
Kawasan Malioboro Jogjakarta kini lebih bersih dan tertata. Suasana baru kawasan Malioboro Jogjakarta ini pasca relokasi PKL
Akurasi.id, Jogjakarta – Kawasan Malioboro, Yogyakarta, kini memiliki suasana baru setelah sejumlah pedagang kaki lima (PKL) direlokasi.
Berdasarkan surat edaran nomor 430/1.31/SE Disbud/2022 tentang Pelaksanaan Penataan Kawasan Khusus Pedestrian Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulyo, Pedagang Kaki Lima (PKL) melarang melakukan aktivitas jual beli di sepanjang lorong jalan.
Saat ini seluruh PKL Malioboro pindah ke Teras Malioboro I eks Dinas Pariwisata DIY dan Teras Malioboro II eks Gedung Bioskop Indra.
Peresmian dua lokasi itu oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan HB X pada Rabu (26/1).
Lokasi Baru PKL Malioboro, Ruangan AC, Ada Eskalator
Perkiraan ada 2 ribu pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya ada di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, DIY, kini sudah relokasi ke gedung Bioskop Indra dan eks gedung Dinas Pariwisata.
Gedung eks Bioskop Indra sekarang bernama Teras Malioboro I sedangkan eks Gedung Dinas Pariwisata bernama Teras Malioboro II.
Teras Malioboro, konsepnya industrialis. Terlihat dari luar bangunannya sebagian besar terbalut kaca layaknya pabrik-pabrik modern.
Suasana dalam terbalut industrialis mayoritas ornamen di sana dicat hitam dan cokelat. Meski berkonsep industrialis, namun suasana sejuk berada di dalam Teras Malioboro karena berhembus pendingin alias AC sentral.
Pengunjung juga lebih nyaman dengan kehadiran eskalator alias tangga berjalan. Jadi tidak lelah ketika ingin muter-muter ke dalam gedung tiga lantai itu.
Tiap-tiap stan juga berdesain konsep minimalis. Konsepnya terlihat seperti mal, dan bukan PKL pinggir jalan pada umumnya.
Pendorong Gerobak PKL Malioboro Menganggur Usai Adanya Relokasi
Pendorong gerobak pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro kini menganggur setelah adanya relokasi ke Teras Malioboro 1 dan 2. Bagaimana tidak, mereka yang biasanya mendorong gerobak penjual dari gudang ke lapak di area lorong pertokoan kini tak bisa lagi melakukan pekerjaan mereka.
Pendorong gerobak PKL di Malioboro meminta Pemkot Yogyakarta menyediakan lapangan kerja bagi mereka atau setidaknya bantuan agar mereka bisa bertahan secara finansial. Ketua Paguyuban Pendorong Gerobak PKL Malioboro, Kuat Suparjono menyampaikan pokok dalam audiensi ialah jaminan pekerjaan.
“Kami berharap bisa mendapatkan pekerjaan lagi,” ujar Kuat pada Senin (7/2/2022) di Kompleks Balai Kota.
Dia menuturkan bahwa ada anggotanya yang tidak punya pendapatan sejak PKL di Malioboro terrelokasi. Karenanya, sejumlah pihak yang tergabung dalam paguyuban itu meminta agar para pendorong gerobak juga kebagian lapak di Teras Malioboro 1 dan 2.
“Kalau bisa bergabung dengan teman di Teras Malioboro 1 dan 2 mendapat lapak gitu. Kalau memang mentok nggak bisa, ya syukur-syukur pekerjaan yang lain,” harapnya.
Menanggapi audiensi tersebut, Asisten Sekretaris Daerah (Assekda) III Bidang Administrasi Umum, Kris Sarjono Sutejo mengatakan bahwa permintaan dari paguyuban pendorong gerobak akan bahas dengan Pemda DIY.
“Masukan kita terima, akan kita komunikasikan ke Pemda DIY. Langkah terbaik seperti apa, tentunya bakal ada beberapa pilihan buat para pendorong gerobak ini, dan nantinya akan jadi salah satu item pertimbangan yang kita tetapkan dengan Pemda DIY,” jelasnya. (*)
Sumber: Kumparan.com
Editor: Redaksi Akurasi.id