Terobos Penjagaan, Pengidap Skizofrenia Ancam Ledakan Bom di Polres Tarakan

Pengindap skizofrenia membuat heboh karena melakukan pengancaman ledakan bom di depan pintu Polres Tarakan, Kaltara. Beruntung ternyata di dalam tas tersebut hanya berisikan pakaian.
Akurasi.id, Tarakan – Peristiwa menggegerkan terjadi di depan pintu masuk Polres Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Karena mendapat ancaman peledakan bom oleh seorang pria bernama AS (35) pada Selasa (17/1/2023) kemarin.
AS yang menyambangi kantor polisi kala itu menggunakan sepeda motor merek Honda Blade, KT 4119 FY. Dengan membawa satu kotak kardus dan satu tas koper yang disebutnya berisi bom.
Setelah melontarkan ancaman tersebut. Personel penjagaan Polres Tarakan bergegas mendekati AS. Namun dia dengan cepat menghindar dan berlari meninggalkan barang bawaannya.
Mendengar ancaman tersebut, personel jaga lantas berkoordinasi dengan Tim Gegana Satbrimob Polda Kaltara untuk melakukan pengecekan. Saat diperiksa, petugas tidak menemukan bom sama sekali.
Kotak kardus dan satu buah koper yang dibawa AS rupanya berisi pakaian dan buah cempedak.
“Setelah itu Tim Resmob melakukan pengejaran, dan yang bersangkutan berhasil diamankan beberapa jam kemudian,” Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasi Humas, Ipda Anita Susanti, Rabu (18/1/2023).
AS Mengidap Skizofrenia Kambuhan Sejak 2021
Setelah diamankan dan menjalani pemeriksaan, AS selalu memberikan keterangan yang berbelit. Hingga akhirnya sang istri bersama orang tuanya didatangkan petugas ke Polres Tarakan.
Saat itulah baru terungkap, kalau AS adalah seseorang yang mengidap gangguan kejiwaan dan divonis menderita penyakit paranoid skizofrenia.
“Jadi yang bersangkutan ini sejak 2021 sudah diharuskan minum obat secara rutin. Kalau tidak rutin (minum obat) yang bersangkutan bisa kumat,” tambahnya.
Sebelum melakukan ancaman peledakan bom di Polres Tarakan, AS bersama sang istri diketahui sempat bepergian ke Nunukan. Sepanjang perjalanan hingga kembali kerumah mereka, AS penyakitnya tidak ada kumat.
Kendati tidak kumat, namun selama bepergian sang istri sempat menyebut kalau AS beberapa kali menunjukan gejala kecil. Namun demikian, perilakunya cenderung baik hingga kembali ke rumah mereka di Tarakan.
Oleh karena itulah, sang istri tidak begitu khawatir dan membiarkan AS pergi sendiri mengambil barang ke pelabuhan.
“Setelah pulang dari Nunukan, kemudian dia ini mau ke pelabuhan ambil barang. Berupa kardus dan koper, dan itulah awal kejadiannya,” ungkap Anita.
Setelah mengambil barang dari pelabuhan berupa kotak kardus dan koper. AS diduga membelokan kendaraannya ke Polres Tarakan. Hingga saat dimana penyakitnya kumat dan terjadilah aksi ancaman peledakan bom.
“Dari keterangan istrinya, dia (AS) ini kalau mau kumat biasanya rutin solat lima waktu. Kalau enggak kumat biasanya solatnya enggak rutin,” paparnya.
Setelah berhasil diamankan dan dipastikan mengidap gangguan kejiwaan. AS pun segera diantarkan menuju RSJD Tarakan untuk menjalani perawatan medis lanjuta.
“Iya tadi malam yang bersangkutan sudah kita bawa ke rumah sakit jiwa didampingi keluarga pada malam tadi,” pungkasnya. (*)
Penulis: Upik
Editor: Devi Nila Sari