Hukum & KriminalTrending

Ayah Lima Anak Tewas Ditikam Dipinggir Jalan, Motifnya Masih Misterius, Polisi Buru Pelaku

Loading

Tewas Ditikam
Polisi lakukan olah tempat kejadian perkara setelah Jumariansyah dilarikan ke RSUD IA Moeis. (Dok Polresta Samarinda)

Akurasi.id, Samarinda– Saat hilir mudik kendaraan sedang memadati simpang tiga yang menghubungkan jalur Jembatan Mahakam dengan Jalan Bung Tomo dan Jalan Cipto Mangunkusumo, mendadak ramai. Perhatian para pengguna jalan kala itu terfokus kepada seorang pria dengan kondisi berlumuran darah tergeletak di median jalan pada Senin (30/12/19) sore tadi sekitar pukul 15.10 Wita.

Baca Juga: Curi Motor di Masjid, Residivis Dilumpuhkan Polisi

Pria dengan perawakan kurus itu belakangan diketahui bernama Jumariansyah. Ia dikabarkan menjadi korban aksi penikaman yang dilakukan oleh dua orang pria. Informasi dihimpun, saat itu pria berusia 42 tahun ini tengah bersama empat orang rekannya yang lain.

Mereka berlima dikabarkan hendak membersihkan panggung acara pentas musik amal yang telah diselenggarakan pada Sabtu (28/12/19) malam lalu. Tatkala empat orang rekannya tengah sibuk melakukan kegiatan beres-beres, perhatian Jumariansyah  terpalingkan dengan kedatangan dua pria yang mengendarai motor merek Yamaha Vixion.

Jasa SMK3 dan ISO
Tewas Ditikam
Polisi  mengamankan barang bukti berupa sarung badik yang diduga digunakan pelaku untuk melakukan penikaman.(Muhammad Upi/Akurasi.id)

Satu diantaranya masih berada di atas motor, sedangkan satu lainnya yang masih mengenakan helm, melangkah mendekati Jumariansyah. Korban diduga telah mengenal dan ketika itu pergi menghampiri pelaku. Keduanya terlihat sempat berkomunikasi. Kemudian cekcok beberapa saat, dan berakhir pada aksi penikaman.

Baca Juga  Setelah Disekap dan Dianiaya, Mobil Serta ATM Pria Ini Dirampok

Diduga kala itu pelaku menggunakan sebilah badik. Senjata tajam dari pelaku yang belum diketahui identitasnya langsung menancap di dada kiri korban. Kemudian berlanjut dihunuskannya badik tersebut pada ruas rusuk kiri bagian bawah dari tubuh Jumariansyah.

Merasa sakit dan nyawanya terancam, Jumariansyah langsung mengelak dan coba melarikan diri. Namun sepertinya pelaku belum puas, hingga kembali mengejar Jumariansyah dan terakhir menancapkan badiknya pada bagian punggung korban. Secepat kedatangannya, pelaku langsung bergegas meninggalkan Jumariansyah dengan keadaan kritis di bibir jalan.

Mereka terpantau melarikan diri ke arah Jalan Cipto Mangunkusumo. Warga sekitar langsung melakukan inisiatif pertolongan. Mobil ambulans segera tiba. Dengan kondisi kritis dan tubuh berlumuran darah, Jumariansyah segera dilarikan ke RSUD IA Moeis. Tapi nasib berkata lain, di tengah perjalanan Jumariansyah diketahui meninggal dunia.

Berselang setengah jam dari peristiwa berdarah itu, tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System atau Inafis Polresta Samarinda terlihat langsung melakukan pemasangan police line dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dengan cekatan, polisi langsung melabeli lokasi kejadian untuk mencari kronologis sementara dari kejadian tersebut. Di akhir pekerjaannya, polisi terpantau mengambil satu buah barang bukti, yakni sarung badik yang tertinggal tak jauh dari lokasi panggung amal tersebut.

Baca Juga  Edarkan Narkoba, Warga Loktuan Diringkus Sat Reskoba Polres Bontang

Setelah dinyatakan meninggal dunia, kerabat keluarga yang tiba di rumah sakit seketika berlinangan air mata. Kepada awak media, Maryati (40) selaku kakak ipar korban menuturkan, kalau dirinya masih tak menyangka kalau Jumariansyah yang terakhir berjumpa dengannya pada satu bulan lalu harus tewas dengan kondisi mengenaskan.

Tewas Ditikam
Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Suko Widodo saat dijumpai di RSUD IA Moeis. (Muhammad Upi/Akurasi.id)

Dari pengakuan Maryati, Jumariansyah diketahui merupakan seorang ayah beranak lima. Dua anak ia dapatkan dari pernikahan pertamanya, tiga lainnya dari pernikahan terakhirnya. Sedangkan Jumariansyah sendiri dikatakan Maryati bekerja sebagai seorang pemain alat musik organ tunggal bersifat panggilan.

“Jadi selalu keliling terus kerjanya. Sedangkan anak-anaknya semua ikut sama istri. Sekarang dia (Jumariansyah) sudah setahun ini kos di kota (Samarinda),” tuturnya menahan tangis.

Meski selalu jauh dari keluarga, namun dalam kurun waktu satu, dua bulan sekali Jumariansyah dikatakan akan pulang untuk bersilahturahmi kepada sanak saudara.

“Terakhir ketemu bulan lalu pas dia pulang,” kata Maryati yang diketahui sebagai warga Loa Duri Ulu, Gang Melati 1, RT 01, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Saat pertemuan terakhirnya dengan Jumariansyah, Maryati mengaku mendapatkan sedikit cerita dari adik iparnya tersebut.

“Ngomongnya memang lagi ada masalah sama orang. Cuma masalahnya dengan siapa dan seperti apa, dia juga enggak cerita lebih jauh,” jelasnya.

Baca Juga  Miris!!! Remaja Belasan Tahun Digagahi Pria Beristri hingga Berbadan Dua

Sementara itu, Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Suko Widodo saat dijumpai sore tadi di RSUD IA Moeis menegaskan jika sampai saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan. Pertama untuk mengungkap identitas para pelaku, selanjutnya untuk mengetahui motif dari penikaman yang terjadi.

Tak hanya itu, kepada awak media polisi berpangkat melati satu ini menuturkan jika sebelum aksi penikaman, antara korban dan pelaku sempat terlihat berkomunikasi, yang mana mengindikasikan jika keduanya telah saling kenal.

“Kemudian ada cekcok hanya hitungan detik, baru terjadi penikaman. Jadi diduga antara pelaku dan korban telah saling mengenal,” terang Suko.

MAHYUNADI

Meski saat itu korban tengah ditemani oleh empat rekannya, namun dipastikan Suko kalau tak seorang pun yang mengenali pelaku kala itu.

“Jadi empat rekan korban yang lainnya ini tidak mengetahui siapa pelaku, dan apa yang sempat dibicarakan keduanya sebelum aksi penikaman,” imbuhnya.

Sampai berita ini diturunkan, polisi diketahui masih terus melakukan pengembangan dan penyelidikan lebih lanjut.

“Masih terus kami dalami, begitu juga dengan motifnya. Untuk sementara kita sudah mengambil keterangan dari dua orang di lokasi kejadian,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Upi
Editor: Yusuf Arafah

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button