Benarkah Wabah Covid-19 Bisa Tersebar Lewat Banjir, Begini Penjelasan Dinkes Kaltim


Akurasi.id, Samarinda – Bencana banjir dan wabah Covid-19, dua persoalan ini menjadi momok menakutan bagi warga Samarinda di penghujung Ramadan ini. Terlebih banyak masyarakat yang bertanya-tanya apakah virus corona dapat hidup di dalam air banjir, dan dapat menular kepada warga yang tengah ditimpah musibah banjir?
Menyambut pertanyan dari masyarakat, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Andi Muhammad Ishak menjelaskan, bahwa virus corona tidak dapat hidup di air banjir, sebab virus tersebut hanya bertahan di ruangan gelap seperti di dalam organ tubuh manusia.
“Umumnya material virus yang dikeluarkan melalui droplet yang terkenan banjir akan terendam dan tenggelam dan ikut larut kedalam air banjir, dan lambat laun akan mati,” paparnya saat diwawancarai melalui via grub WhatsApp, (23/5/20).
Di tengah banjir saat ini, warga Samarinda yang tinggal di seputaran Rumah Sakit Rujukan Covid-19 diimbau tak perlu panik, sebab di tengah banjir penyebaran virus corona sangat kecil. Terlebih limbah dari pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit telah ditangani sebagaimana protab Covid-19.
“Jangan khawtir, sebab limbah B3 pasien positif corona di Rumah Sakit Rujukan sudah ditanganin sesuai protab dan limbahnya dimusnahkan dalam tungku Incenerator,” ucapnya.
Seperti diketahui, saat ini banjir masih merendam beberapa titik pemungkiman yang berada di daerah Samarinda. Otomatis ada begitu banyak sampah yang dibawa banjir ke rumah-rumah warga. Hal itu sempat membuat khawatir. Apalagi saat ini wabah Covid-19 msih cukup masih di Samarinda.
Di sisi lain, saat ini air yang ada di Bendungan Lempake sudah berada pada garis warna warna merah atau siaga. Sehingga ditakurkan akan terjadi banjir susulan di sejumlah titik di Kota Tepian –sebutan Samarinda.
Mengingat, Bendungan Lampake adalah titik sentral air yang mengaliri hampir semua daerah aliran sungai (DAS) di Samarinda, termasuk sungai utamanya yakni Sungai Karang Mumus (SKM). (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin