Imbas Virus Corona, Stok Masker di Bontang Menipis, Banyak Dikirim ke China


Akurasi.id, Bontang – Merebaknya kasus virus corona rupanya berimbas hingga ke Kota Taman -sebutan Bontang. Terbukti dengan meningkatnya penjualan masker di apotek-apotek. Bahkan, stok masker di beberapa apotek yang ditemui Akurasi.id pun menipis hingga mengalami kekosongan stok.
baca juga: Tepis Stok Darah Selalu Kosong, PMI Bontang Siasati dengan Stok Emergency
Seperti di Apotek Karunia. Saat ini stok masker hanya tersisa satu kotak saja. Tipe yang ada hanya jenis masker biasa sekali pakai. Sedangkan masker tipe N95, tidak pernah tersedia di Apotek yang berlokasi di Jalan Brigjend Katamso ini. Lantaran tipe N95 selama ini jarang yang mencari.
Ratna, karyawan Apotek Karunia mengatakan, kasus virus corona sangat berpengaruh terhadap penjualan masker di tempatnya bekerja. Sebelum berita virus yang berasal dari Kota Wuhan, China itu merebak, penjualan masker untuk satu kotak bisa habis sekira satu mingguan. Sementara itu, setelah kasus corona ini santer, begitu barang datang langsung habis.
“Banyak yang pesannya berkarton-karton,” ujar perempuan berhijab ini.
Sama halnya di Apotek Kimia Farma. Kasus corona juga berimbas terhadap penjualan masker. Tipe masker N95 yang dijual pun saat ini mengalami kekosongan stok.
Dijelaskan Flora, asisten Apoteker yang berlokasi di Jalan Brigjend Katamso itu, saat ini apotek tempatnya bekerja sedang memesan masker yang dibanderol Rp15 ribu di distributor. “Sampai sekarang belum datang juga. Mungkin dua atau tiga minggu lagi,” ujarnya.
Ditambahkannya, sebelum santer berita corona penjualan masker di Apotek Kimia Farma sudah tinggi. Tapi semenjak kasus ini merebak, penjualan jadi lebih meningkat drastis.
Begitu pula dengan Apotek Medica Utama. Saat ini juga mengalami menipisnya stok masker. Menurut Ulfa, Apoteker di apotek yang berlokasi di Jalan HM Ardans itu, sejak ramainya corona, masker yang dijualnya lebih cepat habis daripada biasanya. Masker yang dijual tipe biasa sekali pakai. Sedangkan tipe N95 tidak pernah dijual karena tidak pernah ada yang mencari.
Dijelaskannya lagi, saat ini distributor di Samarinda tempatnya biasa memesan masker juga sedang mengalami kekosongan stok. Hingga dirinya tidak mampu memenuhi permintaan dalam jumlah banyak.
“Pernah ada yang mau pesan sampai ribuan karton, tapi tidak kami sanggupi. Karena stok kosong di distributor,” jelas Ulfa.
Mayoritas Pemesan TKA, Sebagian Dikirim ke China

Dari penuturan karyawan, asisten apoteker, maupun apoteker yang dihimpun oleh Akurasi.id di berbagai apotek, ditemukan bahwa kebanyakan pembeli masker tersebut adalah Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ataupun warga lokal yang memiliki keluarga di China.
Seperti dituturkan Ratna, dirinya sering mendapati para pembeli masker yang berbahasa mandarin. Terkadang datang seorang diri, terkadang pula rombongan. Di dampingi pula oleh penerjemah untuk mengalih bahasakan maksud mereka membeli masker.
“Pernah mereka datang satu bus ke apotek kami,” ujar Ratna.
Dikatakannya, mereka kerap membeli dalam jumlah banyak. Sering pula membeli berkarton-karton. Tujuannya untuk dikirim ke keluarganya di China, ada juga yang mendonasikan untuk warga China.
“Tapi ada juga yang dikirimkan ke Jakarta. Melalui agen di sana masker-masker itu dikumpulkan untuk dikirim ke China,” tutur Ratna.
Sama halnya dengan Ulfa. Dikatakannya pernah ada pemesan yang ingin membeli dalam jumlah besar. Namun tidak disanggupinya karena kosongnya stok di distributor Samarinda.
Dijelaskannya, tujuan pemesan tersebut membeli dalam jumlah besar adalah untuk didonasikan ke China. “Saya tidak tahu apakah yang memesan itu TKA China atau warga lokal,” bebernya.
Pemesanan Tinggi Tidak Pengaruhi Harga
Selain kosongnya stok masker, isu yang beredar di media-media adalah seputar naiknya harga-harga masker. Bahkan meningkat berkali-kali lipat. Namun melangitnya harga masker di Pulau Jawa tersebut ditepis apotek-apotek di Kota Taman. Karena harga-harga masker yang dibanderol di Bontang masih tetap sama seperti biasa. Tidak ada kenaikkan harga.
Flora menyebut, harga masker N95 yang dijualnya masih tetap Rp15 ribu per lembar. Sedangkan masker biasa sekali pakai hanya Rp1.000 per lembar. Apoteknya tidak pernah menaikkan harga karena harga dari distributor juga tidak naik.
“Kalau dari distributor tidak naik, ya kami tidak naikkan harga,” sebutnya.
Sama halnya juga dengan di Apotek Karunia dan Apotek Medica Utama, Pisangan. Harga masker biasa sekali pakai dijual Rp1.000 per lembar, masih sama seperti biasanya sebelum berita corona merebak. Mereka tidak menaikkan harga juga dengan alasan yang sama. Lantaran dari distributor tidak menaikkan harga. (*)
Penulis: Yusva Alam
Editor: Dirhanuddin