Tatkala Mimpi Keluarga Paulina dan Yursan Miliki Rumah Layak Huni Terealisasi Lewat Program TMMD Ke-120
Barangkali bagi pasangan Paulina dan Yursan, pelaksanaan TMMD ke-120 di 2024 ini, layaknya durian runtuh. Mimpi mereka memiliki rumah layak huni sejak lama, akhirnya bisa diwujudkan hanya bilangan purnama dengan hadirnya program tersebut.
Akurasi.id, Bontang – LANGIT belum benar-benar terang tatkala Paulina Misa (39) beranjak dari tilamnya. Sinar mentari yang mencuri masuk di sela-sela atap gubuknya, membangunkan ia pagi itu.
Keluar dari bilik kecilnya, ia lantas beranjak menuju dapur. Yang jaraknya hanya beberapa langkah. Ditengoknya gayung sebelum ia menarik air dari gentong yang tersimpan di ujung dapur.
Tanpa aba-aba, ia pun menumpahkan air lalu membasuh mukanya. Rambut yang berantakan, ia buru-buru rapikan dengan seutas karet gelang yang tersimpan di pergelangan tangan.
Berbilang menit, satu persatu perkakas dapur yang tergantung di antara dinding-dinding seng rumah ia ambil. Pagi itu, wanita yang bermukim di RT 01, Kelurahan Kanaan, Kecamatan Bontang Barat, Kota Bontang itu, mesti bergegas menyiapkan kopi hangat dan makanan ringan.
Hari itu, beberapa orang berpakaian loreng bakal bertamu di rumah Paulina. Tidak sebagaimana biasanya, sudah beberapa hari ini, aktivitas wanita berambut panjang itu selalu bergumul dengan kopi panas setiap paginya.
Menit berbilang jam, 4 orang berseragam lengkap tiba di teras rumah Paulina. Di punggung dan tangan pria-pria kekar itu terdapat beberapa perkakas. Seolah tidak menghiraukan itu. Senyum hangat menyungging dari wajah Paulina menyambut kedatangan mereka.
Selepas menyeduh kopi hangat dan pisang goreng, para lelaki itu melirik ke sejumlah sudut rumah yang dibentengi dengan seng. Warnanya telah memudar lantaran diterpa angin dan hujan. Tampak lubang-lubang kecil bekas paku menghiasi.
Sejurus, suami Paulina, Silselsius Yursan (53) tampak keluar dari dalam bilik rumahnya. Beberapa perkakas bangunan tergengam erat di tangannya. Tak lama kemudian ia memulai percakapan. “Untuk renovasinya, kita mulai dari mana pak?” tanya Yursan.
Hari itu, rumah Paulina dan Yursan, masuk dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) untuk dibenahi melalui Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-120 pada 2024, di bawah bimbingan Kodim 0908/Bontang.
Rumah itu, mungkin oleh orang lain tak lebih dari sekadar gubuk. Lantaran bangunan semi permanen itu, didirikan dengan sulaman seng-seng bekas. Namun bagi pasangan suami istri ini, rumah itu ialah atap kebahagian mereka. Rumah berlindung dari terik dan hujan. Tempat menghangatkan diri tatkala dinginnya angin malam.
Kecipratan Program Bedah Rumah TMMD: Mimpi yang Jadi Kenyataan
Kamis, 9 Mei 2024, mungkin menjadi hari yang sulit dilupakan bagi Paulina dan Yursan. Gubuk yang mereka huni, ternyata masuk dalam program bedah rumah pada pelaksanaan TMMD ke-120 yang dijalankan Kodim 0908/Bontang di Kota Taman, sebutan Bontang.
Tatkala mendapati kabar dari sang suami, Yursan, bila tempat tinggal mereka akan direnovasi TNI. Paulina benar-benar tidak dapat menyembunyikan rasa haru dan kebahagiaannya. Tanpa ia sadari, buih air mata membasahi pipinya.
“Kata Pak RT, rumah kita mau direnovasi, mau diperbaiki Pak TNI di program TMMD,” demikian ucap Yursan ketika tiba dirumahnya usai berjalan tergesa-gesa dari rumah Pak RT 01, Sinaeng Tina (65), pada hari itu.
Saat mentari berpijak di poros atap langit, satu persatu seng yang menjadi dinding rumah Paulina dan Yursan pun mulai dibongkar. Seng dan triplek yang membungkus bangunan, dipindahkan di halaman kosong yang berada di sisi kiri rumah yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta tersebut.
Dibantu Yursan, yang sehari-hari menyambung hidup sebagai kuli bangunan. Para petugas TNI yang merenovasi rumah, seolah tidak pernah mengenal letih bekerja dari pagi hingga menjelang matahari tergelincir di ufuk barat.
Hari berbilang pekan, pun juga tidak menyurutkan para anggota TNI memoles rumah Paulina. Jika terik menghujam, rindangnya dedaunan pohon karsen atau kismis (ceri) meneduhkan Yursan dan anggota TNI yang bekerja memodifikasi rumah. Diselingi candaan, mereka begitu riang mendekorasi setiap sisi bangunan.
Keahlian Yursan sebagai seorang tukang, menjadi angin segar yang mendorong renovasi berjalan cepat dan lancar. Laman berganti waktu dan hari, wajah bangunan yang semula 70 persen berlapiskan material seng, berubah perawakan. Tampak indah dan gagah. Layaknya anak gadis yang sedang bersolek.
Keceriaan juga tak mampu ditutupi anak Paulina dan Yursan, Paula (11). Gadis kecil yang kini duduk di bangku sekolah dasar (SD) itu, begitu bahagia mendapati rumahnya perlahan-lahan bersolek dengan warna hijau kecoklat-coklatan. Seng-seng yang memagari gubuk, kini telah berganti bangunan yang kokoh.
“Ayah, rumahnya bagus,” celetuk Paula siang itu, tatkala mendapati tempat tinggalnya yang tengah dilapisi cat oleh petugas TNI.
Saat berbagi cerita dengan Akurasi.id, Paulina dan Yursan, memang tidak dapat menyembunyikan haru dan bahagianya. Apalagi kala harus mengenang perjuangan mereka untuk bisa sekadar memiliki gubuk sebagai atap memayungi siang dari teriknya mentari.
Yursan berkata, jika semua material bangunan yang ia peroleh mendirikan gubuknya. Ia dapat dari sisa-sisa proyek di lokasi tempatnya bekerja. Baik berupa material seng, maupun potongan kayu dan kayu lapis. Setiap material yang terkumpul dari waktu ke waktu, ia sulam sedikit demi sedikit. Sebagian lain material, ia dapat dari pemberian kerabat keluarga. Bangunan itu pun akhirnya berdiri di atas lahan seluas 5×7 meter.
Dengan segala keterbatasan modal yang dimiliki, Yursan dan Paulina, hanya bisa merancang rumah sederhana yang telah berdiri sejak 2017 itu. Satu kamar tidur, dapur, toilet, dan ruang tengah untuk menjamu tamu jika ada yang berkunjung ke rumah.
“Kami sudah menempati rumah ini sejak 2017. Dulu, kami bangun dengan material seadanya. Kami bangun pelan-pelan rumahnya,” kata Paulina.
Hingga program bedah rumah TMMD menyasar kediaman mereka. Paulina bersama suami dan anaknya, nyaris tidak pernah bermimpi yang muluk-muluk memiliki rumah yang kokoh dan bagus. Sebab baginya, dengan gubuk yang mereka punya, juga sudah menjadi kesyukuran yang sangat besar.
Namun kesabaran dan doa yang dipinta Paulina dan suami setiap malam, pun akhirnya diijabah Tuhan. Saat mengetahui rumah mereka akan direnovasi dalam program TMMD, Paulina merasa bagaikan sebuah mimpi yang tidak pernah terbayangkan akan dapat diwujudkan dengan begitu cepat.
Sebab bagi Paulina, mimpi mereka terbilang sederhana. Ia hanya ingin memiliki rumah layak huni dan nyaman, terutama bagi buah hatinya yang kini perlahan tumbuh besar.
“Terima kasih buat TNI dan pemerintah yang sudah membantu saya dan istri mendapatkan rumah layak huni,” ucap Yursan dengan nada lirih menahan haru dan bahagia.
“Kami dulu hanya berpikir yang penting punya rumah dulu, biar ada tempat buat tidur dan makan,” timpal Paulina.
Sebagai ibu rumah tangga, Paulina sadar diri dengan latar belakang pekerjaan suaminya yang hanya seorang kuli bangunan. Sebagai kuli, Yursan nyaris tidak dapat memastikan setiap harinya selalu mendapatkan pekerjaan. Dari bekerja sebagai kuli bangunan, ia mendapatkan upah Rp150-Rp200 ribu per harinya. Uang itu ia gunakan memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya.
“Suami saya hanya buruh tukang harian. Untuk makan dan biaya sekolah anak, dari hasil suami bekerja,” ungkapnya.
“Kalau berpikir renovasi rumah, kami enggak berani. Apalagi setiap tahun, harga material terus naik. Waktu saya dengar informasi dari suami, kalau rumah kami akan direnovasi TNI, saya sangat senang sekali,” tambah Paulina.
Dalam kurun waktu sebulan, para anggota TNI bekerja bahu membahu mewujudkan impian Paulina dan Yursan mendapatkan rumah impian mereka. Kamis, 6 Juni lalu, proses bedah rumah Paulina dan Yursan, telah memasuki tahap akhir. Dibantu Yursan, beberapa petugas TNI melakukan pengecatan akhir, sebelum rumah itu 100 persen rampung diperbaiki.
Dalam berbagai kesempatan, Paulina hampir tidak henti-hentinya menyampaikan terima kasih kepada TNI yang sudah memilih rumah mereka untuk direnovasi. Apa yang diperbuat TNI, menurutnya, seolah menghadirkan mimpi panjang mereka menjadi kenyataan.
