Libur Lebaran, PDAM Kutim Jamin Pasokan Air Bersih
Akurasi.id, Sangatta – Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Tuah Benua (PDAM TTB) Kutai Timur (Kutim) menjamin pasokan air untuk seluruh pelanggannya selama bulan Ramadan hingga Hari Raya Idulfitri.
Dalam persiapan memasuki libur dan cuti bersama Hari Raya Idulfitri yang cukup panjang, PDAM TTB Kutim sudah menyediakan pasokan air bersih. Adapun kebijakan yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat pada masa libur dan cuti bersama tahun ini dipastikan meningkat.
Di antaranya mempersiapkan dan menjaga sumber air. Hal itu bertujuan agar PDAM dapat memproduksi air sesuai kebutuhan dengan tetap memperhatikan aspek kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
“Untuk Ramadan hingga lebaran bahkan sampai libur lebaran, PDAM sudah mengantisipasi segala hal dan memastikan pasokan aman dan lancar,” kata Direktur Utama PDAM TTB Kutim, Suparjan, saat menggelar buka bersama dengan awak media, Sabtu (25/5/19).
Dia mengaku PDAM Kutim sudah menjangkau 17 kecamatan dari 18 kecamatan di Kutim. Adapun satu kecamatan belum dapat dijangkau PDAM. Penyebabnya, Sarana Pengolahan Air Minum (SPAM) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy yang belum diuji coba.
Kata dia, segala persiapan telah dikerahkan termasuk penyiagaan petugas pengawas kualitas air dan pengaliran yang akan beroperasi selama 24 jam. “Ada petugas yang mengatur pengaliran selama 24 jam. Selama bulan Ramadan, kita jaga kualitas sesuai standar kesehatan,” katanya.
Jumlah petugas yang bekerja pun ditambah. Jika di hari biasa di bagian distribusi reguler hanya dua orang, maka saat libur lebaran akan ditambah menjadi empat orang. Penambahan petugas juga dilakukan di bagian produksi.
Selama bertugas di hari libur Idulfitri, petugas disyaratkan bekerja ekstra. “Boleh izin tetapi harus ada yang menggantikan,” terang Suparjan.
Hal itu merupakan kebijakan dan pengorbanan petugas PDAM agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan baik.
“Harapan kami pelanggan juga bisa bekerja sama dengan baik melalui pengaduan call center [0811-591515],” pintanya.
Menurut dia, terjadi perubahan pola konsumsi air di masyarakat selama Ramadan. “Biasanya tingkat pemakaian tinggi pagi dan sore hari. Tapi selama Ramadan, sore dan malam hari justru lebih tinggi. Karena kebutuhan masyarakat berbuka, salat tarawih, dan sahur,” ungkap Suparjan.
Tingginya tingkat pemakaian diukur dari tekanan air yang dialiri. Normalnya hanya 5-6 barr atau sama dengan 50 meter kolom air. Ketika puncak pemakaian, tekanan bisa mencapai 0,3-0,5 barr. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Ufqil Mubin