
Akurasi.id – Dunia politik Amerika Serikat kembali diguncang dengan berita mengejutkan: Presiden Joe Biden resmi mengundurkan diri dari pencalonan presiden untuk pemilu November mendatang. Keputusan ini menempatkan Wakil Presiden Kamala Harris di ujung tanduk sebagai pengganti potensial Biden dalam menghadapi mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik.
Joe Biden, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu presiden paling berpengaruh, mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu (21/7) malam waktu setempat. Dalam pernyataan resminya, Biden menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil demi kepentingan terbaik partai dan negara. “Saya yakin demi kepentingan terbaik partai saya dan negara, saya harus mengundurkan diri dan fokus pada pemenuhan tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya,” tulis Biden dalam surat pengunduran dirinya yang diunggah melalui media sosial.
Pengunduran diri Biden memicu reaksi beragam dari kalangan politik, dengan banyak anggota parlemen Partai Demokrat yang segera menyatakan dukungan mereka untuk Kamala Harris. Biden sendiri menyebut bahwa memilih Harris sebagai Wakil Presiden adalah “keputusan terbaik yang pernah saya ambil” dan menyatakan dukungan penuh untuknya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
Namun, perjalanan Harris untuk menjadi calon presiden tidaklah mudah. Para delegate Partai Demokrat akan melakukan konsolidasi untuk menentukan siapa yang akan menggantikan Biden dalam konvensi partai yang akan digelar beberapa pekan ke depan. Sekitar 4.700 delegate akan memberikan suara mereka, dan meskipun banyak yang loyal kepada Biden, dukungan mereka tidak secara otomatis beralih ke Harris.
Beberapa nama besar dalam Partai Demokrat juga disebut-sebut sebagai pesaing potensial Harris, termasuk Gubernur California Gavin Newsom, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro, Senator Minnesota Amy Klobuchar, dan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer. Meski demikian, sejumlah politisi ini telah menyatakan dukungan mereka kepada Harris, mengisyaratkan potensi persaingan yang tidak begitu ketat.
Ketua Komite Nasional Partai Demokrat (DNC), Jaime Harrison, menegaskan bahwa proses pemilihan calon presiden akan berlangsung secara transparan dan tertib. “Dalam beberapa hari ke depan, partai akan melakukan proses yang transparan dan tertib untuk bergerak maju sebagai Partai Demokrat yang bersatu, dengan kandidat yang bisa mengalahkan Donald Trump pada November,” ujarnya.
Keputusan Biden untuk mundur dari pencalonan presiden juga mendapat pujian dari mantan Presiden Barack Obama. Dalam pernyataan yang diunggah di akun Instagram-nya, Obama menyebut Biden sebagai “seorang patriot yang bermartabat tinggi” dan memuji kepemimpinan serta pencapaiannya selama masa jabatan.
Seiring dengan langkah mundur Biden, para pemimpin Partai Demokrat kini tengah berpacu dengan waktu untuk mempersiapkan konvensi partai dan memastikan kandidat yang mereka usung memiliki peluang besar untuk menang melawan Donald Trump dalam pemilu mendatang. Semua mata kini tertuju pada Kamala Harris dan bagaimana dia akan menghadapi tantangan besar ini. Apakah Harris akan berhasil mengamankan tiket calon presiden dari Partai Demokrat dan menghadapi Trump di panggung pilpres? Hanya waktu yang akan menjawabnya.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani