Inflasi Terendah dalam 10 Tahun di Bulan Ramadan
Akurasi.id, Samarinda – Bulan Ramadan biasanya dilalui dengan harga-harga yang meningkat tajam. Pada bulan itu, masyarakat berbondong-bondong meningkatkan konsumsi. Tak heran, harga barang dan jasa kerap melambung tinggi dibanding bulan-bulan lainnya.
Kondisi demikian tak terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim). Pada Mei 2019 atau bertepatan dengan Ramadan 1440 Hijriah, Kaltim mengalami inflasi terendah dalam 10 tahun terakhir. Artinya, harga-harga produk pembentuk inflasi tak beranjak naik signifikan atau relatif stabil.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Muhammad Nur mengungkapkan, inflasi di Bumi Etam pada Mei 2019 sebesar 0,56 persen. Lebih tinggi dibanding inflasi di bulan sebelumnya yang hanya berkisar di angka 0,15 persen.
“Tingkat inflasi Kaltim periode ini lebih rendah dari nasional sebesar 0,68 persen (mtm),” jelasnya, Senin (10/6/19).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi dialami kelompok bahan makanan sebesar 2,31 persen. Kata dia, inflasi bahan pangan disebabkan meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode Ramadan.
Selain itu, mendekati akhir bulan, permintaan akan komoditas pangan semakin membesar sejalan dengan persiapan menyambut hari raya Idulfitri 1440 Hijriah. Akibatnya, harga beberapa komoditas naik. “Di antaranya daging sapi dan daging ayam ras,” sebutnya.
Di samping bahan pangan, kelompok sandang juga mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. Umumnya sebagian besar masyarakat meningkatkan belanjanya untuk sandang. Budaya menggunakan baju baru pada hari lebaran turut meningkat karena didukung promosi online dan offline yang dilakukan retail.
Nur menyebut, berdasarkan kota pembentuknya, inflasi di Samarinda tercatat sebesar 0,42 persen dan Balikpapan 0,75 persen.
Sumber utama inflasi di Samarinda adalah bahan pangan. “Beberapa komoditas yang tercatat mengalami inflasi antara lain daging ayam ras 6,87 persen (mtm), bawang putih sebesar 23,99 persen (mtm), dan cabai merah sebesar 39,06 persen (mtm),” jelasnya.
Sementara di Balikpapan, inflasi bersumber dari kenaikan harga tomat sayur serta tarif angkutan udara. Masing-masing komoditas mengalami inflasi sebesar 29,04 persen dan 2,88 persen.
Pada Juni 2019, inflasi Kaltim diperkirakan lebih rendah dibanding periode Mei 2019. Mulai menurunnya kebutuhan konsumsi pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjadi sumber utama penurunan inflasi bulan ini.
Meski begitu, pihaknya akan senantiasa memantau perkembangan pergerakan inflasi secara khusus dan perekonomian secara umum. Baik perekonomian dalam skala domestik, nasional, maupun internasional.
Sejumlah kegiatan telah dilakukan guna mengantisipasi kenaikan harga yang berkelanjutan. Kegiatan yang dimaksud antara lain operasi pasar dan inspeksi mendadak ke pasar tradisional dan modern.
“Serta memantau ketersediaan stok di pasar induk dan distributor utama. Hal tersebut dimaksudkan untuk memantau pergerakan harga secara langsung dan memastikan ketersediaan stok [barang] di masyarakat,” bebernya. (*)
Penulis: Ufqil Mubin
Editor: Ufqil Mubin