Jakarta, Akurasi.id – Awal Juli 2024 membawa kabar baik bagi masyarakat Indonesia dengan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Meski demikian, Pertamina tetap memilih untuk mempertahankan harga BBM-nya sejak Februari 2024, berbeda dengan Shell, BP, dan Vivo yang menurunkan harga BBM mereka.
Penurunan Harga BBM oleh Shell, BP, dan Vivo
Shell, BP, dan Vivo telah mengumumkan penurunan harga BBM mereka mulai 1 Juli 2024. Penyesuaian harga ini dilakukan setiap awal bulan untuk menyesuaikan dengan pergerakan harga minyak mentah di pasar global.
Di SPBU Shell, harga Shell Super (RON 92) turun dari Rp 14.580 menjadi Rp 13.810 per liter. Shell V-Power (RON 95) mengalami penurunan dari Rp 15.400 menjadi Rp 14.700 per liter, dan Shell V-Power Diesel turun dari Rp 15.340 menjadi Rp 15.320 per liter.
BP juga mengikuti tren penurunan harga, dengan BP 92 (RON 92) turun dari Rp 14.500 menjadi Rp 13.450 per liter. BP Ultimate (RON 95) mengalami penurunan dari Rp 15.400 menjadi Rp 14.700 per liter, dan BP Ultimate Diesel turun dari Rp 15.340 menjadi Rp 15.320 per liter.
Vivo menyesuaikan harga BBM mereka dengan penurunan harga Revvo 90 (RON 90) dari Rp 13.500 menjadi Rp 12.300 per liter. Revvo 92 (RON 92) turun dari Rp 14.200 menjadi Rp 13.600 per liter, dan Revvo 95 (RON 95) mengalami penurunan harga dari Rp 15.300 menjadi Rp 14.500 per liter.
Harga BBM Pertamina Tetap Stabil
Sementara itu, Pertamina memutuskan untuk mempertahankan harga BBM-nya sejak Februari 2024. Harga Pertamax (RON 92) tetap di Rp 12.950 per liter, Pertamax Turbo (RON 98) di Rp 14.400 per liter, Dexlite (CN 51) di Rp 14.550 per liter, dan Pertamina Dex (CN 53) di Rp 15.100 per liter. Kebijakan ini diambil untuk menjaga stabilitas harga di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pemerintah terus memantau situasi terkait harga energi. “Kami terus melakukan evaluasi, baik untuk BBM subsidi maupun non-subsidi. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan untuk menaikkan harga,” ujarnya.
Dampak Ekonomi
Penurunan harga BBM oleh Shell, BP, dan Vivo diharapkan dapat memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat yang tengah menghadapi tekanan ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penurunan daya beli masyarakat menjadi masalah serius. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan deflasi selama dua bulan berturut-turut, yaitu 0,08% pada Juni 2024 dan 0,03% pada Mei 2024.
Danang Girindrawardana, Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menyatakan bahwa kenaikan tarif energi dapat memperburuk kondisi ekonomi yang sudah sulit. “Jika tarif listrik dan BBM naik, ini akan menjadi masalah serius bagi industri dan masyarakat. Kenaikan PPN yang direncanakan pada 2025 juga akan menambah beban,” katanya.
Dengan penurunan harga BBM di SPBU Shell, BP, dan Vivo, masyarakat Indonesia mendapatkan sedikit kelegaan di tengah situasi ekonomi yang menantang. Namun, keputusan Pertamina untuk mempertahankan harga BBM menunjukkan adanya upaya untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Pemerintah dan pelaku usaha kini harus terus memantau perkembangan ini untuk memastikan dampak positif bagi perekonomian.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani