Akurasi.id – Sekolah milik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza kembali menjadi target serangan udara Israel pada Rabu malam, mengakibatkan puluhan korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka. Serangan ini meningkatkan ketegangan dan eskalasi kekerasan di wilayah yang sudah lama dilanda konflik.
Kejadian Tragis di Sekolah UNRWA
Menurut laporan terbaru, serangan udara yang dilancarkan Israel mengenai sekolah UNRWA di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah. Militer Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan pejuang Hamas yang diduga berlindung di gedung tersebut. Namun, kenyataannya, puluhan perempuan dan anak-anak yang berlindung di sekolah itu menjadi korban.
Setidaknya 32 orang dilaporkan tewas dalam serangan tersebut, termasuk banyak anak-anak yang sedang tertidur lelap saat bom menghantam. Serangan ini juga menyebabkan ratusan orang terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Apa Itu Sekolah UNRWA?
UNRWA, singkatan dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East, adalah sebuah badan PBB yang didirikan pada tahun 1949. UNRWA memiliki tugas utama untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada sekitar 5 juta pengungsi Palestina yang terdaftar di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.
Sekolah-sekolah UNRWA memainkan peran penting dalam memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak pengungsi Palestina. Selain itu, sekolah-sekolah ini juga sering digunakan sebagai tempat penampungan darurat bagi pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik. Dalam situasi perang seperti di Gaza, sekolah-sekolah UNRWA sering menjadi satu-satunya tempat perlindungan yang aman bagi banyak warga sipil.
Reaksi Dunia Internasional
Serangan terhadap sekolah UNRWA ini memicu kecaman dari berbagai kelompok kemanusiaan dan negara-negara internasional. Mereka menggambarkan situasi di Gaza sebagai “eskalasi kekerasan yang menggila.” Kelompok-kelompok ini menuntut agar serangan terhadap warga sipil segera dihentikan dan mendesak perlunya bantuan kemanusiaan mendesak untuk korban yang terluka dan mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Kondisi di Rumah Sakit Al-Aqsa
Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah kewalahan menangani banyaknya korban yang terus berdatangan. Jumlah pasien yang terluka tiga kali lipat melebihi kapasitas klinis rumah sakit tersebut. Para tenaga medis bekerja tanpa henti untuk menyelamatkan nyawa para korban meskipun dengan keterbatasan peralatan dan obat-obatan.
Konflik di Gaza menunjukkan betapa rentannya situasi di wilayah tersebut. Serangan terhadap sekolah UNRWA bukanlah yang pertama kali terjadi, dan mungkin bukan yang terakhir. Dunia internasional perlu segera mengambil tindakan untuk menghentikan kekerasan ini dan memberikan perlindungan kepada warga sipil yang menjadi korban utama dalam konflik berkepanjangan ini.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani