Corak

Hadapi Covid-19 dengan Kreatif, RT 25 Bontang Baru Buat Terowongan Sterilisasi

Loading

terowongan sterilisasi
Sebelum pulang warga diimbau mensterilkan diri. (istimewa)

Akurasi.id, Bontang – Tak ada rotan, akar pun jadi. Peribahasa ini lantas menjadi motivasi Agus Salim membangun terowongan sterilisasi di tengah jalan masuk wilayah yang dipimpinnya, yakni RT 25 di Jalan MH Thamrin, Gang Terompet 1, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara.

baca juga: Waktu Belajar di Rumah Diperpanjang, Disdik Samarinda Jadikan Corona Mata Pelajaran

Ditetapkannya Bontang berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) pasca diumumkan adanya pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), lantas tak membuat pria yang disapa Agus ini panik. Dari hobinya yang senang membaca artikel di internet, dia menemukan tulisan tentang disinfectant chambers yang disiapkan di istana negara dengan harga puluhan juta.

Agus berinisiatif membuat bilik sterilisasi dengan menggunakan peralatan dan bahan yang mudah dijangkau. Berbekal ilmu dari browsing internet, Agus mempraktikkan cara mudah membuat disinfectant chambers. Mulanya dia melakukan percobaan membuatnya untuk digunakan di depan rumahnya. Selama 3 hari, alat tersebut berhasil digunakan.

Jasa SMK3 dan ISO
terowongan sterisisasi
Para pemuda bahu membahu membuat terowongan sterilisasi. (istimewa)

Ketua RT yang membawahi 60 kepala keluarga (KK) ini pun mengajak warga dan para pemuda untuk membuat terowongan sterilisasi. Bahan-bahannya pun berasal dari swadaya masyarakat. Di antaranya drum untuk menampung disinfektan, besi baja, serta tarup hasil pengadaan program pemerintah. Sedangkan mesin embun walet lengkap set 20 titik nozzle sprayer, pompa RO, dan terpal diakui Agus barang itu dibeli tidak sampai menghabiskan Rp 500 ribu.

Baca Juga  Budayakan Hidup Bersih di Masa Covid-19, DPMPTSP Bontang Hadirkan Inovasi Wastafel Pedal

“Semuanya hasil urunan warga. Dan pemasangannya dibantu pemuda-pemuda yang aktif di RT 25,” katanya saat dihubungi Akurasi.id, belum lama ini.

Terowongan sterilisasi ini menggunakan tarup berukuran 3×4 meter. Memiliki 20 titik cairan embun disinfektan. Bagian 2 sisi dindingnya ditutup terpal agar embun tidak tertiup angin. Terowongan ini dihubungkan langsung dengan pompa yang terhubung arus listrik. Di bagian salah satu sisinya diletakkan drum ukuran 200 liter sebagai penampung cairan disinfektan yang diracik sesuai standar kesehatan. Dalam tahap percobaan, drum hanya diisi 100 liter cairan disinfektan. Jika cairan habis, maka diisi kembali oleh pemuda yang diberi tanggung jawab mengelola terowongan tersebut.

Baca Juga  Bontang Punya Mobil PCR, Hasil Tes Covid-19 Hanya 3 Jam

Suami dari Rumaidah ini berencana akan memasang terowongan sterilisasi itu awal April mendatang. Namun setelah diumumkan Bontang berstatus KLB, dia dan warga berduyun-duyun membuat terowongan sterilisasi. Prosesnya hanya membutuhkan waktu sehari. Untuk saat ini, kata dia, pengoperasian alat disinfeksi ini masih manual. Di mana warga yang akan memakai alat ini harus menekan tombol terlebih dahulu. kata Agus, alat kontrol sensor otomatis sudah dipesan senilai Rp 90 ribu masih dalam pemesanan.

“Kalau pake sensor dari jauh 7 meter orang datang embun disinfektannya keluar dan mati ketika sudah pergi,” jelas ayah dari 5 anak ini.

Inginkan Warga Berkorban dan Menjadi Lingkungan Mandiri

terowongan sterilisasi
Ketua RT 25 Agus Salim. (istimewa)

 

Setiap akan pulang ke rumah, pria yang akrab disapa Agus ini mengimbau warganya melewati terowongan sterilisasi yang diletakkan pada mulut Gang Terompet 1. Dia berharap warganya agar sedikit berkorban memutar jalan sebelum pulang meskipun ada jalan lain yang lebih dekat menuju rumah. Tujuannya hanya satu, kata Agus, demi keluarga selamat dari penularan virus korona.

Baca Juga  Bapera Kaltim Berbagi Berkah Ramadan, Bagikan 300 Paket Sembako Pada Pengendara

“Pulang dari pasar, atau dari mana pun, ayo lewat terowongan sterilisasi. Jangan sampai pulang bawa virus untuk anak dan istri,” imbau pria yang sudah menjabat ketua RT selama 10 tahun ini.

Rencananya RT 25 Bontang Baru akan melakukan disinfeksi ke seluruh lingkungannya secara mandiri. Dalam kondisi terdesak seperti ini, lanjutnya, tidak perlu menunggu bantuan penyemprotan disinfektan dari pihak lain.

“Yuk kalau mau sehat mari saling bangun membangun, itu saja prinsipnya,” ucapnya.

Agus berharap semua mulai dari lapisan terbawah agar saling sadar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penularan penyakit. Selain itu, dia berharap warga lainnya terinspirasi membuat alat serupa untuk meminimalisir penularan virus korona.

“Seandainya semua mau mencoba dari bawah tanpa mengharapkan bantuan dulu Bontang bisa berkurang penyebarannya. Semoga ini menjadi inspirasi bagi wilayah lain,” pungkasnya. (*)

Penulis/Editor: Suci Surya Dewi


Print Friendly, PDF & Email

Artikel Terkait

Back to top button