Trending

Kehabisan Cairan Reagen, Mobil PCR Pemkot Bontang Tak Beroperasi Sejak Januari

Loading

Kehabisan Cairan Reagen, Mobil PCR Pemkot Bontang Tak Beroperasi Sejak Januari
Juru Bicara (Jubir) Tim Satgas Covid-19 Bontang, Adi Permana. (Rezki Jaya/Akurasi.id)

Mobil PCR Pemkot Bontang yang digadang-gadang bakal mempercepat diagnosis Covid-19 melalui uji swab, nyatanya kini terparkir rapi di Gedung PSC sejak Januari.

Akurasi.id, Bontang – Fasilitas Uji Swab Mobil Lab PCR milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang tidak beroperasi sejak Januari 2021 lalu. Penyebabnya karena stok cairan reagen habis.

Pernyataan tersebut dibenarkan Juru Bicara (Jubir) Tim Satgas Covid-19 Bontang Adi Permana, ia mengatakan meski belum memiliki ijin operasi dari Kementerian Kesehatan, mobil PCR tersebut sudah menguji 700 sampel Covid-19 di Kota Taman.

“Cairan reagen yang ada di Mobil PCR telah habis sejak awal Januari 2021 lalu, karena waktu awal memang kami tidak stok banyak,” ujar Adi saat ditemui usai Sosialisasi vaksinasi Covid-19 di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Kamis (18/2/2021) kemarin.

Jasa SMK3 dan ISO

Dikatakan Adi, pemesanan cairan reagen belum bisa dilakukan lantaran terkendala dengan anggaran. Sedang untuk persoalan anggaran, ia tidak tahu pasti alasannya. Yang jelas pihaknya hanya bisa mengajukan berapa jumlah pemesanan jika dana tersebut telah tersedia, dan itu pun ditentukan oleh Pemerintah Provinsi.

Untuk pemesanan sendiri kemungkinan pihaknya akan mengajukan sebanyak 1.000 hingga 2.000 cairan reagen jika anggaran telah tersedia. Besaran tersebut menyesuaikan tingkat tren kasus yang terjadi di Kota Taman saat ini.

“Wacananya ada 2.000 set untuk 2.000 orang yang disiapkan untuk Bontang. Itu informasi yang kita dapat. Untuk lebih lanjut nanti kita pastikan di hari Senin atau Selasa (22-23/2/2021) nanti kami cek ke sana, karena ambil sendiri,” jelasnya.

Baca Juga  Pemprov Kaltim Habiskan Rp2 Miliar Demi Tambah Dua Alat PCR Uji Covid-19

Adi juga menyebutkan, harga cairan reagen uji swab bervariasi. Berkisaran Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu, untuk satu uji sampel. Sedangkan untuk rekomendasi harga dia mengatakan tidak ada regulasi yang mengatur. Pilihannya bebas, dan menyesuaikan kemampuan anggaran pemerintah.

“Dalam waktu dekat kalau Senin itu sudah bisa di angkut semua, cuma belum bisa saya pastikan. Betulkah 2000, karena kita dikasih jadi masih kurang paham,” tutupnya. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button