PeristiwaTrending

Fanny Kondoh Ungkap Perjalanan Haru Kehamilan dan Kepergian Suami di Podcast Denny Sumargo

Perjuangan Fanny Kondoh dalam Program Bayi Tabung

Loading

Akurasi.id – Nama Fanny Kondoh tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah ia menjadi bintang tamu dalam podcast Curhat Bang Denny Sumargo. Dalam episode yang diunggah pada Selasa (18/2), Fanny membagikan kisah emosional tentang perjalanan kehamilannya yang penuh tantangan, serta kehilangan suami tercinta, Hajime Kondoh.

Perjalanan Cinta Fanny dan Hajime Kondoh

Fanny Kondoh, yang memiliki nama asli Sherly Fanny, adalah istri dari almarhum Hajime Kondoh, mantan Presiden Direktur PT Sriboga Marugame Indonesia. Kisah cinta mereka bermula pada tahun 2015 saat Fanny bekerja sebagai kasir di restoran Marugame Udon di Semarang. Saat itu, Hajime Kondoh menjabat sebagai General Manager Marugame Udon.

Meski terpaut usia 25 tahun, keduanya menjalin hubungan serius dan akhirnya menikah pada tahun 2017. Kebersamaan mereka dipenuhi dengan cinta dan perjuangan, terutama dalam usaha mendapatkan keturunan.

Baca Juga  Pembangunan IKN Ditunda, Pemprov Kaltim Tunggu Keterangan Resmi Pemerintah Pusat

Perjuangan Mendapatkan Keturunan

Setelah menikah, Fanny mengaku mengalami kesulitan untuk hamil. Ia dan suaminya mencoba berbagai metode, termasuk program bayi tabung. Pada tahun 2019, Fanny memulai proses IVF (In Vitro Fertilization). Beberapa kali usaha mereka berakhir dengan keguguran.

Di tengah perjuangan mereka, Hajime Kondoh didiagnosis mengidap kanker. Dokter memvonis bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Mengetahui kondisinya, Hajime terus meminta Fanny untuk melanjutkan program bayi tabung. Namun, mereka juga harus berkejaran dengan waktu karena peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa embrio transfer hanya bisa dilakukan jika kedua pasangan masih hidup dan bersama.

Baca Juga  Kisah Inspiratif Niatus Sholihah: Dari Dibuang Orang Tua Menjadi Staf Utusan Khusus Presiden

“Kalau suami meninggal, bisa embrio transfer enggak? (kata dokter) Enggak bisa. Harus dua-duanya bersama, aturan negara. Meninggal atau cerai (tidak bisa embrio transfer). Makanya aku ngejar waktu,” ungkap Fanny dalam podcast Denny Sumargo.

Kehilangan Suami dan Kehamilan yang Dinanti

Fanny akhirnya berhasil menjalani prosedur embrio transfer. Saat itu, Hajime Kondoh dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan medis. Seminggu setelah prosedur, Hajime yang sedang dalam sakaratul maut menyentuh perut Fanny dan berdoa, “Ya Allah lindungilah anak dan istriku. I’m okay if I have to go, but protect my wife and my baby.”

Pada 15 Oktober 2024, Hajime Kondoh meninggal dunia sebelum mengetahui apakah usaha mereka berhasil atau tidak. Beberapa minggu setelah kepergian suaminya, Fanny mendapatkan kabar bahagia bahwa ia benar-benar hamil.

Baca Juga  Polisi Amankan Sopir Tabrakan Tunggal yang Sebabkan Kebakaran di Samarinda

Sebelum meninggal, Hajime sudah menyiapkan nama untuk calon anak mereka. “Dia tahu aku akan hamil dan dia sudah prepare nama yang pakai kanjinya apa,” ungkap Fanny sambil menangis. Nama yang dipilih adalah Kazuki, yang memiliki arti ketenangan dan kebahagiaan bagi semua orang.

Dukungan Publik untuk Fanny Kondoh

Curahan hati Fanny Kondoh dalam podcast Denny Sumargo menuai banyak simpati dari publik. Banyak netizen yang memberikan dukungan dan doa untuk kesehatan serta kebahagiaan Fanny dan bayi yang dikandungnya.

Kini, Fanny Kondoh tengah memasuki usia kehamilan enam bulan. Ia berusaha tetap kuat demi calon buah hatinya, Kazuki, dan melanjutkan kehidupan dengan semangat serta cinta yang telah diwariskan oleh suaminya, Hajime Kondoh.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button