Penghapusan Bagasi Gratis “Cekik” Pedagang dan Agen Koran Nasional
Akurasi.id, Bontang – Penghapusan layanan bagasi gratis atau free baggage allowance (FBA) bagi penumpang maskapai penerbangan Lion Air dan Wings Air rupanya berdampak kepada sebagian pedagang di Bontang. Aturan yang efektif diberlakukan 22 Januari 2019 itu menurunkan daya beli konsumen.
Hal ini diakui Bagus Afandi, pemilik Toko Oleh-Oleh Gus Faqih. Sejak aturan tersebut diberlakukan, penjualannya menurun. Alasannya, para konsumen yang rata-rata wisatawan harus berpikir dua kali saat membawa buah tangan. Pasalnya, setiap barang yang dibawa akan dikenakan biaya bagasi.
“Banyak konsumen yang akhirnya berpikir tak perlu membeli oleh-oleh,” ujarnya kepada Akurasi.id, Selasa (12/3/19).
Tak kehilangan akal, dia berupaya mengatasi masalah tersebut dengan memberikan solusi kepada konsumen yang mengunjungi tokonya. Bagus menawarkan pengiriman buah tangan melalui ekspedisi.
Cara ini lebih murah ketimbang barang yang dibawa melalui bagasi pesawat. “Kami bekerja sama dengan ekspedisi-ekspedisi di Bontang untuk solusi ini,” jelasnya.
Cara lainnya, konsumen menggunakan maskapai selain Lion Air dan Wings Air. Sebagian pengunjung di tokonya memilih layanan penerbangan yang tidak mengenakan biaya bagasi.
Ada pula konsumen yang membawa tas gunung (carrier) agar dapat memasukkan buah tangan di tasnya. “Karena tas gunung dapat dibawa naik sampai kabin pesawat,” ungkapnya.
Agen Koran Terkena Dampak
Para agen koran nasional seperti Jawa Pos, Kompas, dan Jakarta Post di Kota Taman menerima dampak penerapan biaya bagasi Lion Air dan Wings Air.
Berkurangnya pelanggan ini disebabkan keterlambatan pihak ekspedisi mengirimkan koran ke Bontang. Seharusnya koran tersedia setiap hari. Saat ini, pengiriman koran bisa terlambat 2 sampai 5 hari.
“Lion Air sekarang tidak mau menerima pengiriman di bawah total berat yang telah mereka tentukan. Kalau dulu masih bisa,” keluh agen koran nasional di Bontang, Darman.
Karena itu, koran-koran nasional kesulitan mengirim produknya ke Bontang. Padahal saat kondisi normal, Koran Jawa Pos tiba di Kota Taman pada sore hari. Sehingga pada malam hari, koran dapat didistribusikan kepada pelanggan.
“Kondisi normal saja terhitung sudah terlambat. Apalagi kondisi sekarang,” pungkasnya. (*)
Penulis: Yusva Alam
Editor: Ufqil Mubin