Akurasi.id – Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara akhirnya akan terwujud, setelah ChangYe Construction Group, perusahaan konstruksi asal Tiongkok, siap menggelontorkan dana sebesar USD 3 miliar atau sekitar Rp 48,8 triliun untuk mendanai proyek ambisius ini. Pembangunan bandara yang telah lama menjadi wacana ini semakin mendapat dukungan kuat dari berbagai pihak, termasuk mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Presiden RI Prabowo Subianto, serta para tokoh budaya Bali.
Menurut Pastika, pembangunan bandara di Bali Utara sangat penting untuk mendukung pemerataan ekonomi di Pulau Dewata, yang selama ini terpusat di Bali Selatan. Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur, seperti bandara, sangat diperlukan untuk memastikan pemerataan tersebut terwujud. “Bali pulaunya kecil, harus ada penyeimbangan ini. Caranya hanya dengan infrastruktur,” ungkap Pastika dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.
Selain itu, Prabowo Subianto yang berkomitmen untuk merealisasikan pembangunan bandara ini juga menyatakan bahwa Bali Utara berpotensi menjadi pusat ekonomi baru yang bisa menyaingi Singapura dan Hongkong. Komitmen tersebut menjadi salah satu faktor utama yang mendorong percepatan pembangunan Bandara Bali Utara.
Pembangunan ini juga mendapat dukungan dari para tokoh puri di Bali, termasuk Raja Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Semara Putra, yang menyatakan bahwa reklamasi laut untuk pembangunan bandara ini adalah langkah yang tepat, karena tidak akan merusak situs budaya atau pura-pura bersejarah yang ada di daratan. Hal ini juga dipertegas oleh Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana dari Puri Agung Blahbatuh yang sepakat bahwa pembangunan bandara di laut adalah pilihan terbaik.
Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), menjelaskan bahwa selama sembilan tahun terakhir pihaknya telah melakukan kajian komprehensif terkait pembangunan bandara, termasuk analisis dampak lingkungan. “Kami menyiapkan kursus-kursus. Jadi tidak ada warga Bali yang tak dapat pekerjaan,” kata Erwanto, menegaskan komitmen untuk melibatkan masyarakat Bali dalam pengelolaan bandara.
Proyek ini juga mendapat dukungan penuh dari sektor swasta, dengan dana yang sepenuhnya berasal dari ChangYe Construction Group. BIBU menargetkan pembangunan bandara selesai pada 2026, dengan operasional dimulai pada 2027, dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sekitar 200 ribu orang.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy