New Normal, Angin Segar Pariwisata


Ditulis Oleh: Armunanto Somalinggi
Samarinda, 1 Juli 2020
“Ketika kamu behenti berubah, saat itu pula hidupmu berakhir.” Benjamin Franklin.
NEW NORMAL atau tatanan kehidupan baru menuntut masyarakat untuk segera beradaptasi. Perubahan menuntut masyarakat menciptakan era baru yang berbeda dari sebelumnya. Bagaimana sebenarnya penerapan New Normal dalam industri pariwisata terjadi dan sejauh mana akan berdampak pada perubahan perilaku wisatawan.
baca juga: Yuk Nginap di Hotel Grand Kartika, Hanya Rp350 Ribu Sudah Bisa Dapat Banyak Benefit
Pandemi Covid-19 yang tak terduga memberikan dampak yang luar biasa bagi semua industri, tidak terkecuali pariwisata. Tiga bulan terakhir ini industri pariwisata seperti perhotelan, penerbangan, biro perjalanan wisata, destinasi wisata, EO/event organizer festival dan event pariwisata mengalami masa krisis, industri memikirkan segala upaya untuk dapat survive dalam situasi pandemi. Wisatawan mancanegara dan domestik turun drastis seiring pengurangan penerbangan dan physical distancing.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama memperkirakan pendapatan negara dari devisa sektor pariwisata kemungkinan turun sampai 50%. Namun tentu hal ini tidak akan terjadi selamanya, ada saatnya industri pariwisata akan kembali melihat titik terang dan booming kembali setelah krisis berakhir.
Roger McNamee, yang memperkenalkan istilah “New Normal” adalah suatu waktu di mana kemungkinan besar kita bersedia bermain dengan aturan baru untuk jangka panjang. Penerapan New Normal memberi angin segar pariwisata untuk bangkit memulai kembali pengembangan sektor pariwisata.
Tatanan kehidupan baru ini (New Normal) memang tidak mudah untuk mengembalikan wajah pariwisata seperti dulu, tetapi dengan strategi baru, pariwisata yang lesu dapat bangkit dan kembali bergairah.
Diawali dengan pernyataan Presiden Jokowi yang meminta pelaku pariwisata Indonesia beradaptasi dengan tatanan normal baru. Presiden menilai, pandemi Covid-19 akan mengubah perilaku pariwisata global, dan tren wisata yang diminati dalam kondisi New Normal akan mengedepankan kebersihan, kesehatan dan keamanan. Liburan akan bergeser ke alternative liburan yang tidak banyak orang, seperti solo travel tour, awareness tour, dan termasuk di dalamnya virtual tourism serta Stay Cation.
Senada dengan Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Idham Azis turut mendukung penerapan tatanan kehidupan baru (New Normal) dengan mencabut maklumat terkait larangan dan upaya pembubaran terhadap kerumunan dalam pencegahan penularan Covid-19.
Presiden Jokowi memperkirakan pariwisata akan pulih di awal tahun 2021, di Indonesia sendiri terdapat dua (2) skenario masa pandemi, yaitu:
- Berakhir akhir Juni–awal Juli, jika penanganan efektif.
- Berakhir akhir Agustus–awal September, jika penanganan lemah.
Dilansir dari kontan.co.id, Senin 20 April 2020, MarkPlus Tourism menerangkan bahwa ada tiga (3) fase perilaku wisatawan yang akan berubah (New Tourism Behaviour) dalam tatanan kehidupan baru (New Normal), yaitu:
- Perilaku pertama, adalah para turis masih merasa berisiko untuk berwisata jauh, perjalanan sifatnya domestik atau terbatas dalam kota atau dikenal dengan istilah Stay Cation.
- Perilaku kedua, adalah ketika jumlah kasus Covid-19 baru relatif tinggi dan bersamaan vaksin Covid-19 ditemukan (Early Euphoria), di mana booking hotel, paket wisata dan bisnis pariwisata meningkat tajam.
- Perilaku terakhir, adalah fase Post Normal, di mana vaksin telah ditemukan dan dunia berhasil menekan jumlah kasus baru, perilaku wisatawan akan perlahan kembali seperti semula. Namun di satu sisi lain mereka akan semakin aware terhadap dampak negatif yang dihasilkan dalam sebuah perjalanan seperti emisi karbon. Sehingga fenomena microcation (perjalanan pendek) dan slow tourism (mengunjungi sedikit destinasi namun lebih dalam pengalaman) akan semakin populer.
Beberapa negara memperkirakan pariwisata akan normal kembali tujuh sampai sembilan bulan, kendati tidak ada yang tahu kapan Covid-19 ini akan berakhir, namun dengan penerapan New Normal, maka pelaku industri pariwisata diharapkan untuk berkemas menyiapkan langkah dan strategi terbaiknya untuk menyambut kembali wisatawan yang datang, industri pariwisata harus siap menghadapi New Normal. Setelah pandemi berakhir, akan terjadi booming wisatawan setelah lama tinggal di rumah. Saat ini masih banyak negara menutup pintunya bagi WNA atau turis, Stay Cation dalam negeri diprediksi jadi salah satu cara wisatawan menghabiskan liburannya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menyatakan, sebagai tahap awal untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata, tren pariwisata normal baru nantinya akan fokus pada tiga layanan, yaitu kebersihan, kesehatan dan keamanan yang menjadi upaya peningkatan wisata berkualitas (Quality Tourism) atau dikenal dengan sebutan CHS (Cleanliness, Health and Safety). Penerapan program CHS wajib menjadi perhatian industri pariwisata, sedangkan untuk wisatawan sendiri pemerintah akan fokus kepada wisatawan domestik terlebih dahulu (Stay Cation).
Pandemi Covid-19 memberi pelajaran penting bagi dunia, telah cukup memberi jeda untuk memulihkan diri, pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan stakeholder, pelaku pariwisata perlu segera beradaptasi dengan perubahan ini. Mengutip pakar manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali “Berubah atau tergilas oleh perubahan (disruption).” Dunia akan memasuki kehidupan normal baru dan kebiasaan lama akan beralih ke pola kebiasaan baru.
Pengembangan pariwisata Kalimantan Timur dalam penerapan tatanan kehidupan baru (New Normal) tentunya membutuhkan keterlibatan semua pihak, pemerintah dan komunitas pariwisata serta masyarakat untuk bangkit dan berusaha, saling bahu-membahu bersama menghidupkan kembali pariwisata di Bumi Kalimantan Timur.
Dengan penerapan protokol kesehatan pada tatanan kehidupan baru (New Normal), kita harus tetap optimis dan dapat menyesuaikan perilaku wisatawan baru, promosi dan strategi marketing potensi pariwisata Kalimantan Timur membutuhkan semangat baru, mari bersama mengawal pariwisata Kalimantan Timur kembali menawan dan mempesona. Salam Wonderful Indonesia. (*)
Editor: Dirhanuddin
Sekilas Penulis: Armunanto Somalinggi merupakan GM Hotel Grand Kartika Samarinda. Dia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) BPD PHRI Kaltim. Selain itu, pria berpostur tinggi tersebut juga dipercaya sebagai Kabid Humas dpd Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Kaltim.