Jakarta, Akurasi.id – Wabah streptococcal toxic shock syndrome (STSS), yang dikenal sebagai infeksi bakteri pemakan daging, tengah menghebohkan Jepang. Kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes kelompok A ini telah mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah. Mari kita telusuri asal mula ditemukannya bakteri ini, tingkat penyebarannya, gejala yang harus diwaspadai, dan cara pencegahannya.
Asal Mula Ditemukannya Bakteri Pemakan Daging
Bakteri Streptococcus pyogenes kelompok A pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab infeksi kulit dan jaringan lunak yang parah. Penyakit ini dikenal dengan nama streptococcal toxic shock syndrome (STSS), atau yang lebih populer disebut sebagai infeksi bakteri pemakan daging. Bakteri ini dapat menyebar dengan cepat melalui aliran darah dan menghancurkan jaringan tubuh dalam waktu singkat.
Tingkat Penyebaran Penyakit di Jepang
Pada paruh pertama tahun 2024, Jepang mencatat lonjakan kasus STSS yang signifikan. Menurut laporan dari Kyodo News, jumlah kasus yang tercatat mencapai 1.000 kasus, melampaui rekor tahun sebelumnya. Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan bahwa infeksi ini telah menyebabkan ratusan orang terinfeksi dan beberapa di antaranya meninggal dunia. Mayoritas kasus terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun.
Gejala Terjangkitnya Bakteri Pemakan Daging
Berikut adalah delapan gejala utama dari infeksi bakteri pemakan daging yang perlu diwaspadai:
- Demam dan Menggigil
Demam tinggi yang disertai menggigil adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. - Nyeri Otot
Nyeri otot yang intens dan menyebar, sering kali lebih parah daripada yang diharapkan dari luka atau cedera yang terlihat. - Mual dan Muntah
Respons tubuh terhadap infeksi bakteri yang serius. - Tekanan Darah Rendah
Penurunan tekanan darah yang signifikan, menyebabkan pusing, lemas, dan kebingungan. - Kegagalan Organ
Infeksi yang menyebar dapat menyebabkan kegagalan organ seperti ginjal, hati, atau jantung. - Detak Jantung Cepat
Respons tubuh terhadap stres dan infeksi, jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah dan oksigen. - Napas Cepat
Tanda bahwa tubuh berjuang untuk mendapatkan oksigen yang cukup. - Kematian Jaringan Tubuh (Nekrosis)
Kulit berubah warna menjadi merah, ungu, atau hitam, dengan area yang terasa sangat sakit, bengkak, dan melepuh.
Cara Menghindari Infeksi Bakteri Pemakan Daging
Hingga saat ini, belum ada vaksin khusus untuk mencegah infeksi bakteri pemakan daging. Namun, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Kebersihan yang Baik
Sering mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer. - Menjaga Luka Tetap Bersih
Balut luka hingga sembuh untuk mencegah infeksi. - Hindari Sumber Air Tercemar
Hindari berenang di kolam air panas, kolam renang, danau, sungai, dan laut. - Gunakan Masker Saat Sakit
Mencegah perpindahan droplet lewat pernapasan. - Perilaku Hidup Sehat
Teruskan kebiasaan baik yang terbentuk selama pandemi Covid-19.
Wabah bakteri pemakan daging di Jepang menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Meskipun belum ada laporan kasus di Indonesia, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan. Dengan mengetahui gejala dan cara pencegahannya, kita dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari infeksi berbahaya ini.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani