KesehatanTrending

Ilmuwan China Ciptakan Virus Ebola Mutan yang Lebih Mematikan

Loading

Akurasi.id. Jakarta – Ilmuwan China di Universitas Kedokteran Hebei telah berhasil merekayasa virus Ebola di laboratorium, menghasilkan virus yang menimbulkan gejala mengerikan dan mematikan pada hamster. Temuan ini mengundang perhatian global karena berpotensi mengubah cara penanganan dan penelitian terhadap Ebola di masa depan.

Penelitian di Universitas Kedokteran Hebei

Sebuah tim peneliti di Universitas Kedokteran Hebei menggunakan vesicular stomatitis virus (VSV), yang direkayasa untuk membawa glikoprotein dari virus Ebola. Glikoprotein ini memungkinkan virus menginfeksi sel dan menyebar ke seluruh tubuh. Virus tersebut disuntikkan pada sepuluh hamster, terdiri dari lima betina dan lima jantan, yang semuanya berumur tiga minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hamster betina mati dalam dua hingga tiga hari, sementara tiga dari lima hamster jantan mati lebih dari tiga hari setelah terinfeksi. Dua hamster jantan yang selamat menunjukkan peningkatan berat badan sebesar 20 persen setelah infeksi.

Baca Juga  Ojol Geruduk Rumah Emak-emak Setelah Berkomentar Kasar di Chat

Gejala Mengerikan dan Penyebaran Virus

Hamster yang terinfeksi virus hasil rekayasa ini mengalami penyakit sistemik parah yang mirip dengan gejala pada pasien Ebola manusia, termasuk kegagalan multi-organ. Gejala lainnya adalah keluarnya cairan dari mata, yang mengganggu penglihatan dan menimbulkan keropeng di permukaan bola mata. Penurunan suhu rektal dan berat badan hingga 18 persen juga tercatat pada semua hamster betina yang terinfeksi.

Peneliti menemukan virus terakumulasi di berbagai organ hamster yang mati, termasuk jantung, hati, limpa, paru-paru, ginjal, lambung, usus, dan jaringan otak. Kadar tertinggi virus ditemukan di hati dan terendah di otak, menunjukkan penyebaran virus yang luas dalam tubuh.

Jasa SMK3 dan ISO

Keamanan Laboratorium dan Kekhawatiran Global

Percobaan ini dilakukan di fasilitas Biosafety Level 2 (BSL-2), meskipun virus Ebola biasanya memerlukan fasilitas dengan keamanan Biosafety Level 4 (BSL-4). Para peneliti memilih menggunakan VSV yang telah direkayasa karena tidak memerlukan laboratorium dengan keamanan tinggi. Meskipun demikian, percobaan ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi kebocoran laboratorium dan risiko keamanan biologis.

Baca Juga  Banjir dan Longsor Terjang Kabupaten Bogor, 204 Warga Mengungsi

Para peneliti menekankan bahwa tujuan mereka adalah menemukan model hewan yang tepat untuk meniru gejala Ebola di laboratorium dengan aman. Penelitian ini memberikan evaluasi praklinis yang cepat terhadap tindakan medis untuk pasien Ebola, membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik tentang virus mematikan ini dan pengembangan strategi pengobatan yang efektif.

Kesimpulan dan Implikasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan China ini menunjukkan bahwa rekayasa virus Ebola dengan menggunakan glikoprotein dari virus tersebut dapat menghasilkan gejala yang mengerikan dan menyebabkan kematian cepat pada hewan percobaan. Hasil ini memberikan wawasan penting untuk pengembangan model hewan dalam studi Ebola, namun juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi kebocoran dan risiko keamanan.

Baca Juga  Cari Potongan Tubuh Jenazah Balita Tanpa Kepala, Petugas Gabungan Sisir Sungai

Penelitian ini diharapkan dapat mempercepat kemajuan teknologi dalam menghadapi penyakit virus Ebola dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana virus ini dapat ditangani di masa depan.(*)

Penulis: Ani
Editor: Ani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button