Jakarta, Akurasi.id – PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil raksasa yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah, telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, khususnya warga yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas perusahaan tersebut. Sritex, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu pilar industri tekstil nasional, kini menghadapi tantangan serius yang berpotensi berdampak luas pada perekonomian lokal.
Tejo (61), pemilik jasa penitipan sepeda motor di dekat pabrik Sritex, mengungkapkan penurunan drastis dalam jumlah kendaraan yang dititipkan. “Sangat menurun. Separuh lebih,” ujarnya, menambahkan bahwa penurunan ini terasa sejak pandemi Covid-19. Sebelum adanya efisiensi karyawan, Tejo biasa menerima hingga 100 unit sepeda motor setiap hari dari karyawan Sritex. Namun, kini jumlah tersebut turun hingga 50 persen.
Menyikapi situasi ini, Anggota Komisi XI DPR RI Misbakhun menolak rencana penyelamatan Sritex melalui skema injeksi finansial. Ia menyarankan agar bantuan yang diberikan negara tidak selalu dalam bentuk uang, melainkan melalui peraturan yang bisa mendukung perusahaan untuk bangkit dari kesulitan. “Proses kepailitan Sritex hanya disebabkan oleh satu tagihan,” jelas Misbakhun setelah menghadiri pembukaan ISEF 2024.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengagendakan rapat koordinasi terbatas untuk membahas isu ini. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Isy Karim, mengungkapkan bahwa salah satu fokus pertemuan adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 yang dinilai mempengaruhi keberlangsungan industri tekstil.
Reni Yanita, Plt Direktur Jenderal IKTF Kemenperin, menegaskan bahwa upaya penyelamatan tidak hanya berlaku bagi Sritex. Pemerintah akan mengambil pelajaran dari kasus ini untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. “Sritex hanya sebagai case-nya, tapi kebijakan besar akan dikaji untuk keberlangsungan industri,” ujarnya.
Presiden RI Prabowo Subianto juga meminta jajaran pemerintah untuk mencari solusi agar Sritex dapat beroperasi kembali. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya Sritex bagi perekonomian lokal dan industri tekstil nasional.
Dengan langkah-langkah yang sedang dipertimbangkan, diharapkan Sritex dapat bangkit kembali, dan perekonomian sekitar juga dapat pulih dari dampak negatif yang ditimbulkan.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy