Sistem Zonasi Membuat Siswa Baru Membeludak di Sekolah Negeri


Akurasi.id, Sangatta – Jadwal belajar mengajar di tahun ajaran 2019 sudah dimulai. Namun sejak diberlakukannya sistem zonasi, terdapat beragam masalah yang dihadapi sekolah.
Wilayah yang hanya memiliki satu sekolah menengah pertama (SMP) yang berstatus negeri harus menumpuk murid baru. Hal ini dialami SMP Negeri 1 Sangatta Utara dan SMP Negeri 1 Sangatta Selatan.
“Sistem zonasi yang ada menyebabkan pihak sekolah terpaksa memberlakukan jam belajar mulai siang hingga sore hari,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur (Kutim), Roma Malau, Selasa (6/8/19).
Kata dia, cara ini terpaksa diambil pihak sekolah karena kelas tak mampu menampung siswa yang tidak terakomodir di pagi hari. Pembukaan kelas pagi dan siang pun diizinkan Disdik Kutim. Tujuannya agar seluruh siswa kelas 7 yang diterima di dua SMP tersebut dapat mengikuti proses belajar.
“Ini terjadi dikarenakan di Sangatta Utara, khususnya yang masuk dalam zonasi Jalan AW Syahrani, hanya memiliki satu SMP negeri,” ungkapnya.
Seiring dengan itu, kata Roma, SMP negeri di zonasi AW Syahrani membutuhkan ruangan dan gedung baru. Begitu pula dari segi penambahan sekolah negeri. Sudah selayaknya di wilayah itu memiliki SMP baru yang berstatus negeri.
Dia berasalan, penambahan SMP negeri di wilayah tersebut dibutuhkan karena bertambahannya jumlah penduduk dan SD negeri di Sangatta Selatan serta Sangatta Utara.
Meski begitu, Roma menyadari pembangunan sekolah negeri tak semudah membalikkan telapak tangan. Selain harus memenuhi prosedur teknis, pemerintah juga mempertimbangkan kemampuan anggaran daerah.
Solusinya, sebelum rencana pembangunan SMP negeri yang baru di zonasi tersebut direalisasikan pemerintah, pihaknya akan mengupayakan penambahan ruangan untuk kelas.
“[Agar] putra dan putri Kutim bisa ditampung untuk bersekolah dan belajar,” tandasnya. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Ufqil Mubin