Akurasi.id. Jakarta – Dalam pertandingan krusial di Liga Premier yang berlangsung di Tottenham Hotspur Stadium, tim tuan rumah harus menelan kekalahan dengan skor 0-2 dari Manchester City. Meski kekalahan ini mengecewakan, apa yang lebih menarik perhatian adalah dinamika emosional yang terjadi di lapangan dan bangku cadangan, mencerminkan tekanan dan tantangan yang dihadapi oleh Spurs dalam mengarungi musim ini.
Manajer Tottenham, Ange Postecoglou, menyatakan kekecewaan atas mentalitas tim, menyiratkan bahwa masalah ini bukan hanya tentang taktik tetapi juga tentang fondasi mental yang kurang kokoh. Hal ini seakan mengulang kritik yang pernah diutarakan oleh Antonio Conte tahun lalu, yang menyoroti kurangnya mentalitas pemenang dalam tim. “Fondasinya sangat rapuh,” kata Postecoglou setelah pertandingan, menegaskan bahwa perubahan besar perlu dilakukan untuk mengubah narasi klub.
Selain masalah mentalitas, pertandingan tersebut juga dicatatkan oleh reaksi emosional dua pemain kunci, Rodrigo Bentancur dan Ederson Moraes, yang menunjukkan frustrasi mereka saat diganti. Bentancur terlihat ngamuk, menendang bangku cadangan dan membanting botol, sementara Ederson, yang diganti setelah mengalami benturan, juga menunjukkan ketidakpuasan dengan situasi tersebut. Kedua momen ini menyoroti intensitas emosi yang mengiringi pertandingan sepak bola tingkat tinggi, terutama dalam konteks persaingan yang sengit.
Pertandingan ini tidak hanya penting bagi Tottenham tetapi juga memiliki implikasi besar bagi Arsenal, rival abadi mereka, yang peluang juaranya dipengaruhi oleh hasil pertandingan ini. Ironisnya, beberapa penggemar Tottenham terlihat merayakan kekalahan timnya, lebih memilih kegagalan mereka sendiri daripada melihat keberhasilan Arsenal, menambah lapisan lain dari rivalitas yang kompleks antara kedua klub.
Kekalahan dari Manchester City memastikan Tottenham tidak bisa masuk empat besar Liga Premier, sebuah pencapaian yang tentunya mengecewakan bagi fans maupun pemain. Pertandingan ini menjadi cerminan dari tantangan yang harus dihadapi Tottenham: tidak hanya di lapangan, tapi juga dalam membangun kohesi dan ketahanan mental di luar itu.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani