Petani Jagung di Kaltim Bakal Diberikan Modal yang Mudah dan Aman dari Modal Antara


Akurasi.id, Samarinda – Modal Antara menggandeng Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) untuk menjajaki budi daya jagung di Kaltim. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Undestanding (MoU) yang diselenggarakan di Samarinda, Kamis (5/9/19).
MoU itu memuat kerja sama untuk memudahkan para petani jagung di Kaltim mengakses modal yang mudah dan aman. Direktur Modal Antara, Aden Budi, mengatakan, para petani di Bumi Etam masih kesulitan menghadapi akses permodalan.
Padahal potensi pertanian di Kaltim sangat bagus. Dukungan sumber daya alam dan iklim membuat provinsi ini memiliki banyak hasil pertanian. Luas wilayah Kaltim yang penuh daratan menjadikan wilayah ini berpotensi menjadi sentra produksi jagung nasional.
“Khususnya di wilayah Muara Badak sampai Kota Bangun punya potensi untuk menghasilkan jagung dengan kualitas terbaik,” sebutnya.
Pihaknya berkomitmen menyiapkan modal untuk pemanfaatan 2.000 hektare lahan yang akan ditanami jagung di sejumlah daerah di Kaltim. Kata dia, langkah ini bagian dari komitmen Modal Antara mendukung pembiayaan pertanian jagung di Kaltim.
“Modal Antara juga diharapkan menjadi yang terdepan membawa sektor pertanian masuk dalam ekosistem digital. Karena itu, tentu akan membuat petani lebih efektif dan efisien dalam transaksi,” jelasnya.
Sebagai sumber pembiayaan yang masuk dalam peer to peer lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihaknya ingin membangun komitmen kerja sama yang disiplin dengan para petani.
“Agar pertanian jagung lebih berkembang pesat. Kami berkomitmen menyediakan pembiayaan yang mudah dan aman. Di sisi lain, petani juga diharapkan mendukung kami untuk disiplin dalam pengembalian pinjaman,” harapnya.
Modal Antara Memudahkan Para Petani

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wirakarya, Samsul Bahri, mengaku sudah mempelajari rekam jejak Modal Antara. Kata dia, perusahaan tersebut terbukti membantu petani di Indonesia.
“Sedangkan dengan kami, ini penjajakan awal untuk memulai kerja sama. Beberapa bulan lalu kami sudah berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan ini. MoU ini tindak lanjut kerja sama antara kami dan Modal Antara,” jelasnya.
Dia menyebut, terdapat 13 kelompok tani di Gapoktan Wirakarya yang membutuhkan pembiayaan dari Modal Antara. Setiap kelompok di Gapoktan terdapat 23 sampai 30 petani. Semuanya mengharapkan dukungan permodalan untuk mengembangkan jagung di Kutai Kartanegara (Kukar).
“Program revolusi jagung itu masih kurang dalam pendanaannya. Petani belum memiliki modal sendiri untuk membeli pupuk,” bebernya.
Setiap petani, lanjut dia, membutuhkan modal Rp 10 juta untuk mengembangkan jagung dalam satu hektare lahan. Modal ini akan digunakan untuk membiayai penanaman hingga pasca panen jagung.
“Selama ini ada modal dari bank. Cuma kita tahu bank itu sangat rumit syaratnya. Kemudian petani baru bisa mengembalikan uang setelah panen. Kita melihat Modal Antara bisa memenuhi harapan petani jagung,” katanya. (*)
Penulis/Editor: Ufqil Mubin