“Saya sangat berterima kasih kepada TNI, yang sudah membantu rumah kami menjadi layak. Rumah yang kami impikan dalam tujuh tahun ini, akhirnya bisa diwujudkan hanya dalam satu bulan,” tuturnya dengan air mata membasuh pipih.
Rumah yang Semula Hanya Direncanakan Diperbaiki Berubah Jadi Pembangunan Ulang
Cerita lain diutarakan Sersan Satu (Sertu) Syamsul Arifin di balik rencana renovasi rumah Paulina dan Yursan. Semula, dalam program TMMD ke-120, Kodim 0908/Bontang, hanya merencanakan perbaikan atas rumah tersebut. Namun semua itu berubah drastis, setelah pihaknya mendapati kondisi rumah yang memprihatinkan.
Tanpa pikir panjang, tim TMMD yang mengunjungi rumah Paulina dan Yursan, akhirnya memutuskan merombak total rumahnya. Lantaran merasa prihatin, tim memasukan rumah itu dalam perencanaan pembangunan ulang. Dengan harapan, keluarga Paulina bisa mendapatkan rumah layak huni dan nyaman.
Setelah mengkaji dan menyusun perencanaan, pembangunan ulang rumah kemudian dipimpin Sertu Arifin. Bangunan rumah yang semula hanya berukuran 5×7 meter. Kemudian diperluas jadi 7×7 meter. Bangunan yang awalnya hanya terdiri atas satu kamar tidur, juga dirancang menjadi dua kamar. Sehingga anak Paulina dan Yursan, mempunyai kamar.
“Dari pemilik rumah kebetulan juga menyampaikan usulan, agar ada penambahan kamar untuk anaknya. Kami mencoba membantu mewujudkan itu,” ucapnya ketika dijumpai di tengah waktu istirahatnya mengecat rumah, Kamis siang, 6 Juni 2024.
Sertu Arifin bersama anggotanya yang ditugaskan membangun rumah, merasa sangat senang dan terbantu dengan keahlian bertukang Yursan. Pasalnya, selama proses renovasi, Yursan sangat berperan aktif. Bahu membahu meringankan pekerjaan. Sehingga pembangunan ulang rumah bisa diselesaikan tepat waktu.
“Senang rasanya, karena pemilik rumah ikut membantu perbaikan. Pak Yursan banyak memberikan arahan, karena beliau punya kemampuan sebagai tukang. Kami banyak belajar sama beliau,” tuturnya.
Melalui program TMMD ke-120, Kodim 0908/Bontang, berharap dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi masyarakat. Sehingga kehadiran TNI, tidak hanya sebagai penjaga pertahanan negara. Melainkan juga turut serta mewujudkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan masyarakat.
Harapan itu tentu bukan tanpa alasan. Menurut Sertu Arifin, TNI akan terus berusaha dan berupaya agar selalu hadir serta terlibat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Kami berharap, program rumah layak huni yang kami lakukan dalam program TMMD ini, membantu keluarga Pak Yursan mendapatkan rumah impian mereka,” tandasnya.
Ragam Program Pembangunan TMMD Ke-120
Dandim 0908/Bontang, Letkol Inf Aryo Bagus Daryanto memaparkan, pada pelaksanaan TMMD ke-120 kali ini, menyasar banyak aspek pembangunan di Kota Taman. Baik pembangunan fisik maupun nonfisik.
Di antara pembangunan fisik itu, seperti pembangunan Jalan di Kampung Timur, Kelurahan Kanaan yang memiliki panjang 650 meter dan lebar 9 meter. Menurutnya, pembangunan infrastruktur jalan, merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Sehingga selalu jadi prioritas pihaknya.
“Kami berharap, pembangunan jalan memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat,” tuturnya.
Pembangunan fisik lainnya, sambung dia, berupa bedah rumah melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), pembuatan tempat mandi, cuci, kakus (MCK), dan pembuatan sumur bor. Pembangunan sumur pertanian di kebun ketahanan kodim dan kebun kerja sama kodim dengan Kelompok Tani Graha Mandala Lestari (GML).
“Apa yang telah dipercayakan Pemerintah Bontang, akan kami laksanakan dengan penuh tanggung jawab,” ucapnya.
Sedangkan pembangunan nonfisik berupa program kampanye dan penyuluhan. Contohnya, penyuluhan bela negara dan wawasan kebangsaan, penyuluhan keluarga berencana (KB) kesehatan, dan penyuluhan pertanian dan peternakan. Penyuluhan bahaya narkoba, penyuluhan tangkal radikalisme, dan penyuluhan stunting balita.
“Ada juga penyuluhan posyandu, poswindu, dan penyakit tidak menular (PTM), serta kampanye kreatif penerimaan TNI angkatan darat (AD),” ungkapnya.
Sebagai informasi, pelaksanaan TMMD ke-120 di Kota Taman, mendapatkan dukungan pendanaan dari APBD Bontang sebesar Rp2 miliar. Dengan pengalokasian sebesar Rp1,8 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp200 juta untuk kegiatan nonfisik. (*)
Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Fajri Sunaryo