Kebijakan Protokol Covid-19 Beri Dampak Terhadap Melandainya Harga Barang di Kaltim


Kebijakan Protokol Covid-19 Beri Dampak Terhadap Melandainya Harga Barang di Kaltim. Mulai banyaknya pasokan terhadap sejumlah komoditas juga ikut memberikan imbas pada melandainya deflasi di Kaltim.
Akurasi.id, Samarinda – Kebijakan Protokol Covid-19 Beri Dampak Terhadap Melandainya Harga Barang di Kaltim. Kondisi ekonomi Kaltim tampaknya mulai perlahan membaik meski saat ini bayang-bayang pandemi Covid-19 belum akan berlalu. Perbaikan kondisi ekonomi itu ditunjukan dengan adanya penurunan harga dan nilai uang yang terus bertambah. Artinya, deflasi Kaltim mulai melandai, begitu istilah Bank Indonesia.
Baca juga: Mark Up Perusahaan Cara Direktur dan Komisaris PT AKU Gelapkan Rp27 Miliar Dana Pemprov Kaltim
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim Tutuk SH Cahyono menjelaskan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim September 2020 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,18 persen, tidak sedalam bulan sebelumnya sebesar -0,40 persen.
Menurutnya, secara tahunan, inflasi İHK Oktober 2020 tercatat sebesar 0,60 persen. Sementara inflasi tahun kalender sebesar 0,1 6 persen. Berdasarkan kelompok pengeluarannya, deflasi Oktober 2020 bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat -0,51 persen. Kelompok transportasi juga mengalami deflasi sebesar -0,30 persen.
“Deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan oleh produksi sejumlah komoditas yang berlimpah di tengah daya beli konsumen yang masih terbatas,” ungkap Tutuk dalam rilisnya, Selasa (3/11/2020).
Dia menjelaskan, berdasrakan survei konsumen Bank Indonesia Oktober 2020 tercatat 73,17 turun dari bulan sebelumnya 82,17. Hal ini juga dikonfirmasi dengan indeks penjualan real dalam survei penjualan eceran Bank Indonesia yang mencatatkan kontraksi sebesar -2,8 persen pada Oktober 2020 dari 57,4 persen ke 54,6 persen.
Selain kelompok makanan, minuman, dan tembakau, lanjutnya, kelompok transportasi juga masih melanjutkan tren deflasi akibat mobilitas masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19. Kemudian berdasarkan komoditasnya, daging ayam ras ikut mengalami deflasi sebesar -0,062 persen.
“Konsumsi daging ayam ras yang masih rendah menjadikan pedagang menjual dengan margin yang cukup tipis untuk memastikan stok tetap habis. Selain itu, pembelian partai besar yang umumnya dilakukan oleh penyedia jasa katering/restoran/hotel juga belum tinggi,” tuturnya.
Komoditas lain yang juga mengalami deflasi yakni tomat sebesar -0,017 persen akibat meningkatnya pasokan. Namun demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga pada kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen karena kebijakan penerapan protokol kesehatan yang meningkatkan permintaan pada kelompok kesehatan.
“Untuk memastikan pasokan dan harga bagi masyarakat berada dalam rentang harga normal, TPID di wilayah Kaltim sudah berkoordinasi untuk menghubungkan produsen di Kaltim langsung dengan sejumlah toko mitra petani,” katanya.
Harapannya, upaya ini dapat mengurangi ketergantungan dengan pasokan luar daerah serta memberikan akses masyarakat terhadap produk dengan kualitas yang lebih baik dan segar. (*)
Penulis: Redaksi Akurasi.id
Editor: Dirhanuddi