Sudah 343 Kasus, Penyakit DBD Mulai Hantui Kota Taman


Akurasi.id, Bontang – Penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Botang patut mendapatkan kewaspadaan tinggi masyarakat. Kondisi cuaca yang tidak menentu, membuat penyebaran penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini tumbuh begitu cepat.
Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang periode Januari-Februari 2019, angka kasus DBD di Kota Taman sudah mencapai 343 kasus. Sebanyak 128 kasus di antaranya masuk penyakit demam dengue dan 67 kasus lain adalah suspect DBD.
Dari data kasus itu, 148 di antaranya dinyatakan positif mengidap DBD. Penyebaran terbesar kasus ini berada di tiga wilayah yakni Kelurahan Berebas Tengah dan Kelurahan Api-Api masing-masing 40 kasus, serta Kelurahan Tanjung Laut sebanyak 39 kasus.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit Dinkes Bontang, Diana Nurhayati menuturkan, upaya kerja sama lintas sektor telah dilakukan untuk mencegah dan menekan angka kasus DBD. Survei titik-titik rawan penyakit tersebut juga sudah dilakukan di Kota Taman.
“Kami juga sudah meminta bantuan teman-teman di puskesmas untuk membantu melaporkan jika memang mendapati adanya kasus demam berdarah. Supaya bisa dilakukan pencegahan sedini mungkin,” kata dia, Jumat (22/2/19).
Pencegahan DBD melalui kegiatan fogging dirasakan tidak begitu efektif lagi. Selain karena terbilang lambat dalam membunuh induk nyamuk, cara itu juga tidak terbilang cukup ampuh untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
Kesadaran masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air, dan menimbun sampah adalah solusi paling baik. “Diperlukan pemahaman dan kesadaran masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” katanya.
Memberantas jentik-jentik nyamuk aedes aegypti dapat menghilangkan penyebab mendasar dari penyakit DBD. Membersihkan lingkungan dari genangan air juga cukup penting dengan menerapkan PSN disertai 3M Plus.
“Fogging hanya membunuh induk nyamuk, tapi tidak sepenuhnya membunuh jentik-jentiknya. Fogging juga tidak tepat waktu dan tidak begitu maksimal memberantas DBD,” tegasnya.
Pemberantasan nyamuk dengan 3M Plus dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Kedua, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
Ketiga, menggunakan kelambu saat tidur dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk dan menanam tanaman pengusir nyamuk. Keempat, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah.
“Kami perlu dukungan masyarakat untuk bergerak bersama mengurangi kasus DBD di Kota Bontang. Penting juga diketahui masyarakat, DBD juga bisa terjadi saat masyarakat ke luar daerah. Di situ biasanya ada nyamuk yang hinggap di mobil. Virus DBD dapat bertahan selama seminggu,” terang Diana.
Kepala Seksi (Kasi) Surveilans Imunisasi dan Penanggulangan Wabah Bencana Dinkes Bontang, Adi Permana menyampaikan, masyarakat perlu memahami bahwa terdapat wakt-waktu yang cukup efektif memberantas nyamuk dengan fogging. Baik jentik nyamuk maupun induk nyamuk.
“Waktunya bisa dimulai pagi hingga pukul 09.00 Wita. Saat sore hari bisa dimulai pukul 16.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita. Bahan aktif fogging akan rusak apabila terkena sinar matahari. Ada fogging yang memakai air dan ada juga berbahan bakar solar,” jelasnya. (*)
Penulis: Hermawan
Editor: Yusuf Arafah