Harga Cabai Bikin Pedas Setiap Jelang Ramadan, Komisi II DPRD Kaltim Minta Pemerintah Turun Tangan


Harga Cabai Bikin Pedas Setiap Jelang Ramadan, Komisi II DPRD Kaltim Minta Pemerintah Turun Tangan. Selain memastikan kestabilan harga, pemerintah dianggap perlu memastikan proses distribusi barangnya, sehingga tidak ada oknum yang sengaja memainkan harga.
Akurasi.id, Samarinda – Persoalan klasik lonjakan harga cabai yang selalu terjadi setiap tahunnya selalu saja berulang. Terlebih ketika jelang bulan Suci Ramadan yang selalu dikeluhkan masyarakat umum.
Lonjakan yang cukup pesat ini cukup membuat warga harus menghela nafas panjang. Alasannya, hampir semua jenis cabai, mulai dari cabai rawit sampai cabai keriting menyentuh harga Rp100 ribu per kilogram.
Meski para ahli telah menyimpulkannya, jika kenaikan harga berdampak dari faktor alam yang membuat para petani di Jawa Timur (Jatim) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami gagal panen, namun hal tersebut tak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab kedua daerah ini merupakan pemasok utama cabai bagi kebutuhan masyarakat di Kaltim.
Melihat permasalahan yang seperti tak memiliki ujung ini, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Nidya Listiyono berkata, kelangkaan yang terjadi ini harus ada upaya yang dilakukan oleh pemkot dan pemprov setempat.
Pertama, perlu mencari tahu jalur distribusi kepada produsen yang menghasilkan cabai. “Betul atau tidaknya gagal panen seperti yang dikabarkan,” kata Tio sapaan karibnya, Rabu (24/3/2021).
Memastikan jalur distribusi pemasok cabai pasalnya wajib dilakukan. Sebab, dikhawatirkan Legislator Fraksi Golkar ini kalau kabar tersebut hanya upaya menutupi para pelaku penimbunan, yang memanfaatkan momentum demi meraup untung pribadi.
Sementara itu, jika berbicara antisipasi jangka panjangnya, lanjut Tio, Kaltim harus lebih bersiap diri. Yakni dengan cara membentuk atau meningkatkan swasembada khususnya di sektor pertanian kebutuhan utama masyarakat seperti cabai. “Kita harus swasembada, petani Samarinda harus tahu,” tegasnya.
Ketika swasembada dilakukan, Tio harap pemerintah bisa berupaya melindungi petani dan siap untuk membeli ketika waktu panen telah tiba. Dengan menjamin harga agar petani terus bisa bekerja dan tidak mendapat hasil rugi.
Menurutnya, melambungnya harga ini masalah berulang. Jadi, ketika swasembada cabai dilakukan, maka itu akan mengurangi efek dari kelangkaan cabai yang terus menerpa Bumi Etam -sebutan Kaltim- seperti saat ini.
Sekretaris Fraksi Golkar ini juga berkata, bahwa pemerintah dirasa perlu memeriksa harga di daerah lain. Melakukan operasi pasar, pengecekan harga bahan pokok. “Pemda harus campur tangan dalam menyetabilkan harga,” pungkasnya. (*)
Penulis: Zulkifli
Editor: Dirhanuddin