Trending

Menuju New Normal Covid-19, Mahyudin: Kesehatan Penting, Ekonomi Harus Hidup

Tinjau Pasar Induk Sangatta, Ingatkan Pemerintah Kutim Perhatikan Ekonomi Masyarakat Terdampak Corona

Loading

mahyudin
Wakil Ketua DPD RI Mahyudin saat turun langsung bertemu, menyapa dan mendengarkan keluhan pedagang yang ada di Pasar Induk Sangatta). (Ella Ramlah/Akurasi.id)

Akurasi.id, Sangatta – Masa reses sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, dimanfaatkan Mahyudin melakukan kunjungan dan bertatap muka dengan beragam masyarakat Kutai Timur (Kutim). Kali ini, Mahyudin pun mengunjungi Pasar Induk Sangatta (PIS) yang terletak di Jalan Ilham Maulana.

baca juga: Wakil Ketua DPD RI Mahyudin Sambangi KPU Kutim Pastikan Kesiapan Pilkada 2020

Dalam dialog dengan pedagang, ada beberapa harapan yang disampaikan mereka kepada Mahyudin sebagai Wakil DPD RI asal Kutim itu. Mulai dari penataan pedagang hingga masalah parkiran.

Menurut beberapa pedagang, penataan pedagang sangat diperlukan karena terlihat semrawut hingga masih membingungkan dalam hal penataan hingga tempat parkir yang terlihat sembarangan.

Jasa SMK3 dan ISO

Mendengar keluh kesah pedagang soal penataan bahkan ada yang minta renovasi gedung, Mahyudin pun meminta kepada pemerintah dalam hal ini kepala UPT Pasar mengajukan proposal, namun sebelumnya harus jelas masterplan yang akan dibangun.

Baca Juga  Ratusan Pendatang Masih Serbu Samarinda, Surat Pembatasan dari Wali Kota Belum Diterima KSOP

“Jika masterplannya sudah jelas, saya akan ikut memperjuangkan,” ucap Mahyudin didampingi Kepala UPT Pasar Induk Sangatta, Rabu (10/6/20).

iklan-mahyunadi-MAJU-KUTIM-JAYA

Menurut Mahyudin, untuk melindungi pasar tradisional dari gencarnya serbuan pasar modern, perlu diciptakan pasar tradisionil yang representatif, bersih dan sehat, sehingga ibu-ibu yang berbelanja menjadi betah dan merasa nyaman.

“Tidak kotor atau bau. Jadinya pasar tradisionil, tidak terkesan kumuh dan semrawut,” ucapnya.

Dengan begitu, Mahyudin berharap, perekonomian pun bisa digerakkan melalui pasar tradisional, di mana masyarakat lebih  memilih berbelanja di pasar tradisional. Melalui perekonomian yang berputar di pasar-pasar tradisional, pada gilirannya akan memberikan penguatan ekonomi secara real terutama di daerah pedesaan yang secara keseluruhan akan mempertinggi kesejahteraan dan PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Kunjungan Mahyudin ke PIS pun dijadikan momen untuk menyosialisasikan istilah ‘new normal’ ke pedagang agar para pedagang bisa kembali beraktivitas dengan memperhatikan protokol kesehatan. Pasalnya, para pedagang tidak akan bisa ditahan berlama-lama di rumah. Tak semua masyarakat punya ketahanan ekonomi menghadapi pandemi Covid-19 ini.

“Takutnya kalau disuruh di rumah terus yang ada bukan mati karena corona tapi karena ekonomi,” jelasnya.

Baca Juga  Hari Ini, Masjid Fathul Khoir Bontang Pilih Tetap Gelar Salat Jumat Berjemaah

Oleh karena itu, harus ada perubahan signifikan yang mengakomodir keinginan masyarakat keluar memperbaiki perekonomian, dan keinginan pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini dengan segera.

“Untuk kelanjutan upaya pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19, guna mengatasi wabah ini, tatanan kehidupan kita pasti berubah. Banyak orang menyebutnya new normal,” ujar Mahyudin.

Mahyudin menjelaskan, tatanan kehidupan baru (new normal) itu kondisi kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menerapkan  protokol standar kesehatan.

Artinya, masyarakat dibolehkan keluar untuk memperbaiki ekonomi keluarga mereka dengan tetap memperhatikan social distancing, pola hidup bersih dan sehat dengan rajin cuci tangan dan bermasker seperti telah dilakoni selama beberapa bulan ini.

“Melalui new normal ini kita berupaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya. Kesehatan itu penting, ekonomi harus hidup,” ungkap senator asal Kutim itu.

Pria yang pernah menjabat Wakil Ketua MPR RI ini mengingatkan, bahwa tidak bisa menyuruh warga terus-menerus bersembunyi di rumah tanpa kepastian. Sangat tidak memungkinkan seluruh aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian. Kondisi ini jika dibiarkan berlarut dapat memicu terjadinya kebangkrutan total pada dunia usaha.

Baca Juga  Pemuda Gagal Merampok Bank Rupanya Belajar dari Youtube

Akibat selanjutnya, bisa mengakibatkan terjadi PHK massal dan bukan tak mungkin bakal menimbulkan kekacauan sosial. Bahkan kebangkrutan dunia usaha mengakibatkan negara tanpa pemasukan. Jika negara tanpa pemasukan, maka itu adalah sinyal tanda bahaya terhadap keutuhan NKRI.

“Pada kondisi new normal ini, warga dipersilakan untuk kembali beraktivitas seperti semula asalkan tetap jaga jarak (social distancing), dan terapkan pola hidup bersih dan sehat hingga kondisi normal kembali seperti sebelum terjadi pandemi,” paparnya.

Mahyudin mengharapkan agar masyarakat berperan aktif dan terlibat dalam masa new normal yang menjadi transisi ke kondisi normal. Keterlibatan penuh dari masyarakat tentu dengan melakukan sosialisasi. Apa yang boleh dan mana yang belum harus tersosialisasikan dengan baik.

“Tanpa sosialisasi yang baik, terstruktur dan massif mustahil kita dapat melalui masa new normal ini. Salah satu sebab pembatasan sosial seperti kurang berhasil umumnya disebabkan masyarakat banyak yang tidak paham dengan kebijakan itu. Semoga kita bersama-sama bisa mengupayakan keadaan normal kembali,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ella Ramlah
Editor: Dirhanuddin

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button