Breaking News: Polisi Ambil Dua Tulang Sampel Jenazah Yusuf untuk Ungkap Penyebab Kematian


Akurasi.id, Samarinda – Tim Inafis Mabes Polri yang dipimpin Kombes Pol, dr Sumy Hastry dengan didampingi Polda Kaltim dan Polresta Samarinda terus bekerja keras melakukan proses autopsi pada jenazah balita Ahmad Yusuf Ghazali (4), Selasa (18/2/20) di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Jalan Damanhuri, Kecamatan Sungai Pinang.
baca juga: Breaking News: Demi Kepentingan Penyelidikan, Polisi Bongkar Makam Yusuf
Lebih kurang dua jam lamanya, polisi dengan saksama melakukan pemeriksaan dengan merangkai sisa belulang jenazah mendiang Yusuf. Setelah autopsi selesai dilaksanakan, aparat kepolisian kembali terpantau menggotong kantong mayat berisikan jenazah Yusuf untuk kembali dikebumikan.
Setelah jenazah kembali dimakamkan, koper kuning dan hitam milik tim Inafis pun segera dikemas. Sedangkan dr Sumy Hastry saat dikonfirmasi awak media masih enggan berbicara banyak. “Biar nanti Kapolres saja,” singkat Hastry.

Sementara itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arief Budiman saat dikonfirmasi menuturkan rangkaian autopsi selama lebih kurang dua jam ini, berjalan lancar tanpa hambatan. Sedangkan dari hasil autopsi lanjutan ini, Tim Inafis diketahui membawa dua potong sampel tulang sisa mendiang Yusuf untuk diteliti lebih lanjut.
“Sampel itu di bawa ke mabes untuk ditindaklanjuti dan mencari kebenaran penyebab kematian,” jelasnya.
Sedangkan untuk sampel tulang yang di bawa, kata Arief, ada dua yakni tulang pangkal leher dan tulang bagian paha mendiang Yusuf. Sedangkan untuk hasil pemeriksaannya, Arief belum mengetahui pasti kapan akan diumumkan oleh Mabes Polri.
“Kita tunggu saja. Yang pasti secepatnyalah. Nanti akan kami sampaikan kalau sudah keluar,” tandasnya.
Sesaat setelah rangkaian autopsi dilakukan, dari pantauan media ini pihak keluarga sempat terpantik emosinya lantaran mendapatkan teguran saat hendak melintas police line.
“Saya ini neneknya, saya cuma mau lihat. Itu kan sudah selesai. Kalau mau tegur ya baik-baik,” ucap wanita paruh baya itu.
Meski sempat memanas namun suasana kala itu bisa dikendalikan dengan pihak keluarga. Pengertian pun diberikan, hingga akhirnya rangkaian proses autopsi benar-benar telah selesai dilaksanakan. (*)
Penulis: Muhammad Upi
Editor: Dirhanuddin