Pengorbanan Saksi PPP Mengawal Perebutan Kursi Ketua DPRD Kutim


Akurasi.id, Sangatta – Meski belum resmi ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kutai Timur (Kutim), data yang berhasil dihimpun Akurasi.id pada Selasa (30/4/19) memperlihatkan bahwa kursi ketua DPRD Kutim masa bakti 2019-2024 bakal dipegang kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pasalnya, dalam pemilu kali ini partai berlambang kakbah ini meraih kursi terbanyak di Pemilihan Legislatif (Pileg) DPRD Kutim. Senada, Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LP2) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kutim, Uce Prasetyo, meyakini partainya akan memimpin DPRD Kutim.
Namun, dia akan tetap menunggu rasil resmi rakapitulasi suara dan penetapan dari KPU. “Tapi sesuai hitungan internal partai dari C1 yang kami kumpulkan, alhamdulillah hasilnya luar biasa. Insyaallah perolehan sesuai target kami,” ucapnya.
Uce mengurai, PPP meraih sembilan kursi di DPRD Kutim. Kursi terbanyak didapatkan PPP di Dapil I. Di dapil tersebut, PPP memperoleh tiga kursi. Sementara Dapil II, III, dan IV, partai yang berdiri di era Orde Baru ini mendapatkan enam kursi.
Kemudian Partai Golongan Karya (Golkar) mengantongi tujuh kursi dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) lima kursi. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat satu kursi, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tiga kursi, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) empat kursi.
Selain itu, Partai Berkarya satu kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tiga kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) tiga kursi, Partai Demokrat empat kursi. Sedangkan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Garuda, Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) tidak mendapatkan kursi.
“Perhitungan kursi untuk DPRD Kutim ini masih perkiraan. Hasil finalnya tentu terlihat dari penghitungan KPU yang akan digelar pekan depan,” jelasnya.
Di balik kesuksesan PPP, ada kabar tak sedap dari salah satu saksi partai tersebut. Jack Apoy (40), seorang saksi PPP dirawat intensif di rumah sakit. Jack diduga kelelahan mengawal penghitungan suara. Warga Kecamatan Telen tersebut telah dilarikan ke Rumah Sakit Medika (SOHC) Sangatta.
Saat mengawal perhitungan suara di kecamatan, ia merasakan kesehatannya menurun drastis. Ketika diperiksa di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat, dia dinyatakan terserang penyakit jantung. Tak menunggu lama, dia dirujuk di rumah sakit terdekat.
Peristiwa ini menambah deretan jumlah saksi yang jatuh sakit dan meninggal karena bertugas menyukseskan Pemilu 2019. Tidak hanya penyelenggara pemilu, banyak pula calon anggota legislatif yang terserang penyakit.
Uce memastikan seluruh biaya perawatan Jack ditanggung partai. Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab moral PPP. “Tak lupa kami ucapkan terima kasih atas kerja keras tim lapangan PPP. Keberhasilan ini adalah hasil kerja tim,” tutupnya. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Ufqil Mubin