Pembunuhan Jenderal Rusia Igor Kirillov Picu Ketegangan Global, Rusia Ancam Targetkan NATO
Jakarta, Akurasi.id – Pembunuhan Jenderal Rusia Igor Kirillov menjadi pemicu ketegangan baru yang dapat memicu eskalasi besar dalam konflik Rusia-Ukraina. Insiden ini, yang terjadi pada 18 Desember 2024, memicu reaksi keras dari Rusia, dengan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev yang mengancam untuk menjadikan NATO dan pejabatnya sebagai target militer sah.
Medvedev merespons pernyataan editorial surat kabar Times, yang menganggap pembunuhan Kirillov sebagai bagian dari pertahanan negara yang sah oleh Ukraina. Pembunuhan tersebut, yang diduga dilakukan oleh Badan Keamanan Ukraina (SBU), ditengarai sebagai aksi balasan terhadap invasi Rusia.
Medvedev memperingatkan bahwa jika logika tersebut diterima, maka Rusia juga berhak melakukan serangan terhadap NATO dan pejabatnya yang dianggap terlibat dalam konflik ini. Hal ini menambah ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, yang sudah terlibat dalam mendukung Ukraina baik dari sisi diplomatik maupun militer.
Pernyataan tersebut segera mendapatkan reaksi keras dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS). Mereka menyebutkan bahwa pernyataan Medvedev hanya memperburuk retorika yang tidak bertanggung jawab dari Kremlin. Deplu AS juga menegaskan bahwa mereka dan NATO tidak mencari konfrontasi militer dengan Rusia, menyebut agresi Rusia terhadap Ukraina sebagai ancaman serius bagi keamanan Eropa dan stabilitas global.
Sebaliknya, Kementerian Luar Negeri Inggris mengecam pernyataan Medvedev sebagai bagian dari propaganda Putin, yang semakin intensif dan berbahaya. Juru Bicara Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyebut pernyataan tersebut sebagai gelombang retorika putus asa yang tidak menghentikan eskalasi konflik.
Perkembangan ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi dampak global dari konflik yang berkepanjangan, dengan dampak yang lebih besar terhadap stabilitas dunia. Meski demikian, Amerika Serikat menegaskan bahwa perang ini bisa diakhiri segera jika Presiden Vladimir Putin mengambil langkah untuk menghentikan agresinya.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy
Ini baru berita, semoga tambah sukses untuk akurasi.ci
Beritanya keren, salam meja redaksi
Mantap beritanya kak, salam kenal dari redaksi kami