HeadlineHukum & Kriminal

Kaltim Darurat Narkotika, 1.733 Orang Dipenjara Setahun, Kukar dan Samarinda Zona Rawan

Loading

Peredaran narkotika cukup mengkhawatirkan di Kaltim. Bagaimana tidak, Kaltim darurat narkotika. Indikasi Kaltim darurat narkotika, antara lain masih tingginya kasus tersebut setiap tahunnya. Kaltim bahkan menempati urutan 2 besar dalam daerah rawan narkotika.

Akurasi.id, Samarinda – Hingga saat ini kasus peredaran narkotika di Kaltim masih menjadi masalah bersama. Sebab, setiap tahunnya kasus peredaran narkotika di Kaltim berada dalam tren yang kurang baik. Cenderung mengalami peningkatan.

Secara nasional, Kaltim menempati posisi kedua peredaran narkotika untuk jenis sabu-sabu. Untuk peredaran narkotika jenis tertentu, Kaltim masih berada di angka 33 dari 34 provinsi di Indonesia. Sementara untuk di kabupaten/kota se-Kaltim, Kutai Kartanegara (Kukar) dan Samarinda masih menempati posisi tertinggi kasus peredaran narkotika jenis sabu.

Sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim, Brigjen Pol Wisnu Andayana menjelaskan. Pada tahun 2021, persentase penyebaran narkotika di wilayah Tanah Benua Etam, sebutan Kaltim, terus mengalami peningkatan signifikan. Meskipun saat itu masih pandemi, namun tingkat peredaran obat terlarang itu semakin liar.

Baca Juga  Polisi Ungkap Bisnis Rapid Test Palsu di Pelabuhan Samarinda, Para Pelaku Raup Keuntungan Puluhan Juta
Jasa SMK3 dan ISO

Kaltim Darurat Narkotika: Setahun Ada 1.407 Kasus dan 1.733 Orang Dipenjara

Berdasarkan data yang pihaknya himpun, BNNP Kaltim mencatat ada 1.407 kasus dengan 1.733 tersangka di 2021. Angka tersebut pun disebut-sebut mengalami kenaikan beberapa ratu kasus, jika membandingkannya dengan tahun sebelumnya. Mayoritas jenis narkotika yang beredar yaitu, sabu-sabu, ganja, ekstasi, obat-obatan berbahan adiktif serta lem.

“Sesungguhnya semua wilayah di Kaltim masih termasuk daerah rawan peredaran gelap narkotika. Jadi tidak ada daerah yang masuk kategori aman dari peredaran narkotika di Kaltim. Paling rawan di Kukar, menyusul Samarinda,” bebernya usai menghadiri Peringatan Hari Anri Narkoba Internasional (HANI) 2022, Senin (27/6/2022).

Menurutnya, wilayah darat dan lautan yang cukup luas menjadi salah satu penyebab rawannya Kaltim menjadi teritori peredaran barang haram yang masuk dalam obat psikotropika ini. Selain berbatasan langsung dengan provinsi lainnya, Kaltim juga berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia.

Baca Juga  Jusuf Kalla Soroti Pengkondisian Suara Rakyat di Pemilu 2024

Hal inipun menyebabkan Kaltim memiliki banyak pintu masuk yang tidak semuanya berada dalam penjagaan ketat aparat berwajib. Meskipun BNNP Kaltim telah mengamankan sejumlah jalan tikus yang disinyalir sebagai tempat masuk narkotika. Masih ada puluhan jalan tikus lainnya yang tidak terdeteksi.

Kaltim Darurat Narkotika: BNNP Kaltim Sulit Awasi Banyaknya Jalan dan Pelabuhan Tikus

Oleh karena itu, ia berharap, akan adanya sinergitas yang baik dengan seluruh pihak dalam mencegah peredaran narkotika di Tanah Benua Etam. BNNP Kaltim tidak dapat melakukan penjagaan dan antisipasi masuknya narkotika seorang diri.

Baca Juga  Brigadir W Pelaku Penembakan di Malinau Jalani Dua Proses Pemeriksaan Hukum, Kapolres : Kami Serius Menangani Ini

“Luas laut Kaltim saja 10 ribu kilometer. Lebih dan banyak terdapat jalan-jalan tikus dan pelabuhan kecil yang digunakan menajdi pintu masuk narkotika ke Kaltim,” ucapnya.

Sebagai salah satu langkah antisipasi yang BNNP Kaltim lakukan, dengan mempersiapkan pembentukan 11 desa bersih dari narkoba (bersinar). Sebagai upaya pencegahan dan penanganan penyalahgunaan narkoba di tingkat kelurahan dan desa.

“Tahun ini, BNNP menyiapkan pembentukan 11 desa Bersinar di Kaltim. Bukan desa yang aman, tetapi desa yang rawan narkoba dijadikan Desa Bersinar. Yang tadinya statusnya waspada, bisa turun menjadi siaga,” ucapnya. (*)

Penulis/Editor: Devi Nila Sari

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button