HeadlineTrending

Mengenal Penyebab dan Tingkatan Turbulensi Dalam Penerbangan

Turbulensi Udara Adalah Fenomena Yang Tidak Hanya Sering Dihadapi Dalam Penerbangan Tapi Juga Menjadi Sumber Kekhawatiran Bagi Banyak Penumpang

Loading

Akurasi.idTurbulensi udara adalah fenomena yang tidak hanya sering dihadapi dalam penerbangan tapi juga menjadi sumber kekhawatiran bagi banyak penumpang. Artikel ini akan menjelaskan apa itu turbulensi, penyebabnya, serta tingkat-tingkat turbulensi yang bisa terjadi selama penerbangan, dengan menyoroti kejadian terkini pada penerbangan SQ321 Singapore Airlines.

Apa Itu Turbulensi?

Turbulensi merupakan gerakan udara tak teratur yang terjadi karena perbedaan tekanan dan suhu udara. Fenomena alamiah ini sering ditemui di atmosfer dan umumnya tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan perjalanan yang tidak nyaman dan dalam kasus yang jarang terjadi, seperti pada penerbangan SQ321, bisa berakibat fatal.

Penyebab Turbulensi

Turbulensi Termal: Terjadi ketika udara hangat naik melalui udara yang lebih dingin, biasanya ditemukan di dekat permukaan bumi pada hari yang cerah.

Baca Juga  Politisi Senior Golkar Dahri Yasin Tutup Usia, Makmur: Kita Kehilangan Orang Baik dan Cerdas

Turbulensi Mekanik: Disebabkan oleh rintangan fisik seperti pegunungan atau bangunan tinggi yang mengganggu aliran udara.

Jasa SMK3 dan ISO

Turbulensi Shear: Terjadi saat dua massa udara dengan kecepatan atau arah yang sangat berbeda bertemu. Hal ini sering terjadi di dekat jet stream.

Turbulensi Udara Jernih (CAT): CAT adalah jenis turbulensi yang paling menantang untuk dideteksi karena terjadi di langit cerah tanpa awan. Ini yang diduga terjadi pada penerbangan SQ321, dimana pesawat mengalami turbulensi parah tanpa peringatan, menyebabkan kerusakan signifikan pada interior dan tragisnya, kematian salah satu penumpang.

Tingkat Turbulensi

Turbulensi diklasifikasikan menurut tingkat keparahannya:

Baca Juga  Larangan Pengembangan Produksi Boeing 737 MAX oleh FAA Akibat Insiden Jendela Pesawat Copot

Ringan: Pergerakan ringan dan tidak teratur yang mungkin tidak menyebabkan kecemasan besar pada penumpang.

Sedang: Pergerakan lebih terasa yang dapat membuat penumpang dan awak kabin sulit berjalan, dengan risiko barang-barang bergeser dan minuman tumpah.

Hebat: Turbulensi ini dapat menyebabkan kerusakan pada interior pesawat, cedera pada penumpang dan awak kabin yang tidak menggunakan sabuk pengaman, serta barang-barang yang terlempar.

Pencegahan dan Keselamatan

Untuk mengurangi risiko terkait dengan turbulensi

Baca Juga  Teguran Keras Kemenag terhadap Garuda Indonesia Setelah Insiden Mesin Pesawat Jemaah Haji

Perhatikan Instruksi Keselamatan : Selalu dengarkan instruksi dari awak kabin dan gunakan sabuk pengaman saat duduk.

Dengarkan Prakiraan Cuaca : Pilot dan awak pesawat menggunakan prakiraan cuaca untuk merencanakan jalur penerbangan agar menghindari daerah yang diperkirakan akan terjadi turbulensi.

Teknologi Canggih : Pesawat dilengkapi dengan perangkat seperti radar cuaca untuk membantu mendeteksi turbulensi, meskipun untuk CAT masih menjadi tantangan.

Turbulensi adalah bagian dari penerbangan, dan meskipun bisa menakutkan, industri penerbangan telah mengembangkan berbagai cara untuk mengelola risiko yang terkait. Kejadian pada penerbangan SQ321 mengingatkan kita pada pentingnya kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan memperlihatkan potensi bahaya dari turbulensi udara jernih.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button