CorakNews

Pelatihan Jurnalistik dari Kominfo, Belajar Deskripsikan Berita

Loading

Pelatihan Jurnalistik
Doan Widhiandono, Redaktur Jawa Pos saat menyampaikan materi jurnalistik. (Suci Surya Dewi/Akurasi.id)

Akurasi.id, Bontang – Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia menuju masyarakat informasi, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang menggelar Pelatihan Jurnalistik, di Auditorium Taman 3 Dimensi Bontang. Kegiatan tersebut dilaksanakan 2 hari, Rabu hingga Kamis (16-17/10/19).

Gelak tawa riuh terdengar dari para peserta yang terdiri dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dan pranata humas (prahum) Pemkot Bontang, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), serta jurnalis. Sebab, Doan Widhiandono, Redaktur Jawa Pos yang menjadi narasumber sesi pertama bertemakan Jurnalisme Zaman Now menggelitik audiens dengan materi dari hasil pengalamannya menjadi wartawan dan redaktur selama 17 tahun. Bahkan para peserta begitu antusias mencecar pertanyaan tanpa henti kepada pria yang sudah menikah itu.

Keseruan saat mengulik berita misalnya, saat Doan menerangkan berita berjudul ‘Ada Noni Belanda di Tangga’ yang terbit di Jawa Pos, 23 Maret 2017 lalu. Kata dia, berita tersebut diperoleh dari hasil liputan 3 wartawati muda yang harus menginap di Gedung Setan Surabaya selama 3 hari. Tujuannya untuk mendapatkan berita apik dari hasil investigasi langsung di lokasi yang terkenal angker itu.

Baca Juga  Data Terbaru, Korban Meninggal Gempa Cianjur Capai 318 Orang

Pewartanya tak luput mendeskripsikan setiap hal sekecil apapun. Misalnya saat ketiga wartawati Jawa Pos mendeskripsikan tulisan ketika mereka melewati sebuah tangga. Contohnya, pada kalimat tidak langsung pada berita ditulis, ‘Ada 34 anak tangga yang mengantarkan ke lantai 2. Pada anak tangga ke-16, ada kelokan. Bulu kuduk tiba-tiba berdiri. Kaki pun dipaksa cepat melangkah …’ lalu pada kalimat langsungnya, “Di tikungan tangga tadi biasanya ada noni-noni Belanda,” ungkap suami Silvi Susanna tersebut.”

Jasa SMK3 dan ISO

“Setelah liputan 3 hari di Gedung Setan, enggak lama kemudian mereka berhenti kerja. Bukan takut gara-gara liputan. Tapi 2 orang dapat beasiswa di luar negeri, dan seorang lagi lanjut kuliah,” canda Doan disambut tawa peserta.

Baca Juga  Transformasi Industri 4.0, Pupuk Kaltim Usung Smart Production di Hannover Messe 2023
Pelatihan Jurnalistik
Mantan jurnalis Tribun Kaltim ini mengisi materi teknik penulisan dan kode etik jurnalis.(Suci Surya Dewi /Akurasi.id)

Di sesi kedua, peserta pelatihan dibagi 2. Yakni peserta PPID dan prahum mengikuti materi teknik penulisan, menentukan angle dan lead, serta membuat judul yang diisi narasumber Felanans Gevrido Yosef dari Kaltim Kece. Dan peserta dari KIM dan jurnalis media TV, cetak, online pemateri diisi Udhin Dohang. Jurnalis asal Tribun Kaltim ini mengisi materi teknik penulisan dan kode etik jurnalis.

Walikota Bontang Neni Moerniaeni dalam pesan sambutannya menuturkan, dia menyambut baik pelatihan jurnalisme yang digarap Diskominfo Bontang. Kata dia, demokrasi tidak akan hadir tanpa adanya kebebasan pers. Sebaliknya, lanjut dia, dengan adanya negara demokrasi pers akan menemukan kebebasan. Pers tidak hanya menyampaikan berita, tetapi juga memberi kritik dan saran untuk membenahi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuannya untuk memperbaiki kinerja kepemerintahan.

Baca Juga  Pria di Gunung Telihan Jadi Pengedar Narkoba, Pembelinya Warga Kanaan

“Untuk itu saya berharap dengan adanya pelatihan ini semua peserta mengikuti dengan sebaik-baiknya sehingga memahami kode etik dan dunia jurnalistik. Mari kita memahami aturan yang berlaku agar tidak ada lagi berita hoax yang disebar media atau perseorangan yang kurang bertanggungjawab,” tutupnya. (*)

Editor: Yusuf Arafah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button