
Akurasi.id – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengungkapkan harapan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat membantu meredakan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, menyusul serangan udara Israel terhadap Iran pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Serangan ini melibatkan tiga gelombang serangan udara yang menargetkan fasilitas militer di ibu kota Teheran dan wilayah barat Iran. Situasi ini menambah kompleksitas dinamika konflik yang sudah berkepanjangan antara kedua negara.
Dalam konferensi pers yang diadakan pada Senin, 28 Oktober 2024, Lavrov menyatakan bahwa serangan Israel, yang dipresentasikan sebagai respons terhadap ancaman dari Iran, telah menciptakan situasi yang semakin sulit. “Kami berharap Dewan Keamanan PBB dapat memainkan peran dalam meredakan ketegangan ini,” katanya, menekankan pentingnya upaya multilateral untuk mencapai gencatan senjata di Palestina dan Lebanon. Dia menambahkan bahwa stabilitas jangka panjang dan penanganan isu-isu kemanusiaan di kawasan tersebut sangat diperlukan.
Dalam konteks yang lebih luas, Lavrov juga menggarisbawahi bahwa tugas untuk menciptakan negara Palestina yang sepenuhnya mematuhi keputusan-keputusan PBB kini menjadi semakin mendesak. Ketegangan antara Israel dan Iran bukan hanya menciptakan ancaman bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas di seluruh Timur Tengah. Diplomasi yang berhasil di kawasan ini tidak hanya akan membantu meredakan ketegangan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah yang telah lama mengganggu wilayah tersebut.
Di sisi lain, diplomat senior Kuwait, Abdullah Ali al-Yahya, menyampaikan keyakinannya bahwa gencatan senjata di Timur Tengah dapat dicapai dalam waktu dekat. Kuwait berkomitmen untuk mendorong semua pihak yang bertikai agar duduk di meja perundingan. “Pengakuan Palestina sebagai negara merdeka berdasarkan solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri pertumpahan darah ini,” tegas al-Yahya.
Serangan Israel terjadi beberapa minggu setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap Tel Aviv sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan komandan Korps Garda Revolusi Islam, Abbas Nilforoushan. Serangan tersebut menunjukkan betapa rapuhnya situasi keamanan di kawasan, di mana tindakan balasan bisa dengan cepat memicu eskalasi lebih lanjut.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, juga memberikan tanggapan tajam terhadap serangan Israel. Dalam pernyataannya, ia menilai serangan tersebut sebagai tindakan berlebihan yang tidak dapat dianggap remeh. Khamenei menekankan pentingnya menjaga keamanan negara, serta memperingatkan Israel tentang kesalahan perhitungan mereka terhadap kekuatan dan tekad rakyat Iran. “Kita harus membuat mereka memahami semua ini,” ujarnya, mengindikasikan bahwa Iran mungkin akan melancarkan serangan balasan sebagai respons.
Ketegangan yang meningkat ini menunjukkan betapa pentingnya peran PBB dalam memfasilitasi dialog antara Israel dan Iran serta dalam upaya mencapai stabilitas di Timur Tengah. Situasi yang kian memburuk ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat upaya diplomasi, ketidakpastian dan konflik tetap mengintai, dan mengharuskan semua pihak untuk bekerja sama demi perdamaian yang berkelanjutan. Diplomasi yang efektif dan kerja sama internasional sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan yang sangat sensitif ini.
Dengan semua tantangan yang ada, dunia menanti langkah-langkah konkret dari PBB dan negara-negara terkait untuk meredakan ketegangan dan menciptakan jalan menuju perdamaian di Timur Tengah. Hanya melalui dialog dan kerja sama yang tulus, ketegangan yang berkepanjangan ini dapat diatasi demi kesejahteraan semua pihak yang terlibat.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy