini membuat Rusmadi memiliki banyak waktu bersama keluarga. Sepulang mengajar di kampus, hampir setiap waktunya ia habiskan untuk bermain dengan para cucu-cucuknya.
Akan tetapi hal itu juga tidak lantas mengakhiri kebiasaan Rusmadi untuk berhenti berbuat sesuatu bagi pembangunan masyarakat. Kerap kali jika sudah selesai bermain dengan cucu-cucunya, Rusmadi Wongso –pangilan lengkapnya– selalu menyempatkan diri untuk keluar mendengarkan berbagai permasalahan di masyarakat.
Kebiasaan itu terbilang sukar ia tanggalkan. Sebab, semasa menjabat Kepala Bappeda hingga Sekrpov Kaltim, Rusmadi telah terbiasa turun “blusukan” untuk berdialog langsung dengan masyarakat, khususnya untuk mendengarkan berbagai permasalahan yang mereka miliki. Dari masalah infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan berbagai persoalan lainnya.
“Bagi saya, jabatan itu sebuah amanah. Ketika diberikan amanah, kita jalani. Setiap amanah dan jabatan yang diberikan, saya usahakan untuk melakukan yang terbaik. Sebagai kepala Bappeda, sekprov dulunya, rutinitas saya selalu jalan, pakai motor seperti biasa. Kemudian bertemu masyarakat,” tuturnya.
Di sisi lain, bagi pria yang menamatkan Pasca Sarjana (S2) di Bidang Ekonomi Pertanian di Universitas Brawijaya ini, getirnya hidup susah pernah ia lalui. Hal itu juga telah menempa mental kemanusiaannya yang begitu besar kepada sesama.
Tak heran, jika hampir semua waktu yang ia miliki selalu ia manfaatkan untuk bersua dengan masyarakat kecil. Begitupun dengan amanah jabatan yang dulu ia pernah pegang, selalu ia manfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat.
“Amanah yang diberikan, kita manfaatkan sebaik mungkin untuk membangun masyarakat. Saya tau, saya berangkat dari orang tidak berada. Orang yang susah. Kebetulan diberikan amanah. Ada uang daerah, tugas saya sebagai kepala Bappeda dan sekprov ketika itu, bagaimana uang APBD dikelola untuk rakyat dan memberikan manfaat bagi rakyat,” kata dia. (bersambung)
Penulis : Muhammad Aris
Editor : Yusuf Arafah