

Harga tahu tempe naik akibat mahalnya harga bahan baku, kedelai. Rencananya perajin tahu dan tempe di Kota Bontang akan menaikkan harga pada Rabu (6/1/2021).
Akurasi.id, Bontang – Harga kacang kedelai yang mahal membuat perajin tahu dan tempe di Kota Bontang harus menaikkan harga jual produk mereka. Kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe. Saat ini, harga kedelai berkisar di Rp 490 per 50 kilogram dari sebelum berada di kisaran Rp 365 ribu per 50 kilogram.
“Makin lama harga kacang (kedelai, Red.) makin tinggi. Mau tidak mau, harga tahu tempe naik,” ujar ibu Dawam, seorang perajin tempe di rumah produksinya di Jalan Ahmad Yani, Gang Rawa Indah, Bontang Utara, Selasa (5/1/2021).
Perempuan berumur 45 tahun itu mengaku, kenaikan bahan baku sudah dirasakannya sebelum memasuki masa pandemi Covid-19. Harga untuk 1 karung dengan berat 50 kilogram seharga Rp 365 ribu dan terus merangkak naik setiap bulannya, hingga saat ini mencapai harga Rp 490 ribu.
“Mulai besok (6/1/2021) saya naikkan harga, karena kalau tidak dinaikkan jadi susah, karena kenaikan harga kedelai sangat meningkat. Dan disini juga ada karyawan yang digaji,” keluh ibu Dawam.
Dia juga menjelaskan, untuk harga sebelumnya sebelum pandemi pihaknnya masih bisa mengimbangkan pengeluaran dan pemasukan, tetapi untuk saat ini, dia lebih memilih untuk menaikkan harga ketimbang mengecilkan ukuran produknya.
“Dari pelanggan kami pun memberikan saran untuk lebih baik menaikkan harga ketimbang mengecilkan ukuran,” jelasnya.
Pabrik yang sudah ada sejak tahun 1991 ini memiliki pelanggan dari berbagai kalangan, baik dari ibu rumah tangga, penjual sayur, hingga penjual gorengan. Untuk kenaikan harga tempe yang sebelumnya Rp 2.500 per bungkus, mulai Rabu (6/1/2020) menjadi Rp 3.000 per bungkus. Sementara untuk harga tahu yang sebelumnya Rp 10.000 per tiga bungkus, menjadi 12.000 per 3 bungkus. “Harapannya ya mudah-mudahan harga kacang kedelai bisa turun dan normal kembali. Biar sesuai harganya. Pembeli jadi tidak merasa mahal,” harapnya. (*)
Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid