Air Sungai Hitam dan Berbau, Diduga karena Limbah Perusahaan
Akurasi.id, Sangatta – Air sungai di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim), berubah menjadi hitam dan berbau. Perubahan bentuk air ini diduga tercemar limbah perusahaan.
Setelah banjir surut, air di sungai tersebut masih keruh dan berbau tak sedap. Kondisi demikian kerap terlihat di Sungai Bengalon. Bedanya, kali ini tidak ada ikan mati dan mengapung terbawa arus.
Rusman (37), seorang warga di RT 21 Desa Sepaso Induk, Kecamatan Bengalon, mengungkapkan, biasanya perubahan warna air disebabkan limbah perusahaan. Diduga limbah itu berasal dari perusahaan yang beraktivitas di sekitar Sungai Bengalon.
“[Air yang] keruh dan berbau seperti ini biasanya karena ada air limbah yang masuk ke sungai dan tidak akan hilang sebelum ada hujan,” ucapnya, Minggu (21/4/19).
Dia menyebut di hulu Sungai Bengalon, air tidak berwarna keruh kecokelatan. Air hanya berwarna kemerah-merahan. Pun demikian, tidak berbau seperti air Sungai Bengalon.
Warga lainnya, Hasman (44) berharap, pemerintah melakukan investigasi penyebab bau tidak sedap di Sungai Bengalon. Pasalnya, sungai tersebut dijadikan sumber air baku bagi PDAM. “Semoga cepat ada tindakan untuk menelusuri sumber masalah pada air di Sungai Bengalon,” pintanya.
Kata dia, biasanya satu atau dua hari paska banjir, bau air sungai sudah hilang. “Ini sudah beberapa hari. Tapi sama sekali tidak berkurang aroma menyengat air Sungai Bengalon,” jelasnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim, Andi Palesangi menyatakan, pihaknya telah mengecek kondisi air sungai di Bengalon pada Senin (15/4/19). Pihaknya belum bisa menyampaikan hasilnya pada publik.
Dia juga belum dapat menerangkan penyebab puluhan ikan yang mati dan bau air di sungai tersebut. “Yang jelas kami sudah turun ke lokasi untuk mencari sampel dan mencari tahu apa penyebabnya. Nanti kalau ada hasil akan kami paparkan,” ujarnya. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Ufqil Mubin