
Akurasi.id – Stadion Gelora Bung Karno (GBK) merupakan ikon kebanggaan masyarakat Indonesia yang terletak di jantung kota Jakarta. Dibangun pada tahun 1960, stadion ini awalnya dibangun untuk mendukung perhelatan Asian Games ke-IV pada tahun 1962. Namun, sejarah mencatat bahwa nama stadion ini pernah mengalami perubahan di era pemerintahan Presiden Soeharto.
Awalnya, nama Gelora Bung Karno diusulkan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Berdasarkan kisah yang tercatat dalam otobiografi KH Saifuddin Zuhri: Berangkat dari Pesantren (2013), nama tersebut muncul dalam perbincangan pagi di Istana Negara. Saat itu, Soekarno membahas nama yang tepat untuk kompleks olahraga ini bersama beberapa menteri, termasuk Saifuddin Zuhri, yang merupakan ayah dari Menteri Agama era Jokowi, Lukman Hakim Saifuddin.
Soekarno awalnya ingin menamainya “Pusat Olahraga Bung Karno.” Namun, Saifuddin Zuhri mengusulkan perubahan karena kata “pusat” dianggap terlalu statis dan tidak mencerminkan semangat dinamis dari olahraga. Atas saran Saifuddin, nama “Gelanggang Olahraga Bung Karno” disepakati, dan disingkat menjadi “Gelora Bung Karno” yang lebih dinamis dan sesuai dengan tujuan utama olahraga.
Meski begitu, pada tahun 1984, Presiden Soeharto mengubah nama Gelora Bung Karno menjadi Gelanggang Olahraga Senayan melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1984. Langkah ini merupakan bagian dari upaya de-Soekarnoisasi, atau penghapusan jejak-jejak Soekarno dalam sejarah bangsa.
Setelah 17 tahun berjalan, pada era Reformasi, muncul keinginan dari masyarakat untuk mengembalikan nama Bung Karno ke stadion tersebut. Aspirasi ini pertama kali disampaikan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi I DPR dan Menteri Sekretaris Negara Djohan Effendi pada 24 Oktober 2000. Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), merespons positif aspirasi masyarakat ini.
Akhirnya, pada 17 Januari 2001, Gus Dur resmi menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2001 yang mengembalikan nama Gelanggang Olahraga Senayan menjadi Gelanggang Olahraga Bung Karno. Langkah ini dilakukan untuk menghormati Soekarno sebagai penggagas utama pembangunan stadion tersebut.
Sejak saat itu, Stadion Gelora Bung Karno kembali dikenal dengan nama yang mencerminkan semangat Proklamator RI dan terus menjadi simbol kebanggaan Indonesia hingga kini.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy