30 Gay di Kutim Terinfeksi HIV/AIDS
Akurasi.id, Sangatta – Komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) telah terbentuk di Kutai Timur (Kutim). Komunitas ini memiliki 121 orang anggota. Mereka terbilang aktif dan terorganisir. Keberadaan komunitas LGBT ini dibeberkan Pengelola Program HIV Kutim, Rikka Oktora.
Anggota dan pengurus komunitas ini berasal dari berbagai wilayah di Kutim. Rikka menyebut, mereka berasal dari beragam profesi. Dari segi status, ada yang telah berkeluarga. Tak sedikit pula yang masih lajang.
“Ini yang sangat menyakitkan. Karena ada anggota komunitas gay yang sudah berkeluarga. Sudah memiliki istri bahkan sudah punya anak,” jelasnya kepada Akurasi.id belum lama ini.
Kasus pria yang melakukan seks sesama jenis tergolong tinggi di Kutim. Temuan Rikka, dalam komunitas LGBT terdapat 30 orang yang terinfeksi HIV/AIDS. Hal ini menjadi perhatin serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim. “Akan terus kami pantau dan kami tangani,” katanya.
Dia mengingatkan, homoseksual adalah perilaku seksual yang sangat berbahaya. Penyimpangan seksual ini dapat menjadi penyebab penularan HIV/AIDS.
Setiap orang dapat menghindari penularan penyakit ini. Caranya, menghindari perilaku seksual sesama jenis. Terlebih di tengah merebaknya HIV/AIDS di komunitas LGBT, Rikka menegaskan, warga Kutim harus menghindari kontak seksual dengan kelompok tersebut.
“Tapi kalau aktivitas seksual berbahaya masih dilakukan, sebaiknya lakukan pemeriksaan dini. Ketika terdeteksi positif, bisa melakukan pengobatan. Agar tidak menular pada orang lain,” imbuhnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan, Pencegahan, dan Penyehatan Lingkungan (P3L) Dinkes Kutim, Muhammad Yusuf, menyebut, komunitas LGBT merupakan populasi kunci di Kutim yang dijadikan sasaran sosialisasi dan edukasi terkait HIV/AIDS.
Kata dia, pihaknya menargetkan 17 ribu warga Kutim mendapat pemeriksaan untuk mencegah penularan HIV/AIDS. Sejauh ini, Dinkes telah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada empat ribu orang.
“Geografi Kutim menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya pencapaian target pemeriksaan,” tutup Yusuf. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Ufqil Mubin