Hukum & KriminalNews

Dugaan Kematian Yusuf Menggarah Kuat Pada Faktor Unsur Kelalaian PAUD?

Loading

Kematian Yusuf
PAUD tempat biasa Yusuf dititipkan saat ini dalam fokus penelusuran polisi untuk selidiki unsur kelalaiannya. (Dok Akurasi.id)

Akurasi.id, Samarinda – Hampir sebulan berlalu, sejak Ahmad Yusuf Ghazali (4) dinyatakan hilang secara misterius di sebuah PAUD Jalan AW Sjahranie, Kecamatan Samarinda Ulu tepatnya pada 22 November silam.

Baca juga: Hasil Penyelidikan Kematian Yusuf, Polisi Kembali Temukan Fakta Baru

Selang 16 hari kemudian, warga di Jalan Antasari II, Gang 3, RT 30 dihebohkan dengan penemuan jenazah balita tanpa kepala yang diduga Yusuf pada aliran eks anak sungai karam asam, tepatnya pada 8 Desember lalu.

Sejak hari ini, sampai saat ini semua dugaan akan kematian bocah yang diduga Yusuf masih terus menjadi misteri. Banyak yang tak percaya jika bocah malang itu tewas akibat terseret arus banjir pada saluran drainase, yang berjarak sekitar 20 meter dari tempatnya biasa dititipkan kedua orangtuanya yakni Bambang Sulistyo (37) dan Melisari (30).

Baca Juga  Orangtua Yusuf Yakin Balita Tanpa Kepala Adalah Anaknya, Polisi Tunggu Hasil Identifikasi
Jasa SMK3 dan ISO

Minimnya saksi dan bukti membuat polisi ekstra dalam bekerja guna memecahkan teka-teki kematian bocah malang yang diduga Yusuf tersebut. Sejumlah upaya telah dilakukan, mulai dari menggelar pra rekonstruksi hilangnya Yusuf pada Senin (9/12/2019) lalu, untuk mengetahui rentetan waktu hilangnya anak bungsu Bambang.

Hingga teranyar, Rabu (18/12/19) kemarin, Bambang bersama aparat kepolisian dibantu sejumlah relawan kembali menyambangi parit yang diduga menghanyutkan jasad putranya.

Kendati terdapat celah sekira 30 centimeter pada bagian bawah teralis parit. Pihak keluarga pun sampai saat ini masih belum percaya dugaan kematian tersebut.

Baca Juga  Usut Temuan Jenazah Balita Tanpa Kepala, Polisi Gelar Pra Rekonstruksi di PAUD Yusuf Menghilang

Meski demikian, polisi tetap melakukan upaya terbaiknya. Semua dugaan masih terus ditelusuri. Namun saat ini dijelaskan Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu, Ipda M Ridwan kalau jajarannya sedang berfokus pada unsur kelalaian dari pihak yayasan.

“Untuk sekarang penyidikan lebih kepada proses anak ini menghilang. Ada atau tidaknya unsur kelalaian di sana,” ucap Ridwan saat dikonfirmasi belum lama ini.
Sedangkan untuk unsur tindak kriminal, kata Ridwan harus ada saksi dan alat bukti yang kuat untuk menuju ke dugaan tersebut.

MAHYUNADI

“Sampai sejauh ini, belum ada dugaan kuat ke sana. Jadi sementara dugaan masih sama (terseret banjir),” imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika dugaan terseret arus banjir dikuatkan dengan awal mula Yusuf dikabarkan menghilang. Seperti yang kita tahu, kalau saat itu Samarinda sedang diguyur hujan begitu deras. Terlebih lagi parit yang diduga menghanyutkan Yusuf, dalam kondisi tergenang. “Saat itu kondisinya air parit lagi penuh,” imbuhnya.

Baca Juga  Ferdy Sambo Ajukan Banding Usai Dipecat Secara Tidak Hormat Dari Polri

Sedangkan lokasi ditemukannya jenazah balita malang tersebut juga masih dalam satu aliran yang sama. Terendam selama 16 hari, bisa saja membuat tubuh mungil Yusuf melunak dan gampang alami kerusakan.

“Kecuali ditemukannya di Selili sana, di atas gunung, baru jelas dugaannya mengarah ke tindak kriminal,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Upi
Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button