News

Di Tengah Ledakan Kasus Covid-19, Warga Sangatta Pilih Tetap Berburu Takjil

Loading

sangatta
Lokasi penjualan takjil di sepanjang Jalan Diponegoro di padati pengunjung hingga jalan terlihat macet. (Ella Ramlah/Akurasi.id)

Akurasi.id, Sangatta – Ramadan tahun ini sangat berbeda di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Jika pada Ramadan sebelumnya, aktivitas berjalan normal, namun tidak berlaku untuk kali ini. Umat muslim harus melalui Ramadan di tengah pandemi virus corona baru atau Covid-19.

baca juga: 4 Warga Kutim Klaster Gowa Positif Covid-19, Satu Pasien Berusia 16 Tahun

Ditambah pemberlakuan social distancing atau physical distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19. Warga diminta tetap di rumah, tidak berkerumun dan menjaga jarak. Namun, fakta di lapangan berkata lain.

Masih banyak warga yang berkerumun, terutama jelang berbuka puasa. Pantauan media ini di sepanjang Jalan Diponegoro, Sangatta Utara, hampir semua tempat penjual takjil masih dipadati warga. Protokol kesehatan pun terlupa. Ada yang tidak memakai masker serta lupa menjaga jarak.

Baca Juga  Wajib Tahu, Inilah 5 Kelemahan Virus Corona untuk Cegah Penularan
Jasa SMK3 dan ISO

Devi (27), salah satu pembeli mengaku tidak terlalu khawatir. Baginya, kegiatan berburu takjil jelang berbuka puasa sudah menjadi suatu keharusan. “Kan kita belinya enggak sampai satu jam. Paling 5 menit. Langsung pulang,” katanya kepada Akurasi.id, Selasa (28/4/20).

Sementara itu, Irwan, salah satu penjual mengaku terpaksa berjualan. Sebab, pemasukannya dari berjualan mainan anak-anak merosot drastis. Tak lain karena saat ini seluruh sekolah di Kutim diliburkan sebagai dampak Covid-19.

“Mau gimana lagi. Saya biasanya dagang mainan di sekolah, tapi sekarang kan pada libur. Enggak ada pemasukan dari situ jadi mau enggak mau beralih dagang takjilan begini. Takut tertular sih takut tapi anak istri gimana di rumah,” curhatnya.

Baca Juga  Selidiki Kasus Suap di Jatim, KPK Sebut Berpeluang Panggil Khofifah-Emil Dardak

Perihal hal itu, Bupati Kutim Ismunandar sudah mengeluarkan surat imbauan agar para pedagang berjualan di rumah masing-masing, tidak berjualan di atas trotoar atau fasilitas umum serta memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 dengan memanfaatkan berjualan via online.

Namun faktanya di lapangan masih banyak pedagang yang tidak mengindahkan imbauan tersebut. “Apabila ditemukan di lapangan ternyata terdapat penjual dan pembeli tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker, maka aparat pemerintah wajib menindaknya,” imbuhnya.

Meski demikian, ia tak menyangkal masih banyak warga yang belum sadar akan bahaya Covid-19. Bahkan, jika berada di kerumunan hanya dalam 1 menit, potensi tertular Covid-19 juga besar.

Baca Juga  Peduli Dampak Corona, Baznas Bantu Multivitamin Warga Binaan Lapas Bontang

“Hari ini kita lebih kasihan lagi kalau warga tertular (saat berkerumun membeli takjil). Kami harap mereka semua sadar menghadapi situasi ekstra ordinary saat ini,” tuturnya.

Senada, Dandim 0909 Sangatta, Letkol CZI Pabate mengatakan, permasalahan pemutusan rantai Covid 19 ini harus diselesaikan dengan kerja sama semua pihak. Lantaran Tim Gugus Tugas Covid 19 tak akan pernah mampu bila bekerja sendiri, untuk itu perlu dukungan masyarakat.

“Kalau memang itu tidak sesuai dengan physical distancing jelas kita akan kasih imbau secara persuasif, kasih edukasi semuanya biar sama-sama physical distancing,” kata Pabate. (*)

Penulis: Ella Ramlah
Editor: Dirhanuddin

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button