Ratusan unggas terjangkit flu burung di Bontang, DKP3 melalui Puskeswan lakukan sterilisasi. Kebanyakan dari unggas yang mati itu terjadi akhir Oktober lalu dan baru dilaporkan. Namun demikian, tempat-tempat unggas lain telah dilakukan penyemprotan disinfektan.
Akurasi.id, Bontang – Sebanyak 150 unggas mati mendadak di Kota Bontang pada akhir bulan Oktober lalu. Setelah mendapatkan laporan tersebut, Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanianan (DKP3) melalui Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Bontang langsung melakukan pemeriksaan kepada unggas-unggas yang mati.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan diketahui ungas tersebut mati lantaran terjangkit virus flu burung. Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Kesehatan Hewan DKP3 Bontang, Riyono yang dikonfirmasi terkait itu membenarkan adanya virus flu burung yang menyerang ungas milik warga.
“Setelah mengetahui hasil rapid testnya positif, kami kemudian mengambil 15 sampel dari 3 tempat berbeda untuk dilakukan uji Swab, dan pada Senin (9/11) hasilnya sebagaian besar unggas terjangkit virus flu burung,” jelas Riyono, Sabtu (14/11/2020).
Ia menjelaskan, dari 3 titik tempat yang dilakukan pemeriksaan, ada 2 titik yang terdapat paling banyak kematian unggas yakni Kelurahan Kampung Jawa dan Bontang Baru, sedangkan di Kelurahan Talihan hasilnya negatif.
“Khusus kematian ungags paling banyak terjadi di rumah milik Pak Yadi yang berada di belakang Rumah Sakit Amaliah, dari 150 ekor unggas berjenis ayam Bangkok miliknya, sebanyak 90-an unggas miliknya yang mati,” ucapnya.
Lanjut Riyono, untuk mengantisipasi penyebaran, pihaknya telah melakukan sterilisasi dan penyemprotan disinfektan, serta melakukan rapid test kepada ungas yang masih hidup, yang mana terdapat kematian di satu kandangnya namun tidak melaporkankan.
“Sudah kami lakukan sterilisasi ke semua kandang di sekitar lokasi, dan juga kami lakukan pemeriksaan kepada unggas lainnya yang mati tapi tidak dilaporkankan kepada kami,” terangnya.
Saat ini uji Swab lanjutan kepada unggas-unggas yang berbeda di sekitar lokasi telah di kirim ke Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Pertenakan Hewan Provinsi Kaltim. “Sampel kedua sudah kami kirim pada Jumat kemarin, kita tunggu saja hasilnya 1 sampai 2 minggu ke depan,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin