Ditutup Selama 26 Hari, Begini Rincian Pembiayaan hingga Perbaikan Bandara APT Pranoto Samarinda
Akurasi.id, Samarinda – Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Sungai Siring, Samarinda direncanakan resmi ditutup untuk kegiatan operasionalnya, terhitung dari 20 November hingga 15 Desember mendatang. Hal ini disebabkan karena adanya dua pengerjaan proyek besar yang bakal berlangsung selama 26 hari. Antara lain perbaikan taxiway sepanjang 100 meter. Atau biasa disebut jalur gelinding yang menghubungkan landasan pacu dengan apron atau tempat parkir pesawat.
Selain itu, pembenahan juga akan dilakukan dengan memasang Airfield Lighting System (AFL) di jalur runway yang memiliki panjang 2.250 meter. Termasuk juga pada jalur exitway dan apron. Pengumuman ini resmi disampaikan oleh pihak pengelola bandara, Jumat (08/11/19) pukul 15.45 Wita kemarin.
baca juga: Diselimuti Asap Tebal, 23 Penerbangan di Bandara Samarinda Terpaksa Dialihkan
Dalam keterangannya, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi membenarkan terkait pemberitaan sebelumnya yang dirilis oleh Pemprov Kaltim. Hanya saja, waktu rentang ditutupnya operasional saja yang berbeda.
“Rencana penutupan itu betul. Mirip seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Itu dilakukan untuk menginfokan lebih awal. Permasalahan ini sudah dirapatkan. Pelaksanaannya pada 20 November sampai 15 Desember 2019,” ucapnya.
Lebih kurang selama setahun terakhir, Bandara APT Pranoto banyak melakukan operasional penerbangan pesawat besar seperti Boeing dan Airbus. Rutenya pun terus memadat.
Sementara dari sisi material bandara rupanya tak mampu mengimbangi. Sehingga sempat beberapa kali penerbangan ditutup sementara, lantaran taxiway atau jalan gelandang, mengalami kerusakan lebih kurang tiga kali. Serta pemasangan lampu di landasan pacu atau AFL, yang juga kerap menjadi kendala saat cuaca dalam keadaan buruk.
Saat ini, tercatat rata-rata perharinya Bandara APT Pranoto memiliki total 48 movement atau pergerakan penerbangan. “Dalam rangka perbaikan taxiway dan pemasangan AFL,” ucapnya.
Perbaikan Bakal Telan Dana Miliaran Rupiah
Karena sudah dipastikan operasional bandara akan ditutup sementara waktu. Dodi beserta jajarannya saat ini tengah sibuk melakukan sosialisasi. Baik kepada pihak maskapai penerbangan maupun kepada para calon penumpang.
“Kami di perhubungan sana sudah melakukan rapat. Di angkutan udara yang mana hasilnya progres terkait dengan penjualan maskapai tentang dampak nantinya penutupan dan pengalihan,” kata Dodi.
“Sosialisasi dari sekarang kami lakukan selaku pengelola bandara udara. Kami akan membuat NOTAM (Notice To Airmen) secepatnya,” sambungnya.
Secara prosedur setelah 19 November pengalihan penerbangan resmi dilakukan ke Bandara Sepinggan Balikpapan.
“Sepinggan wajib mendukung karena sudah keputusan dirjen. Kami mohon maaf kalau pelayanan terganggu,” jelasnya.
Turut menambahkan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim Salman Lumoindong mengataka, jika semuanya telah masuk dalam perhitungan.
“Secara umum kita sedang menghitung semuanya. Ada air pembuka di dalam tanah yang sulit keluar. Kemudian peningkatan aspal. Dananya Rp 3 miliar dari APBD dan Rp 12 miliar dari APBN dengan total keseluruhan Rp15 miliar,” bebernya, Jumat (08/11/19).
Perbaikan nantinya, kata Salman, tidak boleh dilakukan hanya pada titik rusak. Namun sepanjang 100 meter dari total keseluruhan taxiway yang mencapai 160 meter.
“Diperbaiki 100. ketebalan aspal ditambah 12 cm dan lebar 12 meter,” ucapnya.
Sementara untuk 60 meter sisa dari total keseluruhan taxiway 160 meter masih relatif aman. Untuk pembenahannya, Salman mengaku pihaknya tidak akan mampu melakukannya seorang diri. Bahkan untuk melakukan pengecekan kerusakan.
“Setiap bandara pasti ada teknis perawatan. Sebelum kerja semua disiapkan agar pekerjaannya tidak molor,” ulasnya.
Meskipun dampak dari pengerjaan ini akan membuat operasional penutupan bandara cukup lama. Tapi ditegaskannya, jika hal ini patut dilaksanakan karena untuk kepentingan bersama dalam jangka panjang ke depannya.
“Karena untuk keamanan bersama. Tapi dampak ke depan Samarinda bisa lebih baik lagi,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Upi
Editor: Yusuf Arafah