

Harga cabai kian pedas jelang Ramadan, DPRD Bontang: Salah satunya imbas banjir. Untuk mencegah terus terulangnya lonjakan harga cabai secara mendadak, DKP3 Bontang didorong untuk selalu melaksanakan fungsi pengawasan dalam memastikan stok cabai aman.
Akurasi.id, Bontang – Harga jual cabai dalam beberapa pekan terakhir terus merangkak naik. Bahkan, menjelang bulan Ramadan ini, harga cabai naik hingga 100 persen. Tak pelak, kenaikan yang begitu signifikan, membuat para pedagang maupun pembeli mulai mengerutkan jidat.
Pedagang dan pembeli wajar mulai mengeluh. Pedagang misalnya, mereka merasa dengan naiknya harga jual cabai, dagangan mereka menjadi semakin sepi. Sebaliknya, pembeli mengeluh lantaran biaya yang harus mereka keluarkan kian membengkak.
Salah satu pedagang cabai di Pasar Taman Rawa Indah Bontang, Utami mengatakan, harga cabai naik sudah lebih dari sepekan terakhir. Dia menduga, salah satu penyebab meroketnya harga jual cabai sebagai bagian dari imbas banjir yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Selama harga naik, dia mengakui, masih ada saja orang yang beli, walaupun porsinya dikurangi. Mengingat cabai hingga saat ini terbilang kebutuhan pokok beberapa kalangan penikmat pedas. Terutama bagi para pedagang kuliner yang rata-rata memiliki menu dengan cabai sebagai bumbu tambahannya.
“Harga normalnya Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram, sekarang naik jadi Rp100 ribu hingga Rp110 ribu per kilogram. Untuk penjualan masih aman saja, setiap hari ada saja yang beli, tetapi mereka kurangi pembeliannya, yang biasanya 1 kilogram, sekarang setengah kilogram saja lagi,” tutur Utami, Kamis (11/3/2021).
Menyikapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Bontang, Rustam menyebut, naiknya harga cabai sudah menjadi tren setiap menjelang bulan Ramadan. Bahkan dia mengakui, kalau hampir setiap tahunnya selalu mengalami naik ataupun turun harga.
“Kalau bicara soal cabai, kenaikannya mungkin karena terjadi banjir di mana-mana, sehingga petani-petani cabai susah untuk panen,” ucap Rustam saat dikonfirmasi media ini.
Menurutnya, sebagai imbas dari banjir yang melanda Kota Bontang maupun daerah-daerah lainnya yang biasa menyuplai cabai ke Bontang, juga mempengaruhinya. Karena, ketika pasokan cabai berkurang, maka stok yang ke Bontang pun berkurang. Itu menjadi alasan melonjaknya harga cabai saat ini.
“Kenaikan harga cabai ini bukan hal biasa lagi, dari pengalaman-pengalaman sebelumnya juga sering naik harganya,” ujar Rustam.
Tidak ingin larut dengan persoalan itu, Rustam mendorong Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Bontang, untuk selalu memastikan stok cabai di Bontang tidak habis. Misalnya, dengan mendorong pemberdayaan petani maupun menguatkan kerja sama dengan daerah penghasil cabai, baik di Kaltim maupun luar Kaltim.
“Susahnya di Bontang ini kurangnya petani cabe, semua stok dari luar Kota Bontang. Nah, yang bisa kita lakukan adalah mendorong agar DKP3 Bontang selalu melakukan pengawasan dan memastikan bahwa stok cabai kita selalu tercukupi, supaya harga cabai bisa dikendalikan,” serunya.
Rustam juga meminta ke DKP3 untuk selalu memastikan stok cabai pedagang pasar selalu ada. Agar harga tidak mudah melonjak. “Jangan sampai habis. Akan repot jika stok cabai di Bontang habis. Yah, walaupun harganya terbilang naik, yang penting stok harus selalu ada,” tutupnya. (*)
Penulis: Rezki Jaya
Editor: Dirhanuddin