

Baznas Bontang capai target, ZIS selama 2020 capai Rp5,7 M. Bahkan, tahun lalu banyak program yang berhasil dijalankan untuk umat.
Akurasi.id, Bontang – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bontang berhasil mencapai target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Pada 2020, ZIS yang dikumpulkan dari masyarakat Bontang senilai Rp5,7 miliar.
Ketua Baznas Bontang Kuba Siga mengatakan jumlah ZIS 2020 justru melampaui target. Sebelumnya, pihaknya justru menargetkan Rp5,5 miliar.
“Alhamdulillah, sepanjang 2020 pengumpulan zakat, infak, dan sedekah di Bontang bisa melebihi target,” ucapnya kala berbincang dengan Akurasi.id, Selasa (23/2/2021).
Pencapaian target 2020 lalu lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Di mana 2019 lalu ZIS yang terkumpul hanya Rp3,4 miliar. Meski begitu, kata Kuba, jumlah pengumpulan zakat tersebut justru mencapai target.
Berkaca dari pencapaian 4 tahun lalu, Kuba mengaku pada 2017 pihaknya hanya memperoleh Rp931 juta dan 2018 hanya mencapai Rp1,6 miliar.
“Pada 2017 dan 2018, jumlah ZIS yang dikumpulkan Baznas Bontang tidak ada yang mencapai target. Itu saat tersulit kala itu,” bebernya.
Pada 2019, diakui Kuba jumlah zakat meningkat sejak adanya Peraturan Wali Kota (Perwali) Bontang Nomor 19 tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkup Pemerintah Daerah.
“Semua juga berkat dukungan Pemkot Bontang, melalui Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni yang juga turut andil mengajak seluruh ASN berzakat,” ungkapnya.
Program Baznas Bontang Selama 2020
Selama 2020, selain program santunan rutin kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan lainnya, ada banyak program yang sukses dijalankan Baznas Bontang. Di antaranya bedah warung yang dijalankan pada akhir 2020 lalu. Sebanyak 20 unit tempat usaha di Bontang masing-masing mendapat bantuan senilai Rp25 juta.
“Bantuan tersebut merupakan dari zakat kolaborasi Baznas Bontang dan pusat,” ucapnya.
Sedangkan kriteria penerima bantuannya, Kuba menjelaskan, pemilik warung termasuk dalam golongan munfiq dengan pendapatan di bawah 85 gram emas atau senilai sekira Rp85 juta per tahun.
Lalu, penerima bantuan mengajukan proposal ke Baznas sebelumnya. Selain itu, warung yang akan dibedah merupakan milik pribadi dan berlokasi strategis. Syarat lain, calon mustahik bisa mengoperasikan sistem android. Sebab, nantinya pemilik warung menggunakan aplikasi Zmart yang berfungsi untuk memudahkan mustahik memperoleh barang dagangan dari Distribution Center Baznas.
“Sebelumnya, tim kami yang turun ke lapangan untuk survei langsung calon penerima bantuan,” tuturnya.
Bedah warung juga menjadi program Baznas Bontang yang sudah dilaksanakan Oktober 2020 lalu. Ada 20 unit rumah yang diperbaiki dengan masing-masing mendapatkan Rp25-30 juta per unit. Kuba menuturkan progres bedah rumah selesai selama dua bulan, yakni Oktober hingga November.
“Kriterianya yang paling utama warga yang masuk dalam golongan miskin. Serta tanah dan rumahnya milik sendiri,” ucapnya.
Selama 2020, program modal usaha juga dijalankan. Program yang terbagi menjadi tiga, yakni usaha kecil, menengah, dan besar ini dijalankan Baznas Bontang dengan memberikan modal usaha. Nilainya pun beragam. Yakni mulai dari Rp1 juta untuk usaha kecil, Rp1,5 juta sampai Rp4 juta untuk usaha menengah, dan usaha besar hingga Rp25 juta.
“Diharapkan dengan program bantuan yang diambil dari zakat ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga mereka yang sebelumnya sebagai mustahik, semoga nanti bisa menjadi muzaki,” tutupnya. (*)
Penulis: Suci Surya Dewi
Editor: Rachman Wahid