Birokrasi

Perpustakaan Pesisir Kekurangan Buku, DPK Bontang Berjanji Akan Benahi

Loading

Perpustakaan Pesisir Kekurangan Buku, DPK Bontang Berjanji Akan Benahi
Kegiatan Layar Puspita DPK Bontang sebelum pandemi Covid-19. (Dok DPK Bontang)

Perpustakaan pesisir kekurangan buku, DPK Bontang berjanji akan benahi. Rencananya tahun depan akan dibuatkan program mengumpulkan buku lalu diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Akurasi.id, Bontang – Melalui program Layar Puspita, Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan (DPK) Bontang terus memantau perkembangan perpustakaan di daerah pesisir.

Baca juga : Ikuti Webinar DPK Bontang Besok, Tumbuhkan Motivasi Menulis pada Anak di Masa Pandemi

Belum lama ini, DPK Bontang mengunjungi SDN 015 Bontang Selatan di Pulau Selangan, Kelurahan Tanjung Laut, Rabu (14/10/2020) lalu. Petugas memonitoring perpustakaan yang ada di pesisir tersebut. Namun nampak koleksi buku di sekolah tersebut hanya sedikit.

Jasa SMK3 dan ISO

Disinggung hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan DPK Bontang Usman membenarkan pihaknya selain melakukan kunjungan, mereka memonitoring perpustakaan yang ada di daerah pesisir.

Baca Juga  Terhitung 1 Maret, Pemerintah Tetapkan BPJS Kesehatan Syarat Jual Beli Tanah

”Kami bulan lalu melakukan kunjungan sekaligus memonitoring perpustakaan yang ada di daerah pesisir Kota Bontang, untuk tahun ini kita kunjungi Pulau Selangan, tepatnya di SD Negeri 015 Bontang Selatan,” ucapnya saat ditemui Akurasi.id, Selasa (10/11/2020).

Melihat kondisi di sana, pihaknya berencana akan membenahi agar menjadi perpustakaan yang layak untuk masyarakat di daerah tersebut.

Usman membeberkan kondisi perpustakaan di SDN 15 Selangan memang hanya ada beberapa buku. Namun belum bisa dikategorikan sebagai perpustakaan. Buku nampak tertata rapi pada raknya, tetapi belum diklasifikasikan.

“Ternyata setelah saya komunikasi dengan kepala sekolahnya, kendala utamanya adalah SDM dan sarana prasarananya yang kurang memadai,” jelas Usman.

Kata dia, pihaknya memiliki perencanaan ke depan. Secara bertahap pihaknya akan meningkatkan kualitas perpustakaan di daerah pesisir. Mengingat SDM yang terbilang kurang.

Baca Juga  Gratis E-Sertifikat, Besok DPK Bontang Gelar Webinar Workshop Kepenulisan

“Jalan pintasnya nanti, Insyaallah ke depan, mungkin 2021 mendatang setelah pandemi Covid-19 ini sudah aman, saya akan kerahkan tenaga pustaka yang ada di DPK ini untuk membantu di sana. Sembari menunggu pihak sekolah menambah SDM,” tuturnya.

DPK Bontang Wacanakan Program Mengumpulkan Buku untuk Masyarakat
Untuk membantu memfasilitasi atau menambah koleksi buku di daerah pesisir Bontang, DPK mempunyai program yang bernama Bakultrasi. Program ini bertujuan untuk mengumpulkan buku dari masyarakat. Kemudian buku tersebut disumbangkan untuk masyarakat. DPK Bontang sebagai fasilitatornya.

“Dalam program tersebut, buku yang datang ke DPK akan kami buatkan berita acara, terus kami pilah, yang layak dan bagus disumbangkan ke masyarakat yang membutuhkan, terutama untuk daerah pesisir. Kemudian, untuk buku yang tidak layak akan kami sortir kembali, kemudian kami jual. Dari hasil penjualan itu akan kami pakai untuk membeli buku yang lain,” jelas Usman.

Baca Juga  Dukung Perpustakaan Buka Kembali, DPK Bontang Terima Bantuan APD dari Perusahaan

Karena faktor pandemi Covid-19 yang melanda di Bontang, tahun ini DPK Bontang hanya mendatangi Pulau Selangan saja. Mengingat hal tersebut membutuhkan transportasi dan biaya.

“Untuk tahun ini hanya Pulau Selangan saja, tentu membutuhkan tranportasi dan biaya. Akibat pandemi, anggaran sudah dinolkan. Ini yang menjadikan salah satu hambatan tahun ini untuk merealisasikan secara maksimal program Layar Puspita ini,” bebernya.

Harapannya, semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu, agar kegiatan-kegiatan positif dari DPK akan aktif kembali dan dapat membangun literasi di Bontang.

“Mudah-mudahan di tahun 2021 mendatang, keadaan sudah lebih membaik, anggaran sudah pulih, kami akan mulai pelan-pelan membenahi perpustakaan yang ada di daerah pesisir. Karena ini untuk pendidikan anak-anak di daerah tersebut. Kalua bukan dari sekarang, pendidikan mereka dikhawatirkan akan terputus, sementara pendidikan minimal di Indonesia harus lulus SMA,” pungkasnya. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Suci Surya Dewi

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button