
Akurasi.id. Jakarta, 6 Mei 2024 — Kementerian Kesehatan Indonesia baru saja meluncurkan sebuah inisiatif penting, Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (PPDS RSPPU), yang dirancang untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan di Indonesia. Acara peluncuran besar-besaran ini diadakan di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta beberapa menteri terkait.
Pendidikan Berkualitas Tanpa Biaya
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa program ini tidak hanya bebas biaya, tetapi juga memberikan insentif kepada para pesertanya. “Program ini dirancang untuk membebaskan calon dokter spesialis dari beban biaya pendidikan, sekaligus memberikan insentif yang sesuai dengan kontribusi mereka,” ujar Budi pada saat peluncuran.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Arianti Anaya, menambahkan bahwa program ini khusus menyasar dokter yang berada di Indonesia Tengah dan Timur, serta menuntut mereka untuk kembali dan mengabdi di daerah asalnya setelah pendidikan. Ini merupakan bagian dari strategi Kemenkes untuk mengatasi distribusi tenaga medis yang tidak merata, dimana saat ini hampir 60% dokter spesialis terkonsentrasi di pulau Jawa.
Kerjasama dengan Rumah Sakit Pendidikan
Program ini akan melibatkan kerjasama dengan 420 rumah sakit pendidikan, termasuk beberapa rumah sakit swasta, dengan tujuan untuk mendidik dokter spesialis di berbagai bidang, mulai dari jantung hingga onkologi radiasi. Setiap rumah sakit ditargetkan untuk memiliki minimal tujuh dokter spesialis, guna memastikan ketersediaan pelayanan medis yang memadai di setiap wilayah.
Perspektif dan Dukungan dari Pemerintah
Peserta program ini dianggap sebagai pegawai kontrak rumah sakit dan akan mendapatkan berbagai manfaat seperti perlindungan kesehatan dan hukum, serta jam kerja yang wajar. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan di seluruh Indonesia.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani