Wujudkan Bontang Bersih, Neni Ingin Masyarakat Galakkan Gerakan Bersihkan Sampah di Laut


Akurasi.id, Bontang – Kegiatan bersih-bersih pantai dan laut dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2019 diapresiasi Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni. Aksi peduli lingkungan garapan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Bontang itu dinilai dapat mengurangi sampah plastik yang ada di pantai maupun laut.
Neni ingin, gerakan seperti itu dapat dilaksanakan secara masif di berbagai kegiatan dan kesempatan, baik oleh lembaga pemerintah maupun masyarakat. Neni yakin, jika semua elemen masyarakat bahu membahu menjaga lingkungan, maka Bontang akan menjadi kota yang bersih dan bebas dari berbagai persoalan sampah.
Orang nomor wahid di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang itu mengakui, pengurangan sampah plastik memang belum begitu optimal di Kota Taman –sebutan Bontang. Namun, adanya aturan mengurangi sampah plastik sangat berdampak di Bontang. Terbukti dengan berkuragnya volume sampah yang sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bontang Lestari.
“Kami monitornya dari jumlah volume sampah, karena Bontang sudah memiliki KSM di setiap kelurahan, dari 9 ton sehari sampah sebelumnya, saat ini sudah mulai berkurang,” jelas dia, Kamis (12/9/19).
Menurutnya, untuk di laut, sampah memang terbilang sulit dipantau. Pada Kamis (12/9/19) misalnya, masih terlihat sampah plastik yang baru dibuang di laut. Karenanya, Neni meminta harus ada gerakan masif dan tak boleh menyerah untuk terus melakukannya. “Cara mengukur sampah di laut, dilihat secara faktual masih seperti ini. Tapi sudah jauh berkurang dari sebelumnya,” terang dia.
Untuk perbandingannya, Neni mengatakan bisa menimbang hasil sampah yang dikumpulkan pada gerakan bersih pantai dan laut serentak ini, dengan hasil bersih-bersih laut beberapa waktu lalu. Bisa dibandingkan selisihnya berapa.
Namun demikian, masih ada satu kekhawatiran yang menghantui wali kota perempuan itu. Para turis atau pengunjung di Pulau Beras Basah diketahui masih acap membuang sampah ke laut. Akhirnya, pemerintah lagi yang menggelar aksi bersih-bersih hingga sampahnya mencapai 20 karung. “Memang agak sulit, tapi harus dilaksanakan semaksimal mungkin,” imbuhnya.
Disinggung soal kesadaran masyarakat membuang sampah ke laut yang kian waktu terus turun, Neni menyebut masih perlu perjuangan luar biasa untuk menyadarkan bahwa bumi ini hanya satu dan manusia membutuhkannya, sehingga harus dijaga.
“Laut termasuk bagian dari bumi, maka harus dijaga. Karena ikan pun sekarang banyak mengandung mikroplastik yang tentu ada radikal bebas, hingga menyebabkan kanker dan lainnya,” bebernya.
Neni menegaskan, jika dirinya sangat mengapresiasi kegiatan gerakan bersih pantai dan laut pada Harhubnas. Mengingat Indonesia penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia. “Kalau ada ikan paus yang mati di perairan Indonesia, maka kita turut andil di dalamnya,” tutupnya.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala KSOP Kelas II Bontang, Agus Harjanto yang juga ketua Panitia Gerakan Bersih Pantai dan Laut, dalam sambutannya mengatakan, dari Kementerian Perhubungan, gerakan ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia yang melibatkan 220 KSOP. Gerakan bersih-bersih laut dan pantai juga sebagai edukasi bagi warga pesisir. “Hasil sampah yang dikumpulkan nanti akan dipilah antara sampah plastik dan sampah organik,” jelas Agus.
Gerakan bersih laut dan pantai diharapkan dapat dilaksanakan rutin, minimal 4 bulan sekali. Sehinga sampah-sampah di wilayah pantai, khususnya pesisir laut bisa berkurang. “Kami minta masyarakat bisa sadar menjaga kebersihan lingkungan, disiplin membuang sampah, dan memilah pembuangan sampah antara sampah plastik dan organik,” tandasnya. (*)
Penulis: Ayu Salsabila
Editor: Yusuf Arafah